Chapter: 25

3K 419 71
                                    

Maafin kalo ada typo...

Otakku lagi ngelag, monmaap garing😫 vote yang banyak biar aku semangat up, biar kalian gak nunggu lama😂 karena bentar lagi end

Otakku lagi ngelag, monmaap garing😫 vote yang banyak biar aku semangat up, biar kalian gak nunggu lama😂 karena bentar lagi end

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Long time no see, Bae Irene...”

Si gadis yang merasa terpanggil menoleh, mencari siapa yang menyerukan namanya. Ketika kedua obsidian hitam itu saling bertubrukan, gadis terkejut hingga nyaris menjatuhkan tas coklatnya

“K-kau? Ken—kau benar-benar disini?!” Irene menggeleng berusaha menyadarkan apa yang dia lihat sekarang. ‘Apakah ini mimpi?’

“Ini bukan mimpi, sayang. Ini benar-benar aku, kekasihmu” kaki jenjang gadis itu mundur dengan sendirinya, sepeti gerakan reflek. “K-kau kembali?”

Apa! Tidak, tidak mungkin. Bukankah laki-laki itu harusnya masih berada di sel? Lalu bagaimana bisa dia berada dikorea? Oh ayolah jangan bercanda.

Yeah... aku kembali untukmu, honey” Pria itu melangkah mendekat dengan sebuah seputung rokok terselip disela-sela bibirnya

Stop! Jangan mendekat” Irene melangkah menjauh. “Kenapa? Bukankah kau merindukanku? Tidak tidak, mungkin kau hanya merindukan—sentuhanku” pria itu terkekeh kecil seraya membuang asal putungan rokoknya

“Kau gila?” desis Irene ketika pria pirang itu melontarkan kata-kata kelewat frontal, didepan umum. “Apa aku salah bicara honey?” tanyanya dengan raut berubah menjadi lugu

“Kenapa kau menemuiku, sialan?!” teriakan Irene mengema dilantai basement. “Aku merindukanmu honey, berapa kali aku harus mengatakannya. Aku kemari untuk menemuimu” ujarnya seraya menatap Irene dengan mata berubah sendu

“Kemarilah, sayang. Aku ingin memelukmu” si pirang merentangkan tangannya, memberi aba-aba agar gadis itu memeluknya. “Kau—kau gila. Jangan temui aku lagi...” setelah ucapan itu berhenti, ketukan sepatu heels menggaung langsung memenuhi seisi basement mall.

Irene, dia berlari tergopoh-gopoh menjauhi pria yang menyebutnya kekasihnya tadi, berlari menuju lift dan sesekali menoleh memastikan dia tidak mengikutinya. “Kemana dia pergi!” serunya sedikit merendah

“Peduli setan, dia pergi itu malah lebih baik. Pergi dan jangan kembali”Irene terus berlari hingga kakinya sudah berinjak didalam kotak besi itu.

“Oh fuck!” umpatan demi umpatan tak henti-hentinya keluar dari bibir mungil gadis itu. Irene memencet tombol tutup dan menekan lantai yang akan ia gunakan sebagai pelarian

“Arrgh! Sial, bagaimana bisa baji**** itu bisa keluar sebelum waktunya!” gadis itu berjongkok lalu menenggelamkan wajahnya dilipatan lututnya, lelah. “Mulutmu sampah, sayang. Perempuan tidak boleh mengumpat” sekejap Irene membelak ketika sebuah suara yang ia kenal bersarang ditelinganya.

Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang