T-10

1.2K 199 9
                                    

Taeyong memandangi undangan yang diberikan kepadanya dengan tatapan serius. Lee Biseo yang berdiri di depan Taeyong sampai menelan salivanya dengan susah payah akibat aura Taeyong yang mencekam.

"A-apa undangan itu hal yang buruk?"

Taeyong melirik Lee Biseo dan menggeleng. "Bukan hal yang buruk, tapi aku sedang menimbang apakah aku harus datang atau tidak."

Lee Biseo menghela nafasnya lega. "Maaf jika lancang, tapi bukankah Seo Youngho adalah teman sekolah Anda, Hoejangnim?"

Taeyong menggeleng. "Dia hanya pria menyebalkan yang selalu mengusikku di sekolah. Bagus jika ada yang bisa menghentikan sifat penggodanya itu, aku ingin berterima kasih kepadanya, tapi aku tidak yakin aku akan tahan melihat wajah Youngho." Taeyong bergidik ngeri mengingat bagaimana Johnny menggodanya dulu.

"Kalau begitu Hoejangnim tid—"

Dering nyaring berasal dari meja Lee Biseo memotong ucapan Lee Biseo. Pria itu berjalan ke mejanya dan mengangkat teleponnya.

"Oh? Baiklah."

Taeyong melempar undangan pernikahan Johnny ke atas mejanya dan memusatkan perhatiannya kepada Lee Biseo yang menutup telepon.

"Ada apa?"

"Tuan Jung datang untuk menemuimu, Hoejangnim."

Jaehyun?

Taeyong melihat jam tangannya dan mengerutkan dahinya. Masih pukul tiga petang, seharusnya Jaehyun bekerja.

"Biar aku yang menemuinya."

Undangan di meja Taeyong ambil kembali sebelum dia melangkah keluar dari ruangannya. Rasa penasarannya semakin membuncah di setiap langkahnya.

Hingga akhirnya Taeyong melihat Jaehyun berdiri di ruang tunggu khusus tamu yang ada di lobi. Rambutnya yang tadi pagi Taeyong lihat masih berwarna merah muda sudah kembali berganti menjadi hitam. Suaminya itu duduk begitu tenang dengan kaki yang disilangkan, membaca koran yang kantor Taeyong sediakan di ruang itu.

Langkah Taeyong terhenti karena terpaku pada paras suaminya.

T-tidak adil! Mengapa bisa setampan itu?!

Lamunan Taeyong buyar begitu Jaehyun melambai seraya tersenyum padanya di dalam sana. Taeyong memijat batang hidungnya untuk menyadarkan diri, setelah itu menghampiri Jaehyun.

"Kupikir sekretarismu yang akan turun."

Taeying berdeham kecil. "Ada yang ingin kubicarakan."

Jaehyun menepuk tempat kosong di sebelahnya, meminta Taeyong untuk duduk di sampingnya. Taeyong memberikan undangan di tangannya terlebih dahulu kepada Jaehyun sebelum duduk di sebelah pria itu.

"Sebenarnya ada yang ingin kuberitahu, tapi apa ini?" Jaehyun menepuk undangan putih di tangannya.

"Undangan dari Youngho. Apa menurutmu aku harus datang?"

Jaehyun membaca sekilas undangan tersebut, kemudian mengendikkan bahunya. "Itu terserah padamu, Taeyong-ssi. Namun, tidak ada salahnya datang. Itu bukan seperti Seo Youngho adalah mantan kekasihmu bukan?"

Memang mereka bukan mantan kekasih atau semacamnya, hanya saja Taeyong jengah melihat wajah pria itu. Namun, Johnny tidak mungkin berkeliaran di acara sakral seperti pernikahan dan pria itu sudah 'bertobat'. Sayangnya, Taeyong tidak memiliki banyak teman di bangku menengah atas. Tolong dicatat, Taeyong memiliki teman, tapi keduanya ada di luar negeri dan entah akan datang atau tidak. Jika mereka tidak datang Taeyong akan seperti lalat yang berkeliaran tanpa arah di acara itu.

Ocean Deep [JaeYong] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang