T-21

1.2K 188 1
                                    

Taeyong mengusap wajahnya yang basah. Hatinya sama sekali tidak tenang berhubung dia tidak bisa melihat keadaan Jaehyun, ditambah baik ibunya maupun mertuanya tidak ada yang memberikan kabar tentang Jaehyun selama dua hari ini. "Pikirkan kondisimu terlebih dahulu." Itu yang selalu mereka katakan kepadanya setiap kali dia bertanya. Yang harus dipikirkan sekarang adalah Jaehyun. Taeyong tahu dirinya baik-baik saja, berlawanan dengan Jaehyun.

"Selamat siang, Hoejangnim."

Taeyong menoleh dan memaksakan sebuah senyum untuk sekretarisnya. "Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk menjenguk, Lee Biseo."

"Sama sekali tidak perlu berterima kasih, Hoejangnim. Ah, ini untuk anda. Istri saya yang membuatnya sendiri."

Taeyong menerima kotak yang diberikan Lee Biseo dan membukanya. Sebuah syal rajut berwarna merah muda terlipat rapi di dalamnya, tampak begitu tebal dan nyaman.

"Istri saya menyukai warna merah muda, saya sudah bilang untuk menggunakan warna lain, tapi dia bilang ekhm... Hoejangnim cocok mengenakan warna merah muda. Maaf, Hoejangnim."

Senyum yang sebelumnya cukup lebar kini menyusut, tapi ketulusannya jauh lebih baik dari sebelumnya. "Tidak masalah. Sampaikan terima kasihku untuk istrimu."

"Ya, Hoejangnim. Ah, bagaimana keadaan Tuan Jung?"

Hanya dengan mendengar nama suaminya sudah mampu membuat mata Taeyong kembali berkaca-kaca. Lee Biseo yang melihat hal tersebut pun berdeham karena salah tingkah dan membungkuk sopan. "Maaf."

Taeyong menggeleng seraya menyeka matanya. "Tidak apa. Um, maaf, tunggu sebentar." Taeyong mengalihkan wajahnya dan menutup mulutnya. Dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan bawahannya.

"U-um, T-Tuan Wong dan istrinya menyampaikan salamnya untuk Anda. Beliau juga mengajak Anda untuk makan siang bersama jika Anda sudah pulih."

Taeyong menarik nafasnya dan menghembuskannya perlahan. "Sampaikan salamku untuknya." Dia menjawab dengan suaranya yang bergetar.

"Um, h-haruskah saya pergi?"

"Tidak, tidak," Taeyong menjawab cepat. Setelah menarik nafas yang dalam, dia menoleh dan memberikan senyum kecilnya. "Berikan update tentang pekerjaan selama aku di sini."

"Semuanya berjalan baik. Anda bisa memeriksanya ketika kondisi Anda sudah lebih baik. Yang tidak baik... bukan perusahaan kita."

"Hm?"

"Gu Enterprise mengalami masalah, uh... sebenarnya tidak berhubungan dengan perusahaan kita, tapi... um, saya rasa lebi-"

"Lee Biseo." Tatapan Taeyong sedikit menajam, membuat sang sekretaris menelan salivanya dengan susah payah.

"I-itu, polisi menetapkan Nyonya Gu sebagai tersangka semalam. Beritaa mengatakan bahwa wanita itu membayar orang untuk mencelakai Hoejangnim. Untuk sementara ini, hanya itu yang bisa saya beri tahu. Belum ada hasil lebih lanjut terkait interogasi dan investigasinya."

Taeyong meremat selimut yang membalutnya dan kembali mengalihkan wajahnya. Matanya memandangi hamparan pohon oranye yang menjadi satu-satunya pemandangan di kamar rawatnya.

"Apa aku akan dimintai keterangan?"

"Um, saya belum pernah menghadapi situasi seperti ini, jadi saya tidak tahu. Apa Hoejangnim akan menolak jika mereka meminta?"

"Tidak." Taeyong menjawab dengan tegas. "Aku ingin tahu perkembangannya. Lee Biseo, kurasa aku butuh... waktu untuk beristirahat."

"A-ah, tentu saja. Kalau begitu saya pamit."

Taeyong menoleh dan menatap sendu sekretarisnya. "Terima kasih untuk syalnya."

"Semoga cepat pulih, Hoejangnim."

Nafas Taeyong terhela begitu kasar begitu Lee Biseo menghilang di balik pintu. Kepalanya terasa seperti akan meledak, jantungnya berdebar cepat, dan tubuhnya terasa panas, terutama dadanya. Taeyong marah, sangat marah. Dia marah kepada Nyonya Gu, marah terhadap kejadian kemarin, dan sangat marah kepada dirinya sendiri.

Jika dia tidak pergi bersama Jaehyun kemarin, Jaehyun mungkin tidak akan kritis. Ini salahnya, salahnya karena membahayakan Jaehyun. Seharusnya Taeyong tahu wanita paruh baya itu tidak akan melepaskan kejadian buruk di antara mereka begitu saja. Seharusnya Taeyong menyadari bahaya yang mengintainya. Jika dia tahu lebih awal, Jaehyun mungkin tidak akan seperti sekarang.






Ocean Deep [JaeYong] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang