Regan berusaha menguatkan hati dan tubuhnya untuk berdiri, ia harus kuat untuk Caca. Setelah mendengar penjelasan dokter tadi, Regan akhirnya sudah bisa sedikit tenang.
Kini Caca sudah dipindahkan ke ruang rawat inap karena keadaannya sudah berangsur baik, walau belum sadar. Hati Regan berdenyut melihat Caca dengan selang infus, selang transfusi darah, dan juga oksigen yang menempel pada tubuhnya.
"Ca, lo harus kuat. Masa lo kalah sama dia hmm? Dia berjuang untuk tetap ada disini Ca," lirih Regan dengan menggenggam tangan Caca.
Sudah 3 jam sejak Caca ditangani, tapi Caca belum juga ada tanda-tanda untuk sadar. Regan kembali teringat ucapan dokter saat menjelaskan keadaan Caca.
"Pendarahan yang dialami memang banyak, namun dia sangat kuat sehingga masih tetap bertahan," ucap dokter Sonya
"Dia?" Regan tau yang dimaksud 'dia' bukanlah Caca.
"Janin dalam kandungan Caca. Dia sangat kuat dan mampu bertahan saat ini."
"Jadi benar Caca hamil?" Regan merutuki kebodohannya karena tidak peka akan keadaan Caca.
"Jadi anda belum tau kalau Caca hamil?" Regan menggelengkan kepalanya, "Caca juga tidak tau."
"Pantas saja. Caca bisa pendarahan karena dia sangat kelelahan, makan yang tidak teratur, dan mungkin Caca sempat jatuh." Regan hanya menunduk mendengar penjelasan dokter Sonya.
"Apakah sebelumnya Caca mengalami keluhan? Dan apa kegiatan Caca selama ini?" tanya dokter Sonya.
"Sudah beberapa kali Caca merasa perutnya sakit, sering pingsan dan terlihat lemas juga pucat, tapi dia tidak mau untuk periksa. Caca memang makan tidak teratur karena selalu memuntahkan makanan yang tidak sesuai keinginannya." Regan menghela nafas dan melanjutkan ucapannya "Caca bekerja part time disalah satu caffe setelah pulang sekolah hingga jam 11 malam."
Dokter Sonya nampak terkejut, "Kehamilan diusia seperti Caca memang sangat beresiko, bukan hanya untuk janinnya tapi juga untuk ibunya. Saya harap setelah kejadian ini, anda bisa menjaga lebih ekstra. Caca tidak boleh lagi beraktifitas berat, dia harus menjaga asupan nutrisinya. Dan untuk saat ini Caca harus bedrest dahulu sampai keadaannya pulih."
"Baik dok. Terimakasih."
"Ini hasil usg Caca, usianya kira-kira 5 minggu. Memang dia sanggup bertahan, namun kondisinya lemah." dokter menyerahkan foto usg Caca.
Regan menerima dan memandang hasil usg, ia mengusap foto itu dengan sedikit tersenyum. Tidak bisa dipungkiri, ada rasa bahagia juga ketika ia melihat foto itu. Foto usg yang menampilkan janin yang masih sangat kecil, berbentuk seperti kacang.
"Baiklah saya permisi dulu." Regan mengangguk.
Drrtt...drrttt
Telfon Regan berbunyi membuat lamunannya buyar. Terlihat Danielo yang menelfon.
"Hallo."
"Lo gak balik kesekolah? Gimana keadaan Caca?"
"Gak, gue jagain Caca disini. Udah membaik."
"Caca sakit apa?"
Regan terdiam. Tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya. Caca saja belum tau tentang kondisinya.
"Woy, anjir. Jangan bikin gue panik elah!"
"Ck. Brisik. Caca cuma kecapekan, kurang istirahat."
"Eh tapi, ngapain lo tadi buru-buru bawa ke rumah sakit. Di uks kan juga bagus medisnya."
"Caca tadi sakit perut."
KAMU SEDANG MEMBACA
REGANTARA [SUDAH TERBIT]
Romance"Regan, gue boleh pakai baju lo gak?" Caca masih mengenakan seragamnya yang bisa dibilang kebesaran itu. Caca sudah mengobrak-abrik isi lemarinya, ia tidak menemukan baju yang nyaman untuk dirinya lagi. "Kenapa sama baju lo ?" bukannya pelit, ia han...