Taeyong mengerutkan dahinya begitu dalam. Hari ini untuk suatu alasan yang tidak Taeyong ketahui, Jaehyun melarangnya untuk keluar dari rumah.
"Kenapa?"
"Ah, maaf, tidak hanya hari ini, tapi untuk seminggu ke depan."
Taeyong pikir kerutannya tidak dapat lebih dalam lagi, jadi Taeyong memijat batang hidungnya dan mendesah kasar. "Kenapa, Jaehyun-ssi?"
Jaehyun yang sedang mencuci piring berbalik dan memberikan senyumnya kepada Taeyong. "Untuk suatu alasan penting yang tidak bisa kuberi tahu."
"Mengapa tidak bisa kau beri tahu?"
Jaehyun kembali berbalik, pria itu tidak menjawab. Suara air mengalir menjadi satu-satunya suara yang menghiasi keheningan di antara pasangan tersebut. Taeyong kembali menghela nafasnya. "Jaehyun-ssi, ini menyangkut hidupku, tentu aku harus tahu alasannya."
Jaehyun terdiam beberapa lama sebelum berbicara dengan nada hangat seperti biasanya. "Aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Taeyong-ssi."
Taeyong menggeleng. "Itu tidak masuk akal, Jaehyun-ssi. Aku akan tetap berangkat jika itu alasanmu."
Taeyong baru beranjak dari bangkunya, tapi Jaehyun bergerak cepat untuk menahannya dari mengambil langkah untuk pergi. Cengkeraman Jaehyun di tangan Taeyong begitu erat, dari sana Taeyong tahu ada sesuatu yang lebih dari sekadar hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya.
"Jaehyun-ssi,"
Yang dipanggil menggeleng seraya tersenyum tipis. "Bisakah kau percaya saja kepadaku?"
Kedua mata itu itu saling menatap, tapi memancarkan arti yang berbeda. Satu memancarkan kebingungan luar biasa dan satu lagi begitu sulit untuk ditebak.
Taeyong masih sangat jauh dari memahami Jaehyun sepenuhnya. Taeyong masih belum paham mengapa Jaehyun menerima perjodohan dengan begitu mudahnya, bersikap baik kepada Taeyong seolah pria itu adalah malaikat yang jatuh ke bumi, dan ini... Taeyong tidak paham ini, permintaan yang begitu aneh.
Ini sedikit memancing amarah Taeyong. Mereka sudah menikah, mereka seharusnya memberi tahu semuanya. Taeyong memberi tahu semua tentangnya kepada Jaehyun, tapi Taeyong merasa Jaehyun menutupi beberapa hal darinya.
"Lepaskan, Jaehyun-ssi." Taeyong berkata dengan lirih.
Cengkeraman Jaehyun melonggar dan pria itu menjauh. Senyuman yang menghiasi wajah Jaehyun tampak berbeda di mata Taeyong, sendu dan sedikit kecewa yang berusaha ditutupi.
Taeyong memerhatikan Jaehyun yang menjauh dan kembali mencuci piring bekas sarapan mereka.
"Kau menutupi sesuatu yang besar, Jaehyun-ssi."
Tangan Jaehyun berhenti bergerak dan Taeyong bisa melihat itu, tapi dia tidak mengatakan apa pun lebih lanjut.
"Aku berjanji akan menceritakan semuanya ketika waktunya tepat. Ini bukan masalah yang begitu besar. Setelah kutangani semuanya akan baik-baik saja."
Taeyong memandangi punggung pria yang kembali bergerak untuk mencuci piring tersebut. Bukankah mereka sudah semakin dekat? Apa Jaehyun tetap berpikir bahwa Taeyong tidak berhak tahu? Bukankah dalam pernikahan mereka harus menghadapi semuanya bersama? Apa menurut Jaehyun dia tidak perlu tahu karena pernikahan mereka berdasar pada perjodohan?
Taeyong menatap langit-langit seraya mengatur nafasnya. Dadanya terasa nyeri ketika semua asumsi itu menyerang pikirannya dan matanya terasa perih hingga air mata menggenang di pelupuk matanya.
Taeyong menggeleng dan menyeka matanya. Untuk berpikir seperti itu, bukankah itu pemikiran yang terlalu tertutup? Lagipula jika apa yang diasumsikannya benar itu adalah hak Jaehyun. Taeyong menarik nafasnya dan menghembuskannya perlahan.
"Aku akan berada di kamar jika Jaehyun-ssi butuh." Taeyong memandangi punggung Jaehyun sebelum berbalik dan melangkah karena tidak mendapatkan balasan dari suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ocean Deep [JaeYong] ✓
Fanfiction✨A Story by Z✨ Mungkin jika Taeyong sudah tidak bisa menahan malunya hingga ingin bercerai dengan pria yang hampir sempurna ini, alasan atas gugatannya adalah "Rasa malu akibat memiliki suami yang serba bisa." ▶️JaeYong ▶️NCT ⚠️BxB [210823] #3 in j...