23 TAHAP DUA PULUH DUA

36 8 0
                                    


TAHAP DUA PULUH DUA

"Tolong!" Velena membuka pintu rumah yang besar dengan paksa. Tubuhnya yang kecil dibandingkan pintu utama yang besar itu mendorong pintu rumah hingga terbuka lebar.

Velena menggendong Diana yang masih tidak sadar. Ia  lari ke kamar Diana lalu menempatkan diana di atas kasur. Tidak lama kemudian para pelayan datang dan juga Edith yang aslinya hanya ikut-ikutan pelayan yang sedang terburu-buru ke kamar Diana.

"Ada apa?" tanya edith dengan rasa penasaran dan juga kebingungan. Velena memeluk Edith dengan kencang dan berulang kali mengucapkan kata maaf.

Diana di lingkari oleh beberapa pelayan dan tabib. Steve memasuki ruangan lalu Velena memeluknya. Tabib meminta Velena dan Steve untuk berbicara sebentar. Tabib tidak bisa menyelamatkan Diana, ia tidak hanya tenggelam namun jantungnya sudah tertusuk dengan pisau. Velena menunduk dan menyalahkan dirinya atas semua ini, tidak lama kemudian Steve meminta jasad Diana untuk di autopsi.

Jasad Diana di taruh di ruang kerja Glass yang dipenuhi beberapa ramuan dan juga cairan cairan aneh. Glass menyelidiki hal ini dikarenakan Glass adalah burung paling cerdas daripada yang lain. Glass meminta Velena untuk duduk di depannya dan juga Velena yang siap memberikan apa yang terjadi di daerah danau. Glass membuka buku catatannya dan mulai mewawancarai Velena.

"Baik Velena, apa saja yang kau tahu atau yang kau lihat di daerah danau? Apakah ada hal aneh atau janggal di daerah tersebut?" Glass menatap Velena tajam.

Velena menggigit bagian bawah bibirnya. "Aku menemukan darah dan juga seretan di atau tepi danau dan pedang kecil milik Diana yang terdapat darah di sisi pedangnya,"  jelas Velena yang menunduk ke bawah lantai.

Glass mengangguk lalu mengusap wajahnya kasar, "Bagaimana kau bisa tahu Diana ada di danau?" tanya Glass kembali.

Velena menghembuskan nafas berat, "ada dua kemungkinan, saat Diana bermain di tepi danau, mungkin dari belakang ada yang menyeretnya ke arah hutan dan menculiknya. Atau Diana memang diseret dari arah hutan ke danau lalu Diana melakukan penyerangan balik dan saat ia melakukan sebuah penyerangan ia tidak sengaja terbunuh, dan mungkin saat Diana melakukan penyerangan tersebut sang penyerang ini begitu cepat untuk mengambil pedang kecil milik Diana. Lalu setelah itu  jasad Diana langsung dibuang kedalam danau."

Batin Glass berkata bahwa Velena begitu cerdik dengan masalah ini, hanya melihat situasi ia bisa menyimpulkan sebuah kejadian. Seperti ia bermain dengan otaknya sendiri.

"Baik, sepertinya yang kedua masuk akal, bisa ikuti aku? Jika kau mau," Tanya Glass untuk memastikannya kembali. Velena mengangguk pelan.

Mereka menuju ruangan Glass yang terlihat jelas Diana terbaring di atas meja. Tidak mengenakan sehelai kain.

"Jika kau lihat disini, ada tusukan di bagian jantungnya. Tertusuk hingga ke atas. Seperti yang kau simpulkan tadi," Glass menunjuk ke arah luka diana.

"Dan aku menemukan ini di bagian belakang lehernya," Glass membalikkan kepala Diana dan terlihatlah sebuah lambang The Witch di belakang lehernya.

"Lambang apa itu?" tanya Velena yang mendekat ke arah jasad Diana.

"The Witch, ia adalah burung penyihir. Kita juga melakukan sihir namun sihir yang ia miliki berbeda. Sedikit jahat jika diasah, apa mungkin Diana memang ingin digunakan kekuatannya? Jika tadi Diana tidak terbunuh mungkin saja Diana sudah menjadi milik pasukan Terograve dan Eaglebird lagi."

The History of The Dark PhoenixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang