Bab 17

42 8 4
                                    


10 Maret 2002 08:10 PM

Ada telepon masuk ke handphone Bram.

"Malam, kawan.. Gue udah kerja keras dua hari ini."

"Halo kawan. Gimana? Udah dapat info?"

"Tentu sudah hahaha.."

"Oke, kasih tahu gue apa aja info yang udah lu dapet."

"Namanya Dion Kusuma Saputra. Umurnya 42 tahun. Dia punya perusahaan yang bergerak di pertambangan batu bara. Dia juga punya tiga rumah mewah, satu villa, banyak mobil mewah dan perkebunan."

"Udah? Cuma itu aja?" Terlihat kekecewaan di wajah Bram.

"Tenang.. Gue belum selesai kawan. Ada satu hal yang menarik di sini."

"Apa itu? Cepat kasih tahu gue." Bram terlihat sedikit tidak sabar.

"Dia memang terlihat kaya, tapi sebenernya semua harta itu bukan atas namanya. Semua harta kekayaan yang dia punya.. Itu semua milik istrinya!"

"Istri?? Maksud lu?? Dion udah punya istri??" Bram tampak terkejut.

"Ya betul.. Bahkan dia juga punya satu putri yang udah berumur dua belas tahun."

"Tapi kenapa Dion kayanya gak pernah terlihat sama istrinya? Bahkan para kolega yang kenal pun, gak tahu kalo Dion udah berkeluarga."

"Tentu saja, karena istrinya cacat dari lahir. Istrinya punya sedikit kelainan di wajah dan tangan. Namanya Sari. Dion mau nikahin istrinya bukan atas nama cinta, semua cuma karena harta. Istrinya itu putri tunggal dari seorang miliuner, namanya Pak Prabu. Namun karena kecelakaan, Pak Prabu meninggal saat Sari masih umur 5 tahun. 

Istri Pak Prabu gak nikah lagi dan mutusin buat membesarkan Sari seorang diri. Karena Bu Prabu sering sakit-sakitan, dia gak tahu harus mewariskan perusahaan itu ke tangan siapa, karena Sari juga punya kekurangan dalam berpikir dan berbicara dan juga gak adanya anak laki-laki yang bisa jadi pewaris tahta keluarga Prabu."

"Terus? Gimana Dion bisa nikahin Sari?"

"Bapaknya Dion itu pegawai Bu Prabu. Dion deketin Bu Prabu dan ungkapin kesediaannya buat ngerawat dan ngejaga Sari. Karena melihat kesungguhan dan ketulusan Dion, hati Bu Prabu luluh dan akhirnya dia nikahkan Dion sama Sari. 

Nah gak berselang lama, Bu Prabu meninggal. Sejak saat itu, Dion jadi satu-satunya pewaris dari kekayaan keluarga Prabu. Tapi sebelum Bu Prabu meninggal, semua harta diatasnamakan atas nama Sari, bukan Dion. Jadi sebenarnya, Dion gak punya harta apa-apa karena semua atas nama Sari."

"Terus gimana dengan anak Dion?"

"Seperti ibunya, anak Dion juga terlahir cacat. Tapi Dion gak ambil pusing sama semuanya. Dia gak begitu peduli sama istri dan anaknya. Dion memperkerjakan perawat untuk ngerawat istri dan anaknya. Dion lebih sering terlihat sama wanita-wanita penghibur dan dunia malam. Dia juga jarang di rumah."

"Kenapa Sari gak nuntut Dion? Kenapa Sari gak ngusir Dion?"

"Karena Sari pasrah dan ngerti akan keadaannya jadi Sari biarin Dion berlaku gitu aja. Mungkin Sari juga sadar kalo Dion pergi dari rumah, gak akan ada lagi yang ngurus perusahaan. Tapi dari info terakhir yang gue dapat, katanya Dion akan nikahin salah satu pegawai di kantornya, namanya Sinta."

"Apa masih ada lagi info tentang Dion?"

"Sejauh ini, baru itu yang gue dapat. Nanti kalo ada lagi, gue pasti akan kasih tahu lu. Dan untuk foto-foto yang berhasil gue kumpulin, bakal gue kirimin segera besok pagi."

Payung MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang