Ch. 23 ; what now?!

18 7 8
                                    

Hai semuanya,
Selamat datang dan selamat membaca ya.
Enjoy this chapter😉.

⏩⏪

Seokjin begitu murka mendapati keadaan Namjoon yang terlihat sangat mengenaskan, bukan hanya soal luka fisik yang ia dapatkan melainkan juga luka batin yang ia derita pada detik ini.

"Ini kelewatan... wanita iblis itu sudah sangat keterlaluan." Gumamnya.

Saat ini malam semakin larut, Seokjin sengaja membawa Namjoon pulang ke kediaman pribadinya dan memutuskan agar Namjoon mengambil cuti beberapa hari kedepan sampai ia pulih. Tak seorangpun di perusahaan mengetahui keadaan Managernya itu, kecuali sang sekretaris pribadi dari Namjoon.

Seokjin berbohong pada sekretarisnya itu, bahwasanya yang dialami Namjoon siang tadi adalah kecelakaan akibat kelalaian pria itu sendiri dan memintanya untuk merahasiakan apa yang ia lihat, jika sampai apa yang ia saksikan tersebar kemana-mana maka saat itu juga sang sekretaris harus angkat kaki dari perusahaan miliknya itu.

"Bukannya dari dulu memang sudah keterlaluan!" Ujar Yoongi lelah, sedari tadi ia memperhatikan Seokjin mondar-mandir di depan pintu kamar tamu dimana Namjoon beristirahat, "walaupun begitu tapi kali ini beda kan, Namjoon terluka karena ulahnya sendiri. Kita tidak bisa menggunakan hal ini untuk melawan Ibumu."

Benar juga kata Yoongi, akibat terlalu panik Seokjin jadi tidak berpikiran relevan. Si Iblis Betina itu memang sudah menekan psikis Namjoon selama ini, akan tetapi kejadian tadi tidak bisa digunakan sebagai alat untuk menojokkan wanita itu.

Beruntungnya Seokjin sudah meminta Namjoon menginstal CCTV tersembunyi diruangannya, jadi semua kejadian tadi siang terekam jelas. Rekam panggilan dan pesan antara Nyonya Kim dan Namjoon juga sudah dikumpulkan Yoongi sebagai bukti tindakan pelecehan dari wanita itu, bahkan rencananya untuk berjumpa Song Ji-Eun akhir pekan dimajukan jadi hari ini.

Tepatnya sore tadi, setelah Namjoon mendapat perawatan untuk luka yang ia derita setelah itu pula Ji-Eun datang. Walaupun begitu terguncang namun Namjoon bisa dengan jelas dan tenang menceritakan bagaimana hal seperti ini bisa terjadi, dan dari mana awalnya sampai nyonya Kim memperlakukan dirinya sedemikian rupa.

Semua bermula dari dua tahun lalu, saat dimana Namjoon dipromosikan sebagai Manager Keuangan yang baru untuk menggantikan posisi Manager yang lama karena mengundurkan diri. Semua petinggi di perusahaan beserta Seokjin juga Ayah dan Ibunya menggelar rapat pemutusan siapa yang berkompeten untuk mengisi posisi itu, Seokjin yang sedari awal mengajukan nama Namjoon berusaha keras agar kawannya itu saja yang mendapat kursi tersebut.

Walaupun banyak yang kontra karena menganggap Namjoon masih terlalu dini untuk menduduki jabatan itu, mempertanyakan loyalitas dan kompetensi dirinya memegang kendali keuangan perusahaan sebesar ini. Seokjin tetap pada pendiriannya, memberikan bukti kinerja luar biasa Namjoon selama menjadi karyawan divisi keuangan disana, jika alasan terlalu dini yang bisa diartikan terlalu muda tentu saja mendapat tentangan dari Seokjin.

Karena bagaimana bisa mereka tidak berkaca pada dirinya yang sudah menjabat CEO diusia semuda ini, bahkan dia juga mampu membuktikan keraguan seluruh karyawan perusahaan akan dirinya yang mereka pikir belum tepat mendapat kedudukan itu.

Walaupun Namjoon lebih muda satu tahun dari Seokjin, kenyataannya lelaki itu sudah menjadi bagian perusahaan mereka lebih lama daripada dirinya. Ia juga menjamin bahwa Namjoon lebih dari sekedar mampu menghandel bagian keuangan.

Melihat determinasi Seokjin yang akhirnya membuat para petinggi mempertimbangkan usulannya, namun tidak serta merta langsung menerima. Mereka membawa beberapa nama lain yang sekiranya pantas untuk posisi itu, hingga rapat berkelanjutan mereka persingkat karena Manager yang lama mendesak untuk segera meninggalkan perusahaan.

Business Relations (On HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang