Tuan Muda

3.1K 333 116
                                    








Tumbuh besar bersama, di- didik keras agar dapat mewarisi ' Nama' besar keluarga. Bukan hanya di dalam dunia bawah yang gelap tapi juga di mata masyarakat kalangan atas. Keluarga Watanabe memang memiliki cara yang unik untuk mendidik anak muda generasi penerus baru.

Pertarungan yang menghasilkan luka di beberapa bagian tubuh bahkan tak jarang hampir saling merenggut nyawa satu sama lain. Sudah tak jarang lagi menjadi bahan tontonan bagi para bawahan. Yang saat ini hanya bisa diam tegak menonton kedua Tuan muda mereka bertarung sengit di atas Ring.

Tak perlu dikhawatirkan, hal tersebut sudah biasa terjadi diantara mereka.

Dengan bertarung sengit. Begitulah cara mereka menyelesaikan masalah mereka.

Tunggu sampai salah satu dari mereka tumbang dan menyerah. Baru bisa dibicarakan dengan baik-baik.

Untuk itulah Haruto tidak ingin dikalahkan.

Walaupun sudah cukup lama ia tak pernah lagi berlatih, mengasah keterampilan dalam ilmu bela diri.
Hal tersebut tak membuatnya dapat dengan mudah dikalahkan oleh Asahi.

Terbukti di pukulan telaknya di ulu hati. Asahi tumbang.

Mashiho yang berdiri di sudut mengangkat bendera putih. Tanda pertarungan telah diselesaikan dengan Haruto sebagai pemenang.

Dua pria berkimono dengan samurai di tangan masing-masing naik keatas ring, atas kode perintah dari Mashiho. Membawa tubuh Asahi yang hampir kehilangan Setengah kesadaran kedalam ruangan perawatan.

Wajahnya lebam, bibirnya robek.

"Panggil Ningning untuk merawat luka Asahi" Pintah Mashiho yang dengan segera di angguki oleh salah seorang ' Bawahannya'.

"Siap Tuan"

Pria bertato ular naga di sepanjang lengan kanannya berbadan kekar itu membungkuk hormat, lantas Pergi untuk memenuhi perintah dari sang Tuan.

"Mereka masih saja mengikuti gaya kuno orang Jepang, apakah semua pengikut klan masih seperti itu?"

Haruto melepaskan sabuk hitam yang melilit kedua tangannya dan membuangnya ke sembarang arah.

Ia mengambil botol air minumnya. Menegaknya dengan kesal lantas membantingnya ke bawah.

Kesal setengah mati.

Mashiho tersenyum miring.

"Masalahmu apa kali ini dengan Asahi? Sampai-sampai harus mengajaknya berduel seperti itu?"

Mashiho menyodorkan saputangannya yang di sambut kasar. Haruto berdecih.

"Anak itu!!! Tidak mau memberikan ku alasan!- kenapa dia tidak bisa membunuh Yoon Jaehyuk!!!"

Urat-urat di leher dan lengannya menonjol halus, membuktikan kalau saat ini Sang penerus keluar Watanabe itu benar-benar tengah di lingkupi oleh emosi.

Mashiho menghebuskan nafas. Ini tidak baik.

Haruto bisa ' menggila ' , orang-orang yang tak bersalah bisa menjadi korban.

Maka dengan cepat, Mashiho mencoba meredakan emosinya dengan mengungkit nama seseorang.

"Jeno baru saja memberitahu ku. Katanya Junkyu selesai kolsuntasi. Katanya ' Trauma' nya kembali terpicu-"

Dan bernar saja, dengan menyebutkan nama
' Junkyu ' emosi Haruto perlahan menyurut walaupun tak sepenuhnya.

Mashiho menarik nafas lega, dalam hati mengucap syukur.

GOING CRAZY || HaruKyu||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang