Dia Lee Jisoo, gadis tangguh yang harus mengubur dalam-dalam cintanya hanya karena tidak inggin menyakiti hati seseorang, ia mencintai sahabatnya sendiri-Kim Taehyung
Namun ia memendam perasaannya karena mengetahui bahwa kakak tirinya juga mencintai...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vote and komen juseyo😮
Belum aku revisi, typo dimana-mana 😀
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Sayang, kau melihat kakakmu?”
“Ehm...aku tidak tahu, ibu” sepasang orang tua dan anak itu sedang bersarapan pagi dengan khidmat sekarang.
“Dari kemarin ibu tidak melihat Irene. Sebenarnya kemana anak itu” Suzy berdecak pinggang melihat ke pintu utama
Jungsuk yang sedang meminum kopi pun berhenti. “Mungkin dia sedang menginap dirumah temannya, Irene sudah besar, dia sudah bisa menjaga diri jangan terlalu khawatir seperti itu” ujar sang ayah
“Oh astaga, jika siang nanti bocah itu belum menampakkan hidungnya juga, ibu sendiri yang akan mencari anak nakal itu!” Ujar Suzy seraya mengayunkan sendok sayur ditangannya. Ayah dan anak itu sontak bergidik ngeri membayangkan sendok itu menyentuh kepala mereka
“Tenanglah, Bu. Mungkin sebentar lagi kakak akan pulang” Jisoo membuang nafasnya berat. “Kakakmu itu sepertinya sudah lupa jalan pulang. Kalian berdua sama saja, sama-sama lupa rumah. Awas saja jika ayahmu juga lupa rumah, kubotakan kepalamu” Nah kan jadi Jisoo yang kena
“Ouch, kenapa jadi aku yang bawa-bawa!” dengus gadis itu.
“Sayang mana mungkin sih aku melupakan rumah! Lagian jika misal saja aku tidak pulang, kau hanya perlu mencarinya ke rumah Jessi, si janda seksi itu loh. Jadi aku tidak perlu bingung mencariku” ujar Jungsuk seraya menyeruput kopinya, secangkir kopi dengan pertunjukan drama geratis memang mengasyikkan
“Itu bagus. Lalu jika kau pulang, jangan harap ada satu helai rambut yang tersisa dikepalamu itu” Jisoo tertawa renyah mendengar celotehan kedua orang tuanya itu
“Aku pulang...” seruan lemas itu membuat mereka memusatkan atensinya pada sosok yang baru saja memasuki rumah
“Yaa! Bocah nakal, dari mana saja kau!” teriak Suzy ketika melihat putrinya baru saja melewati meja makan, gadis itu nampak lusuh dengan pakaian berantakan, berjalan terus menunduk tanpa menghiraukan teriakan ibunya
