"Kalau begitu aku akan meminta Shin Ahjussi—... Jaehyun-ssi tidak perlu memaksakan di—... halo? Jaehyun-ssi? Jaehyun-ssi?!"
Taeyong menjauhkan ponselnya dari telinga dan memandang layar dengan bingung. Dia sudah sampai di Seoul dan tiba lebih awal dari yang diperkirakan. Jaehyun yang sudah berjanji—memaksa—akan menjemputnya lupa Taeyong kabari, jadi Taeyong terjebak untuk sementara di stasiun. Lee Biseo sudah Taeyong suruh untuk pulang lebih dahulu berhubung anak pria itu terus menghubungi dan meraung-raung kepada ayahnya tersebut.
Taeyong bisa saja meminta supir keluarganya untuk menjemputnya, Taeyong yakin ibunya tidak akan keberatan jika Taeyong meminjamnya sebentar, tapi Jaehyun benar-benar memaksakan diri untuk menjemput Taeyong.
Taeyong menghela nafasnya, "Apa yang kau bayangkan? Dia memang terlalu baik." Dia bergumam.
Berhubung Jaehyun masih memiliki pekerjaan tersisa dan jarak antara stasiun dan kantor suaminya itu cukup jauh, Taeyong mencari sebuah coffee shop untuk dia tumpangi hingga Jaehyun menjemput.
Satu latte dan satu americano berdiri di hadapan Taeyong yang duduk dengan tangan disilangkan. Latte untuk dirinya dan americano untuk Jaehyun. Selama tujuh bulan lebih pernikahan mereka, Taeyong menyadari bahwa Jaehyun sangat menyukai americano. Taeyong tidak mengerti bagaimana lidah pria itu kuat dengan kopi pahit, mungkin akan Taeyong tanyakan nanti berhubung Jaehyun pernah berkata bahwa Taeyong bisa menanyakan apa saja kepadanya.
"Oh? Lee Taeyong?"
Mendengar namanya dipanggil, Taeyong menoleh. Seorang pria jangkung dengan wajah blasteran berdiri tidak jauh darinya. Mulanya Taeyong tidak bisa mengingat siapa pria itu, hingga pria itu melambaikan tangannya dan Taeyong langsung teringat. Pria ini Seo Youngho atau Johnny Seo, teman satu sekolahnya ketika bangku menengah atas, sekaligus seseorang yang giat mengejar Taeyong saat itu.
"Long time no see, kau masih sama menawannya seperti dulu." Pria berambut cukup panjang itu mendekati Taeyong. Sebenarnya Taeyong tidak terlalu menyukai Johnny karena pria ini senang sekali menggoda dan senang sekali bersikap sok dekat dengan Taeyong. Namun karena ini pertemuan pertama mereka setelah bertahun-tahun lamanya, Taeyong akan bersikap baik.
"Senang bertemu denganmu, Youngho."
Johnny menarik kursi di seberang Taeyong dan duduk tanpa persetujuan Taeyong. Taeyong melihatnya mengerutkan dahinya, menunjukkan ketidaksukaannya.
"Kau masih sama seperti dulu, sulit untuk didekati."
"Kau juga sama seperti dulu, tidak tahu batasan."
Johnny tertawa, tangannya melambai dan kepalanya digelengkan. "Oho, sekarang aku tahu batasan. Don't wanna make my prince angry."
Kerutan di dahi Taeyong makin dalam. Jangan bilang yang dimaksud Johnny itu dirinya? Jika begitu, apa bedanya?! Seo Youngho masih tidak tahu batasan!
"Kau—"
"Oh, jangan marah. Aku tidak menggodamu. Yang kumaksud itu pasanganku."
Johnny menoleh dan menggunakan dagunya untuk menunjuk seseorang yang berdiri di kasir, sedang memberikan uang untuk kasir yang bertugas. Taeyong melirik lelaki yang tampak pendek itu dan membalas singkat, "Oh."
"Kami akan menikah bulan depan. Aku akan menunggu kehadiranmu dan suamimu."
Taeyong hanya mengendikkan bahunya. "Aku akan lihat jadwalku terlebih dahulu."
Pria berambut pirang itu terkekeh. "Owh, persis seperti dulu."
Taeyong hendak membalas, tapi perhatiannya tertuju kepada seorang pria dengan setelan lengkap yang berlari ke arahnya. Rambutnya berantakan, mungkin karena terlalu bersemangat berlari dan wajahnya tampak senang ketika manik mereka bertabrakan.
Satu sudut bibir Taeyong tertarik. Lucu melihat Jaehyun seperti itu, rasanya seperti melihat anak anjing yang senang melihat majikannya pulang.
"Apa kau menunggu lama?" Jaehyun bertanya dengan nafasnya yang terengah-engah dan Taeyong terpaku melihatnya.
Apa-apaan?! Kenapa jika Jaehyun yang seperti itu malah tampak tampan, tapi jika dia yang seperti itu malah tampak seperti pekerja romusha?!
Taeyong menggeleng kecil, untuk menjawab pertanyaan Jaehyun sekaligus menyadarkan dirinya sendiri. "Ayo kita pulang." Tangannya mengambil latte dan americano yang ada di atas meja.
"Eii, jadi aku tidak dianggap?"
Taeyong menatap datar Johnny dan bangun dari duduknya. "Selamat untuk pernikahanmu. Berikan salamku untuk pasanganmu."
Taeyong melangkah pergi bersama Jaehyun setelah Johnny membalas dengan mengangkat tangannya.
"Taeyong-ssi, tadi itu Seo Youngho bukan?"
Taeying melirik Jaehyun dan mengangguk. "Ya. Kau kenal dia?"
Jaehyun mengendikkan bahunya. "Tidak kenal, hanya tahu."
Taeyong mengangguk-angguk kecil. Tadinya dia ingin membungkam mulutnya, tapi dia terpikirkan sesuatu.
"Jaehyun-ssi, kau tidak sedang rapat atau semacamnya ketika kuhubungi bukan?" matanya memicing begitu suaminya itu terkekeh canggung.
"Bukan rapat... hanya konferensi pers untuk mengenalkan—"
"Jaehyun-ssi—"
"Ayah sama sekali tidak keberatan dan sekretarisku sudah menggantikanku." Jaehyun memotong dengan cepat.
Taeyong berdecak beberapa kali seraya menggelengkan kepalanya. "Ini terakhir kalinya, oke ? Lain kali biarkan aku menghubungi Shin Ahjussi."
Jaehyun menoleh dengan satu tangannya yang terbebas diangkat untuk memberikan hormat kepada Taeyong. Bibir pria itu tertarik begitu lebar. "Siap, kapten."
Suasananya hening ketika mereka berada di dalam mobil, tapi sama sekali tidak terasa canggung. Taeyong tersenyum kecil menyadari hal tersebut. Akhirnya setelah tujuh bulan lebih menikah, kecanggungan mereka bisa runtuh.
"Ah, aku sedikit sedih selama kau pergi." Jaehyun membuka mulutnya.
Taeyong tidak menjawab, hanya menoleh dan memberikan wajah penasaran. Jaehyun pun menoleh sesaat. Taeyong bisa melihat kekecewaan di wajah suaminya itu.
"Kau tidak menghubungiku sama sekali. Kupikir walaupun kau merasa canggung, kau akan tetap menghubungiku. Aku sedih dan kecewa, Taeyong-ssi."
Nafas Taeyong secara tidak disadari akibat rasa bersalah. Jadi Jaehyun berharap Taeyong menghubunginya? Tidak terpikirkan sama sekali oleh Taeyong. Selain karena sibuk, Taeyong pikir mereka tidak sedekat itu hingga harus menghubungi satu sama lain. Tunggu... jadi Jaehyun menganggap mereka dekat? Taeyong jadi tampak jahat sekarang.
Taeyong berdeham kecil. "Maaf."
Jaehyun menggeleng. "Tidak kumaafkan kecuali jika kau menurutiku seharian hari Minggu nanti."
Taeyong mengerutkan dahinya. Terheran, tapi tidak menanyakannya. Taeyong sudah tahu Jaehyun adalah pria aneh yang menawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ocean Deep [JaeYong] ✓
Fanfiction✨A Story by Z✨ Mungkin jika Taeyong sudah tidak bisa menahan malunya hingga ingin bercerai dengan pria yang hampir sempurna ini, alasan atas gugatannya adalah "Rasa malu akibat memiliki suami yang serba bisa." ▶️JaeYong ▶️NCT ⚠️BxB [210823] #3 in j...