Hai guys, selamat datang
Di chapter kali ini.
Tolong maafkan kalo ada typo dan salah kata yaa.Selamat membaca😉.
Bunyi keras dari alarm membangunkan Taehyung dari tidur yang sama sekali tidak nyenyak, rasanya ia baru memejamkan mata tapi sudah harus bangun lagi. Sebenarnya hari ini ia tidak ada kelas tapi ia tetap harus bangun pagi untuk menemui Seokjin.
Tidak bisa dibilang pagi juga sih, karena jam di nakasnya sudah menunjukkan pukul 10.30, ia sengaja menyetel alarm jam segitu khusus untuk hari ini.
Hari dimana kencan buta Seokjin akan berlangsung tepat saat jam makan siang, bertempat disebuah restoran bertema Italia dengan hidangan-hidangan khas dari sana.
Ia tak kunjung bangun dari tempat tidur, ia terbengong menatap langit-langit kamarnya yang berwarna abu-abu gelap, tirai berwarna senada bahkan masih menghalangi sinar matahari untuk masuk kedalam kamarnya. Hari yang sangat cerah dan matahari bersinar terang.
Taehyung terbengong mencoba mengingat-ingat apa penyebab dirinya gelisah sampai kesulitan tidur.
"Jimin." Lirihnya.
Benar, semuanya gara-gara Jimin. Kata-kata sahabatnya kemarin sore meninggalkan tanda tanya besar, apalagi raut wajah yang Jimin pasang terlihat seperti dalam kegusaran atau mungkin khawatir berlebihan, selain itu disana juga tersirat kekecewaan pada sorot matanya. Berkali-kali tangannya mengepal saat bicara, rahangnya mengeras dan ia tak sanggup menjaga pandangannya kearah mata Taehyung.
Itu analisis yang Taehyung lakukan saat menatap Jimin, yang selama ini ia kenal sebagai tipe orang yang tak pandai menyembunyikan perasaannya. Terlihat jelas dari gerak-geriknya, paling tidak itu yang tampak dimata Taehyung.
Ada yang aneh, sesuatu pasti sedang tidak beres.
Flashback.
Kelas terakhir telah berakhir dan hari sudah sangat sore, Taehyung tertinggal sendiri ketika semua orang sudah meninggalkan ruang kelas. Ia heran kenapa Jimin tidak datang ke kelas, dan ia bermaksud untuk menghubunginya.
Tapi saat ia akan beranjak dari tempat duduknya saat itu pula sosok Jimin muncul dari arah pintu, wajah Taehyung berubah sumringah dan langsung menghampiri Jimin.
"Ooy Jimin ma brother. Darimana saja kau, aku mencarimu dari tadi."
Taehyung merangkul pundak Jimin dan membawanya duduk di meja terdekat dari mereka.
"Apa kau tahu apa yang kulakukan hari ini. Kemana saja aku pergi dan siapa yang kutemui? Hmm."
Taehyung sudah menyusun berbagai macam kata dikepalanya untuk menjelaskan pada Jimin yang sedari tadi masih diam. Taehyung tak begitu menyadari ekspresi wajah dari kawannya ini karena terlalu heboh dengan pemikirannya sendiri.
"Jauhi Kyung Mi."
Kata-kata pertama yang diucapkan Jimin membuat Taehyung terbengong dengan mulut terbuka kearahnya. Ia bingung.
"Apa?! Apa maksudnya itu?!"
Jimin mengusap kasar wajahnya, "kau dengar, kubilang jauhi dia. Jangan berurusan dengannya, dia--"
"Woo woo woo, tenang-tenang oke!!"
Taehyung masih tidak menganggap serius jawabannya ini, ia berpikir Jimin pasti cemburu karena ia mendekati Kyung Mi dikantin tadi.
Tapi tunggu, jika begitu berarti Jimin mengetahui dirinya pergi kesana yang artinya Jimin juga ada disana.
"Tunggu... sebelum kita membahas Kyung Mi, aku ingin tahu darimana saja kau?, dan kenapa sampai tidak masuk kelas?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Business Relations (On HOLD)
FanfictionKetika sebuah hubungan hanya demi keuntungan!!! Persahabatan, persaudaraan dan rasa cinta hingga penghianatan melebur jadi satu. Lalu bagaimana, Bisa dipercayakah keluargamu, temanmu, atau orang-orang terdekatmu?!! Are all of this Relationship just...