T-18

1.1K 196 6
                                    

Sinar mentari sudah menerangi semua sudut kamar Taeyong dan Taeyong membuka matanya. Karena pernyataan tiba-tiba dari suaminya, Taeyong tidak bisa tidur hingga pukul lima pagi dan sekarang dia hanya mendapat dua setengah jam untuk tidur. Dia sudah bagun dan memiliki banyak hal untuk dikerjakan. Belum lagi, Taeyong meminta Lee Biseo untuk datang pukul delapan, dia harus bersiap-siap, tidak mungkin dia menyambut sekretarisnya dengan penampilan lusuh.

"Bersikap normal saja, Lee Taeyong."

Taeyong berbisik kepada dirinya sendiri sebelum bangkit dan berjalan ke kamar mandi. Seusai dirinya rapi, Taeyong menarik nafasnya dan memantapkan diri untuk membuka pintu kamarnya.

"Ingat, bersikap normal saja."

Taeyong membuka pintu kamarnya perlahan dan keluar dari kamar. Meski berbisik berkali-kali kepada dirinya sendiri untuk bersikap biasa saja, Taeyong sulit mengendalikan diri untuk bersikap demikian. Matanya terus melirik sekitarnya untuk berjaga-jaga jika saja Jaehyun berada di sekitarnya.

Taeyong tersentak mendengar bel rumahnya berbunyi dan mengusap dadanya untuk menenangkan diri. Taeyong berjalan cepat untuk menyambut siapa pun yang membunyikan bel tanpa melihat intercom terlebih dahulu.

"Oh, Lee Biseo. Masuklah."

Lee Biseo yang berdiri di depan membungkuk, "Saya harus kembali ke kantor setelah ini. Ini berkasnya, Hoejangnim."

Taeyong menerima berkas yang diserahkan kepadanya dan memberikan senyumnya. "Terima kasih banyak."

Lee Biseo tampak menunggu sesuatu dan Taeyong tidak bisa menahan kerutan di dahinya serta pertanyaan untuk Lee Biseo. "Apa ada yang kau ingin katakan?"

Pria itu tampak salah tingkah sebelum menjawab, "Saya menunggu Tuan Jung, saya ingin melihat rutinitas pagi Hoejangnim dan Tuan Jung." Sekretaris Taeyong itu terkekeh setelahnya.

Taeyong menggeleng kecil. "Tidak ada rutinitas semacam itu."

"Ah, kalau begitu saya pergi. Selamat bekerja, Hoejangnim."

"Hm, kau juga, Lee Biseo."

Taeyong menutup pintu setelah Lee Biseo pergi dan berbalik. Tubuhnya membatu begitu melihat Jaehyun berjalan menuju ruang tamu. Jantungnya kembali berdebar kencang dan Taeyong bisa merasakan hangat di wajahnya.

Oh tidak, Lee Taeyong, kau hanya melihatnya, tenanglah.

"Pagi, Taeyong-ssi." Jaehyun menyapa dengan senyum tipis di wajahnya. Sebuah senyum yang tampak ramah seperti biasanya, tapi bisa dilihat dengan jelas rasa malu yang mengimbangi keramahan tersebut. Taeyong jadi merasa canggung melihatnya.

"P-pagi." Taeyong membalas singkat.

Biasanya Jaehyun akan memperpanjang pembicaraan mereka, tapi hari ini pria itu hanya melangkah pergi dengan kepala yang sedikit tertunduk.

Taeyong masih terpaku di tempatnya, sedikit ragu untuk pergi ke kamarnya karena dia akan melewati ruang tamu dan bertemu Jaehyun sekali lagi. Bukan Taeyong tidak ingin bertemu Jaehyun, hanya saja Taeyong merasa... aneh. Perutnya terasa seperti digelitik dari dalam dan jantungnya tidak berhenti dari berdebar begitu cepat. Taeyong meremat berkas di tangannya dan menarik nafasnya.

"Bersikap normal." Bisiknya.

Taeyong melangkah perlahan-lahan sebelum melewati ruang tamu, kemudian mempercepat langkahnya ketika melewati ruang tamu hingga dia akhirnya sampai di kamarnya. Kaki Taeyong menyerah begitu dia menutup pintu, Taeyong tumbang dan dia duduk tergeletak di depan pintu kamarnya.

Ocean Deep [JaeYong] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang