"Lo kemana tadi gak masuk? Tumben amat," tanya Danielo. Pasalnya hari ini Regan memang tak masuk sekolah dengan alasan sakit, sedangkan sekarang malah kumpul di markas utama dan nampak segar bugar.
Regan hanya diam memainkan ponselnya.
"Ck. Lo janjian sama Caca?"
"Maksut lo?"
Kalo ada embel-embel Caca aja langsung jawab, cihh, batin Danielo.
"Ya lo sama Caca hari ini sama-sama gak masuk, dan sama-sama beralasan sakit."
Tidak menjawab, Regan malah mengambil rokok milik Danielo yang diletakkan di meja. Ia menyalakan dan menyesapnya.
Danielo mengernyit melihat kelakuan Regan. "Lo ada masalah apa?" Danielo langsung tau bahwa sahabatnya ini sedang ada masalah, karena Regan akan merokok ketika dia memiliki masalah berat saja.
Regan hanya menggeleng dan terus menyesap rokoknya.
"Andai gue kek lo, yang bisa tau masalah gue tanpa lo tanya."
Regan hanya terkekeh miris. "Gue bukan cenayang."
Danielo malah tambah ngeri dengan kelakuan temannya itu. "Kalo lo udah siap, jangan lupa datengin gue." Danielo tidak memaksa temannya itu untuk bercerita sekarang, toh kalau sudah siap Regan akan datang dengan sendirinya dan bercerita.
Mereka berdua memang seperti itu, ketika ada masalah Danielo hanya akan bercerita kepada Regan dan juga sebaliknya.
"Lo berduaan mulu kek homo." Ardi menghampiri keduanya. Regan dan Danielo memang duduk disudut ruangan, jauh dengan anak-anak yang lain.
"Bacot, Anjing!" Regan melempar bantal ke Ardi.
"Woyyy ada singa ngamuuuuuk." Ardi berlari menuju teman temannya lagi dengan tertawa terbahak-bahak.
"PULANG LEWAT MANA LO, NJING!" Sekarang giliran Danielo yang berteriak.
"AMPUUUUN BOSSSSSS."
Gelak tawa terdengar memenuhi ruangan tersebut.
Regan berdiri dan berjalan keluar tanpa sepatah katapun.
"Mau kemana bang?" tanya salah satu anak Black Eagle.
"Balik." Tanpa menoleh Regan langsung melenggang pergi.
"Baru juga jam segini. Eh Eh, HATI HATI LU NYET!" Bagas sedikit berteriak karena Regan sudah diambang pintu.
Regan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Karena memang sudah jam 11 malam, jalanan tidak banyak kendaraan berlalu lalang.
Pikiran Regan masih kalut atas kejadian kemaren malam. Bayang-bayang Caca yang menangis histeris membuat Regan merasa sangat bersalah.
Tiba-tiba Regan melihat seorang gadis yang ia kenal berjalan dipinggir jalan dengan menggendong tas ransel yang tidak terlalu besar.
"Caca," gumam Regan. Ia lalu mendekati gadis itu untuk memastikan. Dan ternyata benar.
"Ca, lo ngapain disini?" Caca tersentak dan mendongan melihat siapa yang bertanya "Regan," lirih Caca.
Keadaan gadis itu tak baik-baik saja. Penampilan acak-acakan, mata bengkak, wajah pucat dan bekas air mata dipipi yang nampak jelas.
"Lo mau kemana malem malem disini?" Caca hanya menggeleng.
"Gue anter pulang ya?" Hanya gelengan Caca yang didapat.
"Ca." Suara Regan yang terdengar sangat frustasi.
"G-gue dimarahin sama Bun-nda gara-gara kemarin gak pulang, hikss...hiks..g-gue takut." suara Caca yang lirih dan terbata bata karena menangis membuat Regan semakin memaki dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGANTARA [SUDAH TERBIT]
Romance"Regan, gue boleh pakai baju lo gak?" Caca masih mengenakan seragamnya yang bisa dibilang kebesaran itu. Caca sudah mengobrak-abrik isi lemarinya, ia tidak menemukan baju yang nyaman untuk dirinya lagi. "Kenapa sama baju lo ?" bukannya pelit, ia han...