Dia Lee Jisoo, gadis tangguh yang harus mengubur dalam-dalam cintanya hanya karena tidak inggin menyakiti hati seseorang, ia mencintai sahabatnya sendiri-Kim Taehyung
Namun ia memendam perasaannya karena mengetahui bahwa kakak tirinya juga mencintai...
Ada yang kangen sama Jisoo beserta pawang- pawangnya (. ❛ ᴗ ❛.) Masih ada yang nungguin?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading yaa!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Paman, apa Jisoo sedang tidur?”
"Apa yang kau katakan Tae? Paman kira kau bersamanya, tadi Jennie menelfon Suzy katanya anak itu berkunjung ke kantormu" ujar Jungsuk bingung seraya meletakan gelas keramik yang berisikan kopi itu dimeja kaca
"Tadi siang Jisoo memang datang ke-kantor, tapi aku tinggal karena aku ada janji dengan Irene, paman. Kukira Jisoo sudah pulang sendari tadi"
Kening Taehyung mengernyit bingung, kemana perginya gadis itu hingga lupa pulang? Bahkan sampai hari menjadi petang begini, apalagi hujan sedang mengguyur kota Seoul
"Lalu dimana Jisoo sekarang? Perasaan paman tiba-tiba jadi tidak enak begini" sebagai seorang Ayah tentu ia akan merasa khawatir pada anaknya apalagi anaknya seorang gadis.
"Biar aku telfon, Paman tenang saja dulu" Taehyung merogoh saku celananya mencari ponselnya, jemarinya dengan gesit mengotak-atik layar pintar itu
Air muka Taehyung yang semula cemas menjadi lega, ketika gadis itu mengangkat panggilannya, namun kelegaannya tidak bertahan lama ketika suara bariton mengudara di sebrang sana, itu bukan suara Jisoo. Itu adalah suara Ayahnya!
"Hallo! Jisoo"
"Ini Ayah nak, sepertinya Jisoo meninggalkan ponselnya dimejamu"
"Ayah! Apa Jisoo masih disana?"
"Tidak, apakah Jisoo belum pulang? Apakah terjadi sesuatu dengan putriku!?"
"Tidak ada Ayah, kalau begitu aku tutup telfonnya. Selamat malam"
"Tap—"
Bibb! Bibb!
"Jisoo meninggalkan ponselnya dikantoku paman!" Taehyung mengacak rambutnya frustasi
