***
Max, Tara, Jordan, Felix beserta Rafael menunggu cemas di depan ruangan tempat Alexa di periksa dokter.
Satu jam lalu dokter mengatakan jika keadaan Alexa kritis karna pendarahan di kepalanya dan benturan keras pada rahimnya dan membutuhkan darah yang terbilang cukup langka AB+, beruntung saja golongan darah Alexa dan Rafael sama, jadi dengan mudah Rafael bisa memberikan darahnya untuk Alexa.
Rafael masih bisa mernafas lega saat dokter mengatakan jika Alexa dan bayinya baik-baik saja, karna transpulasi darah darinya, jika darah Rafael dan Alexa tidak sama. Ntah apa yang akan terjadi pada Alexa nanti. Tapi rafael tak bisa membawa alexa pulang karna dokter harus terus memperhatikan pendarahan Alexa.
Kelima orang itu berdiri dari duduknya saat dokter beserta perawat keluar membawa Alexa ke ruang rawat inap.
Saat Alexa sudah di pindahkan teman-teman Rafael beserta Tara ijin pulang dan berpesan pada Rafael untuk lebih berhati hati lagi.
Rafael sudah berhati-hati. Kejadian hari, hanya di luar perkiraannya. Atau mungkin, karna Rafael yang lengah, karna terlalu memikirkan Alexa.
"Jordan" orang yang di panggil langsung menengok dan mengangguk.
"Tenang saja, aku sudah menempatkan para wanita itu di kandang leo."
Rafael mengangguk dan berkata "terus awasi pergerakan musuh. Jangan sampai kita kecolongan lagi, aku tak ingin mereka masuk menyusup kedalam rumahku lagi. Dan ya, Alexa tak boleh tahu tentang hal ini."
'Biarkan saja Alexa membenciku. Itu, pantas untuk ku dapatkan, darinya'
Jordan mengangguk dan kembali melanjutlan langkahnya meninggalkan Rafael sendiri.
Rafael hanya menghelanafas dan menyugar rambutnya yang sudah lepek karna keringat, lalu masuk kedalam kamar Alexa dan mendudukan dirinya di kursi samping Alexa berbaring.
Menggenggam lengan Alexa yang terbebas dari segala alat dan mengecup punggung tangan Alexa beberapa kali. "Maaf, lain kali aku akan lebih berhati-hati lagi. Kamu boleh membenciku, marahi aku. Lakukan apapun sampai kamu puas. Bahkan, kamu boleh membunuhku"
***
"Rafael meminta kita untuk melakukan transaksi malam ini, dan kita juga harus meruntuhkan perusahaan Rey dan segala tetekbengek-nya. Benar-memusingkan" Max menggaruk rambut belakangnya yang tak gatal.
Jordan mengangguk dan tetap pokus pada laptopnya. Dirinya beserta teman-temannya sedang berada di ruang kerja Rafael dan mencoba meretas keamanan perusahaan Rey yang statusnya musuh Rafael di dunia bisnis maupun di dunia bawah (mafia) sama halnya seperti Agler dulu.
Ditambah sebagian musuh-musuh rafael sudah mengetahui tentang Alexa yang menjadi titik kelemahan Rafael.
Keamanan yang mereka buat dulu teretas oleh Rey tanpa sepengetahuan mereka dan berakhir dengan kedatangan Anna yang memasuki rumah Rafael dan mencelakai Alexa. Rafael mengatakan jika ia sangat yakin Rey akan melakukan apa saja untuk menghancurkannya termasuk melalui Alexa.
Rafael siap kapan saja untuk melubangi kepala mereka satu persatu yang berniat menyentuh Alexa seujung kuku saja.
"Aku sudah meretas keamanan mereka, hanya tinggal menunggu perintah Rafael untuk bergerak." Max dan Felix hanya mengangguk mengerti.
***
Keesokan harinya, Alexa sadar. Alexa bingung kenapa ia bisa berada di rumah sakit. Lalu ingatannya berputar pada kedua pelayan yang menyeretnya dan... Annabelle itu.
Alexa meringis sakit saat berusaha bangun untuk duduk. Kepalanya terasa berdenyut dan berputar ditambah perutnya yang terasa keram saat dirinya bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boyfriend [TAMAT]
Ficção GeralAlexa Diamon Rose. Gadis yang menjadi incaran seorang Rafael Adelio Raharja, seorang yang tak mengenal kata penolakan merasa tertantang karna ditolak oleh seorang gadis yang tak sengaja ia tubruk di tengah jalan. Perasaan nyaman dan debaran yang ra...