Brakk!!
Kawaki meninju pohon yang berada di sampingnya dengan amarah.
"Apa tadi.. Benar benar boruto-kun?" Tanya Sumire memecah suasana yang hening.
"Entahlah, mungkin hanya seseorang yang mencari perhatian dengan merubah dirinya menjadi Boruto?" Jawab Iwabe Asal sambil memainkan kakinya.
"Tapi, dari chakranya. Itu memang Boruto."
"Mendokusei, Harusnya tadi kita tak langsung menyerang. Bisa saja kedua orang itu yang menyelamatkan boruto dari penculikan waktu itu, bukan?" Ucapan Shikadai membuat mereka semua sadar bahwa mereka terlalu gegabah.
"Jika mereka memang orang baik. Mengapa ketika kita menyuruh mereka menunjukkan wajah, mereka hanya diam?" Tanya Sarada dengan nada datar.
"Chakra Boruto sudah tidak ada di sekitar sini. Lebih baik kalian semua pulang dulu. Kita cari Boruto disini lagi besok saja, oke?"
Usul Naruto, ia berusaha mengajak mereka pulang agar perdebatan ini tak terus berlangsung.Kawaki menghela napas kasar dan berjalan pulang diikuti yang lainnya. Mereka berpisah ke arah rumah masing masing dengan seribu pertanyaan di kepala mereka.
------------------------------------------------------
Perlahan lahan, mata Eida mulai terbuka. Ia mengerjap ngerjap mencoba menyesuaikan cahaya dengan matanya.
Tangan kanannya masih terasa ngilu, namun rasa sakitnya mulai menghilang sedikit demi sedikit.
Ia menoleh ke arah sampingnya. Senyuman kecil terbit di wajahnya yang indah.
Terlihat Boruto dan Code yang tertidur di kursi dengan kepalanya yang berada di atas kasur. Boruto tertidur di sebelah kanan Eida sedangkan Code tertidur di sebelah kiri Eida.
Eida mengamati lamat wajah Boruto dan Code sambil tak henti tersenyum.
(Nikmat apa yang kau dustakan Eida? Wkwk)
Mata Boruto tiba tiba terbuka membuat Eida mengerjap kaget. Ternyata sedari tadi Boruto tidak tidur, Ia hanya kelelahan karena pertarungan tadi.
Boruto kini mengubah posisinya menjadi duduk dan meregangkan otot ototnya.
"Mau ku bawakan air?" Tanya Boruto pelan agar tak mengusik tidur Code. Eida hanya mengangguk kecil.
Boruto langsung saja turun ke lantai bawah untuk mengambil air. Kamar Eida dan Boruto memang berada di lantai 2, berbeda dengan Code yang berada di lantai 3 dan Toneri yang berada di lantai paling atas kastil.
Baru saja beberapa langkah, terdengar suara teriakan Code yang menggema di seluruh penjuru kastil.
"BORUTO! EIDA SUDAH BANGUN! CEPAT BAWAKAN AIR!!!"
Boruto menutup kedua telinganya dengan wajah masam. Astaga, Code memang selalu bisa membuat mood boruto menjadi buruk.
Ia turun dari tangga dengan menghentak hentakkan kedua kakinya seperti anak kecil. Wajah kesalnya malah membuat kesan imut pada dirinya.
Ia mengambil cerek yang berukuran sedang di atas meja dan menuangkan air pada gelas.
"Ouch!"
Boruto meringis kala air panas yang ia tuang jatuh ke tangannya. Ia langsung bergegas ke wastafel dan membilas tangannya.
Boruto merutuki dirinya yang bodoh. Cerek yang ia ambil tadi ternyata berisi air panas.
Memang sih, Boruto memiliki kebiasaan meminum air panas di pagi hari. Biasanya para kugutsu akan menyiapkan air panas di pagi hari untuk Boruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth [Boruto : Naruto Next Generation]
FantasyMeskipun pada akhirnya aku mengingat semuanya, akankah ada yang berubah? "Mengapa harus aku yang mengalami takdir sialan ini!" Start : 06/05/20 End : -