22 TAHAP DUA PULUH SATU

39 10 0
                                    

"Take care of them Steve, i love you"


TAHAP DUA PULUH SATU

"Diana!" Panggil Butter yang sedang mencari Diana di hutan. Diana sendiri menyukai bermain di hutan sama seperti Butter dan Charcoal. Kekuatannya belum terdeteksi dan keluarganya sendiri adalah Raven.

Tidak lama kemudian Butter menemui Diana sedang bermain dengan rusa. Suara tawa dari Diana membuat siapapun yang mendengarnya sangat senang ataupun tenang. Beberapa hari ini Butter dan Diana lebih dekat ketimbang Diana dengan yang lain, padahal nyatanya ia tidak bisa terlalu akrab dengan anak kecil namun Diana membawa kesan menarik untuk Butter sendiri.

"Kau ingin makan siang?" tanya Butter sambil mengelus rambut coklat milik Diana.

"Ya tentu," jawab Diana antusias diiringi oleh anggukannya. Butter memegang tangan Diana, lalu Diana mengucapkan selamat tinggal kepada rusa tersebut.

"Yang mulia, apakah kita akan bertemu dengan rusa yang tadi?" tanya Diana dengan pelan.

"Ya tentu, itu rusa kesayanganku, bisa menjadi milikmu jika kau mau," balasnya namun Diana menolak dengan gelengan kepalanya.

Butter memiringkan kepalanya, "kenapa?" Butter bertanya.

"Tidak, aku tidak pandai mengurus hewan," kata Diana yang menunduk kebawah.

"Jangan takut, aku akan mengajarimu," Diana tersenyum dengan jawaban Butter.

Tidak lama kemudian terlihat Charcoal yang sedang mengurus Evestus, Diana sepertinya terpana melihat Evestus yang berdiri gagah di hadapannya.

"Apakah itu naga?" kata Diana sambil menunjuk naga tersebut. Butter menunduk dan menyamai badannya dengan Diana.

"Ya itu naga, jika kau mau kau bisa meminta Charcoal untuk terbang dengan naga itu," jawab Butter. Tanpa disangka-sangka Diana langsung menghampiri Charcoal dan juga naganya. Merasa ada pergerakan dari Diana, Charcoal langsung menyapa Diana.

"Hai nona kecil, apa kabar?" tanya Charcoal yang menghentikan langkah kaki Diana. Sepertinya Diana malu di tanya dengan laki laki tampan seperti Charcoal. Diana mengumpat di balik Butter yang menghampirinya. Mereka reka tertawa dengan tingkah laku Diana yang sangat menggemaskan.

"Makan siang dulu yuk," Butter mengajak Diana lagi untuk masuk ke rumah sedangkan Charcoal masih bermain dengan Evestus. Di meja makan tidak ada yang sibuk, mereka makan dengan tenang. Diana sering kali membuat para orang di tempat makan tertawa. Dengan kehadiran Diana sepertinya ada bahan tawaan di rumah ini lagi.

Steve sendiri kembali ke ruangannya lalu sedikit melakukan rapat dengan Josh dan Clara. Awalnya semuanya baik baik saja sampai Madame Izabelle masuk lalu memberitahu kabar buruk.

"Tidak mungkin!" Steve membantah diiringi nada tinggi yang menggelar.

"Maafkan aku Steve," Izabelle memeluk Steve, namun Steve hanya bisa terdiam kaku. Tangannya dingin sejadi-jadinya. Rahangnya mengeras, lidahnya pahit matanya buram, bahkan ia hanya bisa mendengar perkataan Izabelle sebagai dengungan saja.

"Kau ingin menemuinya?" Tanya Izabelle lalu Steve mengangguk pasrah.

Mereka pergi ke kamar Morry, di sana terlihat Velena yang masih menangis dan juga Edith yang masih menenangkan Velena.

"Eve, sayangku" Morry melihat Steve dengan tangan yang mengambang di udara bagaikan menarik Steve untuk mendekatinya. Steve lari ke arah ranjang lalu memeluknya.

"Morry tolong..." Steve menangis di tangan Morry sedangkan Morry mengusap tangan Steve dengan halus.

"Dimana adik adikmu?" tanya Morry perlahan dengan membelai rambut Steve.

The History of The Dark PhoenixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang