04: Ternyata Mereka

49.2K 3.6K 44
                                    

Caca akhirnya masuk sekolah setelah 3 hari ijin sakit. Ia sudah cukup terlihat baik, hanya saja Caca masih sering diam walaupun diusili oleh Ardi maupun Bagas.

Hal itu membuat temannya heran, namun tidak dengan Regan yang tau permasalahannya.

"Ca, lo kesambet apa sih?" Akhirnya Raffa bertanya dengan tangannya ya menepuk jidat Caca.

Tangan Raffa ditepis, bukan Caca tapi Regan yang melakukannya. Raffa hanya menyengir kuda.

"Gue gapapa." Caca menelungkupkan kepalanya ke meja. Sekarang jam istirahat sedang berlangsung.

Ardi tiba tiba heboh "Ca..Caaa jangan jangan lo sakit keras ya?"

"Hah..Caaa lo cerita sama gue Caa..Bahu gue selalu siap sedia untuk lo bersandar." Bagas ini memang selalu modus disegala keadaan.

"Bacot Anjing!! Pergi sana lo!" Bukan Caca yang menjawab, tapi lagi-lagi Regan. Caca malah sama sekali tidak bergerak tetap dalam posisinya.

Regan mengkode Danielo dengan matanya agar mengajak trio wekwek segera pergi.

"Cabut sat." Danielo berjalan keluar dan diikuti ketiga trio wekwek.

Raffa menoleh kebelakang, "Eh Regan lo ngapa masih disono, kan dibilang cabut."

"Nanti gue nyusul."

Danielo yang ditatap oleh trio tersebut hanya mengedikkan bahunya, pertanda bahwa ia juga tak mengerti.

Setelah kelas kosong Regan melihat kearah Caca. Ia melihat bahu Caca bergetar tanda bahwa sedang menangis.

"Caa.." Regan memanggil lirih.

Caca kemudian duduk tegap dan menoleh kearah Regan, detik itu juga Caca menubruk dada Regan dan menangis dipelukannya.

Regan sempat kaget, namun ia langsung membalas pelukan Caca dan mengelus rambut Caca.

Tanpa ada pembicaraan apapun keduanya masih nyaman dengan posisi berpelukan.

Tidak ada yang sadar bahwa keduanya dilihat oleh dua pasang mata. Itu Danielo dan Cleo, tadi memang Danielo menyuruh ketiga temannya untuk pergi duluan kekantin karena ia masih menunggu Cleo.

Danielo memang sadar akan perubahan Regan, ia merasa perubahan tersebut ada hubungannya dengan Caca. Tapi ia tak mengerti apa permasalahannya.

"Elo... Caca kok nangis?" Cleo sebenarnya ingin masuk tapi dicegah oleh Danielo.

"Entahlah, gue juga gak tau. Sayang, jangan bilang kesiapapun atas apa yang kita lihat antara Regan dan Caca ya?" Danielo mengusap kepala Cleo.

Kemudian mereka berjalan menuju kantin, "Emang kenapa kok gak boleh bilang-bilang?" Cleo ini memang sangat polos dan tulalit tapi ia sangat bisa menjaga rahasia.

"Kasian nanti Caca sama Regan malah jadi bulan-bulanan trio wekwek." Danielo memberi pengertian dengan lembut. Cleo hanya manggut-manggut saja.

***

Regan dan Danielo hari ini tidak ada ekskul basket, jadi setelah pulang sekolah mereka pergi ke distro untuk mengurus jaket Black Eagle yang baru. Regan doang sih yang mengurus, Danielo mah cuma ngikut-ngikut doang.

Mereka berboncengan, motor Regan ditinggalkan disekolah karena nanti keduanya masih akan kembali kesekolah menjeput gadis-gadisnya.

Saat diperjalanan mereka tiba-tiba dikepung oleh Red Devil, musuh bebuyutan dari Black Eagle.

Danielo melepas helmnya, ia menaikkan satu alisnya. "Mau apa lo bangsat!"

REGANTARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang