8

1.8K 149 11
                                    

"Aku mau pesan burger lagi." Cho-cho bangkit dari kursinya dan pergi untuk memesan burger lagi.

Cho-cho, Sarada, Mitsuki, Kawaki, Shikadai, dan Sumire sekarang berada di thunder burger.

"Kau mau makan lagi cho-cho? Nanti kau jadi gemuk lagi, bagaimana?" Tanya Kawaki dengan nada mengejek, pertanyaan kawaki sontak membuat cho-cho marah.

"Lancar sekali kau bicara ya? Apa mulutmu mau ku jahit?" Tanya Cho-cho yang langsung membuat Kawaki sweetdrop.

"Bercanda, bercanda."

"Tapi cho-cho, perkataan Kawaki ada benarnya. Kau sudah makan 5 burger dan masih ingin tambah, Badanmu bisa gemuk lagi, lho." Ujar Shikadai membela Kawaki, yang dibela malah memasang wajah kemenangan.

"Huh, cukup Inojin saja yang selalu mengejek ku gendut. Shikadai, kau jangan ikut ikutan dong." Gerutu Cho-cho, ia berjalan kembali untuk memesan burger lagi.

Sumire yang mendengar nama Inojin disebut jadi mengingat sesuatu.

"Oh iya, Inojin-kun dimana ya? Aku lupa mengembalikan cat air miliknya yang kupinjam." Tanya Sumire.

"Kalo tidak salah ia sedang berlatih dengan paman Sai di hutan. Dia bilang ingin mempelajari lebih dalam tentang choju giga." Jawab Shikadai sambil meminum soda miliknya.

"Oh iya, aku baru ingat. Malam ini ada festival perayaan laboratorium sains ninja yang baru saja selesai di renovasi bukan?" Tanya Sarada antusias.

Sumire yang mendengarnya hanya mengangguk sambil tersenyum. 3 bulan renovasi itu berjalan sangat membosankan bagi Sumire karena ia tak bisa bekerja dalam jangka waktu itu.

"Apakah ada makanan disana nanti?" Tanya Cho-cho yang baru saja datang dengan membawa 3 burger di piringnya.

"Kalo makanan kau selalu maju nomor satu ya." Kini Mitsuki juga bergabung untuk mengejek Cho-cho dengan senyum khasnya.

Mendengar kata kata Mitsuki sontak membuat mereka semua tertawa terbahak bahak kecuali Cho-cho yang sudah memasang wajah masam.

Cho-cho menghempaskan piringnya di atas meja dengan kasar. Perlahan lahan lengannya mulai menjadi membesar. Mereka semua meneguk ludah dengan kasar.

'Habis sudah' Batin Kawaki ketakutan.

"Bubun baika no jutsu!!!"































"Yosh, ini dia tempatnya!" Ucap Boruto kegirangan ketika mereka sampai di depan gua itu.

Terlihat tumbuhan merambat yang tumbuh di mulut gua itu. Tumbuhan itu malah membuat kesan horor tertanam di sekitarnya. Bahkan seorang Code sekalipun sekarang sedang bersembunyi di balik bahu Boruto karena sedikit ketakutan.

"Astaga, kau ini kenapa?" Tanya Boruto risih karena sedari tadi Code bersembunyi di balik bahunya.

"Bukankah ini seram? Bagaimana jika kita pulang saja?" Ajak Code yang mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru gua itu. Padahal ini bukan pertama kalinya ia mengunjungi gua itu.

Ia melalui gua itu juga ketika menuju ke kastil Toneri 3 tahun yang lalu. Meskipun sudah 3 tahun, Code tetaplah Code yang penakut.

"Tolonglah Code, ini satu satunya kesempatan ku untuk berjalan jalan ke tempat baru." Pinta Boruto dengan wajah memelas.

"Daar penakut!" Ejek Eida pada Code. Code yang mendengarnya sontak merasa kesal.

"Dasar wanita kasar!" Code membalas ejekan Eida sambil menjulurkan lidahnya pada Eida.

"K-kasar?!" Tanya Eida kaget. Dia, dibilang wanita kasar? Astaga, Code sepertinya bosan hidup.

Eida menarik lengan bajunya ke atas dan memasang wajah marah.  
Code menelan ludah dengan kasar namun ia masih memasang wajah berani.

"Lihat apa kau masih bisa berbicara seperti tadi!" Eida hendak menyerang Code namun dirinya di tahan oleh Boruto.

"Astaga! Ayolah, aku hanya ingin perjalanan yang menyenangkan!"

























Di lain tempat, Ada sebuah kastil megah dan besar yang berada di tempat yang gersang dan tandus. Tanahnya berwarna merah dan langitnya gelap. Tak ada tumbuhan atau pohon di sekitar sana.

Di dalam kastil itu, seseorang duduk di singgasana besar yang berada di lantai paling atas kastil itu.

Kaki kanannya berada di atas kaki kirinya dan kepalanya ditumpu oleh tangan kanannya.

Jari jarinya mengetuk pelan singgasananya. Ia menggerutu kesal karena sedang menunggu seseorang.

"Kenapa Momoshiki dan yang lainnya lama sekali?" ia mendengus pelan, ia sangat kesal jika harus menunggu seperti itu.

Ia bangkit dari singgasananya dan berjalan menuju laki laki yang berada di meja di sampingnya. Laki laki itu sedang membaca buku berwarna oranye sambil sesekali terkekeh pelan.

"Yura, temani aku pergi ke tempat Momoshiki!" Suruh orang itu pada laki laki yang berada di hadapannya.

Yang dipanggil Yura itu tak mengubris perkataan orang didepannya. Menurutnya, buku yang sedang ia baca lebih menarik.

"Yurashiki!!" Panggilnya lagi dengan menaikkan nadanya satu oktaf.

"Ha'i, Ha'i. Barashiki sama." Jawab Yurashiki yang bangkit dari duduknya. Tak lupa senyumannya yang menyebalkan itu.





















To Be Continue.....

Truth [Boruto : Naruto Next Generation]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang