25: Something?

29.4K 2.5K 264
                                    


"Caramella."

Caca yang sedang berjalan menuju kelasnya menoleh kebelakang, "Eh, Abi. Ada apa?"

"Nanti ada rapat. Lo udah tau?"

"Udah. Kan gue belum keluar dari grup."

"Oh iya ya. Dateng kan?" tanya Abi kikuk.

Regan mendengus, lelaki itu masih terus mengamati pergerakan Abi. Jelas sekali bahwa Abi ini hanya modus.

"Iya."

"Oke deh. Sampai ketemu lagi. Gue duluan," ucapan Abi hanya diangguki Caca.

Gadis itu langsung melihat kearah Regan yang berdecak, "Kenapa sih?" tanya gadis itu.

"Modus banget tuh orang," gerutu Regan.

Tunggu-tunggu, ada yang aneh. Caca tersenyum miring, "Lo cemburu?"

"Enggak. Siapa bilang gue cemburu?"

"Gue barusan."

Regan tidak menjawab. Lelaki itu malah jalan meninggalkan Caca dibelakang.

"Kok gue malah ditinggal sih," gerutu Caca.

Gadis itu tak juga melangkah, ia malah memandang punggung tegap yang kian menjauh. Kemudian Caca menutup mulutnya, gadis itu mual.

Ia segera berlari ke toilet. Namun, perjalanannya tak berjalan mulus. Gadis itu malah menabrak seseorang, karena berlari dengan menunduk.

Untung saja gadis itu hanya mundur beberapa langkah kebelakang. Ia mendongak melihat Atala yang nampak bingung.

"Lo gakpapa, Kak?"

Caca tidak menjawab, gadis itu langsung masuk ke toilet yang memang sudah ada didekatnya.

Atala bisa mendengar bahwa gadis itu muntah. Lelaki itu bingung, mau masuk tapi itu toilet cewek. Bisa-bisa ia dikira berbuat yang tidak-tidak.

Atala mengetuk pintu luar toilet, "Kak, lo gakpapa?"

Tidak ada jawaban. Atala mengacak rambutnya. Demi apapun ia bingung juga khawatir dengan Caca.

Saat ia memutuskan untuk masuk, Caca sudah keluar duluan. "Gue gakpapa kok. Masuk angin doang," kilah gadis itu.

"Lo pucet banget. Gue anter ke uks? Atau mau gue panggilin bang Regan buat kesini?" tanya Atala beruntun.

Caca malah tertawa, "Lo kenapa jadi cerewet sih sekarang?"

Atala memutar bola matanya, ia mengambil ponselnya di saku celana. "Lo mau ngapain?" tanya Caca curiga.

Lelaki itu tak menjawab. Membuat Caca jadi kesal. "Ah, yaudah deh gue mau ke kelas aja. Mode sillentnya udah aktif," cibir Caca.

Tidak mengijinkan untuk beranjak. Atala mencekal tangan gadis itu, menyuruhnya untuk menunggu sebentar.

"Dih apaan sih, g-"

"Ck. Ngapain malah disini? Kenapa gak ke kelas?" tanya Regan dengan napas tak beraturan. Lelaki itu habis berlari.

"Tadi muntah, Bang."

"Ck. Mual lagi?" Caca hanya mengangguk. Sejujurnya ia sangat lemas. Tadi ia hanya berpura-pura kuat, tidak mau jika Atala semakin mengkhawatirkannya.

Semakin kesini Atala jadi semakin mencurigai sesuatu, mood yang berubah-ubah, perilaku yang aneh, baju yang kebesaran, bahkan memakai hoodie kebesaran, dan sekarang mual muntah, wajah pucat. Oh sebentar, Atala mengingat sesuatu.

"Terserah. Yang penting jangan nanas..."

Kalimat itu terlintas begitu saja dipikirannya. Atala dan pikirannya terus bergelut dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada.

REGANTARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang