2

2.5K 183 22
                                    

Boruto tersentak di sebuah tempat yang sama sekali tak ia kenal. Tempat itu terlihat sudah tak ditinggali lagi dan beberapa beton disana runtuh.

Ada relief relief aneh disana, dan yang terpenting tempat ini berdebu!

Oh astaga, boruto sangat membenci debu! Ingin rasanya boruto pergi dari tempat ini sesegera mungkin, namun tubuhnya tak mau diajak berkerja sama.

Ia malah diam saja sambil melihat kesana kemari.

"Apa kau merasakan kehadiranku? Uzumaki Boruto?"

Boruto tersentak kaget, badannya tiba tiba saja mendingin dan rasa takut mulai menyelimuti dirinya

'Kata-kata ini... Mungkinkah?' batin boruto takut.

Boruto memberanikan diri untuk berbalik. Safir biru laut itu menatap kaget pada seseorang yang berada di hadapannya sekarang.

Wajahnya memang tidak terlihat karena gelap. Namun, boruto masih bisa melihat baju yang orang ini pakai. Baju itu sangat identik dengan...

'Otsutsuki!'

Boruto mengambil ancang ancang untuk mempertahankan dirinya jika orang didepannya ini menyerang.

"Jangan takut, aku tak berniat untuk menyakitimu" Ujar orang itu dengan tangan terangkat.

'Huh? Apa maksudnya?'

"Aku sama sekali tidak berniat untuk menyakitimu. Aku sedang berbicara denganmu melalui mimpi." lanjut orang itu, ia berjalan perlahan hingga wajahnya kini terlihat.

"Aku Otsutsuki Toneri"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku Otsutsuki Toneri"

Boruto masih dengan ancang ancangnya. Ia mana mungkin percaya begitu saja dengan orang yang ada didepannya ini. Apalagi sudah dipastikan bahwa dia adalah seorang otsutsuki!

"Mimpi?" Tanya boruto tak percaya.

"Aku tak punya banyak waktu disini, karena aku berbicara dalam mimpi." jawab toneri.

"Takdir berat yang kau genggam akan menyulitkan dirimu dimasa yang akan datang. Matamu adalah cahaya yang akan membawa mu keluar dari kegelapan." Lanjut Toneri sambil menunjuk mata kanan boruto yang masih diperban.

"Bahaya akan terus berusaha untuk menggapaimu, Boruto. Namun, jika kau bersamaku setidaknya aku bisa melindungimu. Dan hanya aku yang bisa."

Boruto semakin tidak mengerti dengan yang dikatakan oleh Toneri. Takdir? Cahaya di dalam kegelapan? Apa apaan itu? Tolong katakan dalam bahasa yang bisa ia pahami!

"Dalam tiga hari lagi, aku akan menjemputmu. Tak akan kubiarkan lagi kau dalam bahaya, Uzumaki boruto. Sang cahaya."

Perlahan lahan pandangan boruto kabur dan badannya terasa sangat ringan.






"Hahh!"

Boruto bangun dari tidurnya, ia langsung duduk dan mencoba mengingat yang terjadi.

Napasnya tak beraturan karena rasa takut yang menyelimutinya.

"Mimpi? Tapi mengapa rasanya sangat nyata?" Tanya Boruto sambil meremat pelan seprai kasurnya.

"Boruto, cepat turun! Sarapannya sudah siap." Panggil hinata dari bawah.

Napas boruto mulai kembali normal. Ia cukup kaget dengan kejadian yang baru saja terjadi.

"Boruto! Cepat bangun!" Panggil hinata lagi.

"Iya iya, aku ke sana kaa-chan." Jawab Boruto sedikit teriak.







Kini boruto dan tim 7 sedang melompati dahan demi dahan yang ada didepan mereka.

Hari ini misi tim 7 adalah menangkap kelompok pencuri yang mencuri uang dari bank.

"Boruto keluarkan kagebunshin milikmu untuk menarik perhatian mereka. Lalu aku dan mitsuki akan menyerang dari belakang." Suruh sarada yang menatap guru dan kedua temannya

"Lalu konohamaru sensei akan mengambil barang curian itu, dan kau boruto, kau akan menyelesaikan bagian depannya, mengerti?" Tanya sarada.

"Dimengerti." Jawab mitsuki dan Konohamaru.

"Boruto? Boruto apa kau mendengar rencananya?" Tanya sarada pada boruto yang dari tadi melamun.

"Oi, Boruto? Apa kau mendengar?" Panggil Sarada lagi.

"A-apa? Kenapa?" Tanya boruto yang baru saja terbangun dari lamunannya.

"Apa kau mendengarnya?" Tanya sarada kesal.

"Iya aku dengar, jadi bagaimana rencananya -tebassa?" Jawab boruto.

"Kau memang tak mendengarnya ya?" Kesal Sarada.

"Maaf maaf, aku sedikit kepikiran sesuatu tadi." Ujar Boruto sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.






Misinya selesai dengan baik. Yah memang ada sedikit kesalahan karena kecerobohan boruto yang melamun di tengah tengah misi. Namun, untungnya misinya terselamatkan.

"Kau ini kenapa Boruto? Dari tadi kulihat hanya melamun, apa yang mengganggu pikiranmu?" Tanya Sarada

"Iya, Boruto. Tak biasanya kau nelamun seperti tadi" Ujar Mitsuki, ia menatap mataharinya yang kini masih di dalam lamunannya.

Oke, mitsuki dan sarada menyerah. Boruto tak kunjung bicara, ia malah terus melamun.

"Ehm, aku pulang duluan. Hari ini aku sedang tak enak badan." Bohong boruto. Apanya yang tak enak badan, daritadi yang ia lakukan hanya memikirkan tentang mimpinya tadi malam.

"E-eh iya, hati hati." Jawab Sarada dan Mitsuki bersamaan.

Boruto berlari menuju rumahnya. Yah, lebih baik jangan dipikirkan dulu. Hal yang terpenting adalah menenangkan dirinya dulu.





"Tadaima"

Boruto melepas sepatunya dan masuk ke dalam rumahnya. Hari ini tak ada himawari yang menyambutnya seperti biasa. Himawari sedang berlibur di rumah kakek hiashi.

'Yah, jadi sepi.. '

"Kau pulang lebih cepat dari biasanya"

"Aku sedang tak enak badan." Jawab Boruto yang melewati kawaki dengan wajah lesunya.

"Omong omong kaa-chan kemana -tebassa?" Tanya boruto yang berhenti di tangga.

"Pergi belanja, sudah dari tadi sih." Jawab kawaki, ia pergi duduk ke sofa yang ada disana dan merebahkan badannya.

Boruto hanya menatap lesu kawaki, ia kembali berjalan menuju kamarnya.

"Kau.. Baik baik saja?" Tanya Kawaki dengan mata tertutup. Boruto hanya menjawab dengan anggukan.

Namun Kawaki tak bisa ditipu begitu saja, hanya dengan melihat wajah Boruto yang sangat lesu. Sudah bisa dipastikan ia sedang banyak pikiran.

Tapi Kawaki hanya diam, mungkin boruto merasa bersalah karena lagi lagi melukai orang lain.









To Be Continued...

Truth [Boruto : Naruto Next Generation]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang