9

1.7K 153 27
                                    

Boruto menunduk menatap danau besar dihadapannya sekarang. Ia memajukan sedikit mulutnya sambil berpikir keras.

"Kita... Berenang?" Cicit Boruto, ia sedikit takut dengan danau di hadapannya sekarang. Ia bahkan tak tau seberapa dalam danaunya.

Bagaimana jika mereka kehabisan napas? Bagaimana jika mereka tak bisa keluar? Berbagai pertanyaan kini bersarang di kepala Boruto.

"Tak usah takut, kita hanya perlu menyelam dan keluar dari gua ini." Code meyakinkan Boruto sambil tersenyum manis. Namun, bagi Boruto senyum itu sangat menyebalkan.

"Padahal tadi kau yang takut!"

"Aku tak takut tuh! Tadi aku hanya.. Ehm.. Bermain main. Iya, hanya bermain main!" Code menjawab asal agar dirinya tak di cap penakut. Padahal mah emang.

Boruto menelan ludahnya kasar. Dari berbagai macam jalan pintas yang menghubungkan bumi dan bulan, mengapa harus danau? Dan mengapa harus menyelam!!

"Itu, balon?" Boruto mengernyitkan dahinya, mengapa ada balon di dalam air?

"Entahlah. Mungkin ada yang bermain balon lalu di serang kepiting raksasa." Jawab Code ngasal.

Boruto yang mendengarnya hanya mengangguk pelan, bodohnya dia mempercayai perkataan Code. Sedangkan Code kini tertawa ngakak dalam diam.

Kini, mereka bertiga sudah bersiap untuk menyelam. Boruto meremat pelan jubah hitam miliknya. Ia memiliki firasat aneh tentang ini.

Tapi, Boruto langsung menghapus semua pikiran negatifnya.

'Ayolah, Boruto! Kau sudah 16 tahun. Jangan jadi penakut!' Batin Boruto.

"Siap?"

Boruto dan Eida yang ditanya langsung nengangguk mantap. Mereka bertiga langsung saja meloncat ke dalam danau itu
untuk menyelam.

Boruto terkesiap kaget, ia bisa bernapas di danau itu. Ia bahkan tak merasa sesak napas sama sekali. Ia menatap bingung pada Eida dan Code.

Yang ditatap hanya tersenyum pada Boruto. Boruto semakin tak mengerti, bagaimana bisa mereka bernapas di air?

Code menunjuk pada balon balon yang kini ada di hadapan mereka.  Ia mengisyaratkan agar tak menginjak atau menyentuh balon itu.

Boruto mengerutkan alisnya dan menaikkan kedua bahunya tanda tak mengerti.

'Astaga, dia ini bodoh sekali!' Batin Code kesal.

Boruto menatap bingung pada Code. Tanpa ia sadari kaki kanannya menyentuh salah satu balon. Balon itu tiba tiba seperti menarik boruto ke arahnya.

Boruto yang tak siap mencoba berteriak, namun nihil. Suaranya tak dapat di dengar siapapun. Ia pun terserap ke balon itu dan matanya perlahan tertutup.

Ia termakan genjutsu yang ada di dalam balon itu. Kini ia tertidur sambil menekuk lututnya di dalam balon itu.

'Boruto bodoh!' Geram Code

Code panik dan berusaha berenang menuju Boruto. Namun tanpa sengaja ia juga menyentuh salah satu balon di dekatnya. Balon itu pun melakukan hal yang sama pada Code.

Code menarik kaki Eida karena panik, yang ditarik menatap bingung pada Code karena sedari tadi ia melihat ke arah lain.

Eida yang tak mengerti terkesiap kaget karena mereka berdua seperti tertarik ke dalam balon itu bersamaan.

Kini, mereka bertiga sudah termakan genjutsu balon itu dan tertidur.






















Boruto terkesiap kaget, ia bangun di tempat yang tak ia kenali. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru tempat itu.

Ia berada di tempat yang didominasi dengan warna merah. Ada beberala batu yang dan sisa sisa pertempuran yang berterbangan di sekitarnya.

Netranya bertemu dengan seorang anak laki laki yang berada di depannya sekarang.

Mata Boruto membulat kaget, anak didepannya ini sangat mirip dengannya. Anak itu bahkan memiliki mata Jougan yang sama dengannya. Dan letaknya sama, di mata kanannya.

Boruto kaget, bagaimana bisa ada manusia lain yang memiliki Jougan. Yang ia tahu dari Toneri, hanya dia saja manusia yang memiliki Jougan.

Dapat terlihat jelas raut ketakutan yang terpancar dari anak itu. Boruto menatap anak di depannya dengan teliti.

'Dia... Sangat mirip denganku'

"Aku bisa melihat takdirmu dengan jelas!!"

Boruto terdiam, ia seperti mengenal suara dan kata kata itu. Tapi ia tak ingat kapan pernah mendengarnya.

Boruto membalikkan badannya dengan pelan. Kini ia dibuat lebih terkejut lagi.

Ia melihat seseorang yang menatapnya tajam dengan urat urat yang menonjol di sekitar kedua matanya. Ralat, lebih tepatnya menatap anak yang berada di belakangnya sekarang.

"Berhati hatilah. Mata biru itu, perlahan lahan akan mengambil segalanya darimu!!"

Boruto terlonjak, entah kenapa rasanya perkataan orang didepannya ini seperti menusuk hatinya.

Padahal ia tahu bahwa perkataan pria berambut putih itu untuk anak dibelakangnya. Namun, rasanya seperti ia mengalami ketakutan yang sama seperti anak dibelakangnya.

Tiba tiba saja, ia berpindah di tempat lain. Kini ia berada di ruang tamu keluarga Uzumaki.

Boruto mengernyit heran, ia tak mengenali tempat ini tapi seperti merasa pernah ke sini.

Netranya bertemu dengan sosok anak laki laki yang sama. Anak laki laki bersurai kuning itu kini sedang bersama seluruh keluarganya merayakan ulang tahunnya dan ulang tahun adiknya.

Boruto sedikit merasa iri, ia seperti ingin diperlakukan seperti itu juga.

Kini, ia berada di tempat lain lagi.
Ia berada di atas patung hokage di konoha. Boruto mengedarkan pandangannya. Lagi lagi tempat yang asing namun terasa pernah ia kunjungi.

Ia sedikit tersenyum ketika melihat anak laki laki tadi berjanji pada perempuan di sampingnya untuk menjaganya. Anak itu tertawa bersama dengan kedua temannya itu.

Tanpa sadar, satu bulir air mata turun dari mata kanannya. Entah kenapa ia merasa bahwa anak bersurai kuning itu tak bisa menepati janjinya pada gadis itu.

Lagi lagi, tempatnya berubah. Ia berada di tempat yang luas dengan banyak pepohonan.

Lagi, lagi dan lagi. Boruto dibuat terkejut karena melihat anak bersurai kuning tadi memiliki karma. Apalagi, corak karmanya sangat mirip dengannya.

Boruto, berbalik menatap ke arah gadis berkacamata dan anak laki laki bersurai biru yang menatap kaget padanya. Mereka menjaga seorang pria dewasa yang tergeletak di sana.

Anak laki laki tadi terjatuh tak sadarkan diri di belakang Boruto. Nafas Boruto kini tak beraturan. Ia merasa takut dan kaget di saat bersamaan.

"Boruto!"

Deg!

Boruto memegang dadanya yang sesak dan menatap gadis berkacamata yang kini berlari menuju dirinya.

Waktu terasa melambat ketika gadis berkacamata itu menembus dirinya sambil berteriak memanggil namanya.

Tes!

Satu bulir air mata tiba tiba saja turun dari mata kanan Boruto.

Boruto terjatuh sambil memegang dadanya yang sesak. Ia menatap ke arah belakang, tatapannya tertuju pada anak laki laki yang tergeletak tak sadarkan diri di belakangnya dengan seorang gadis yang berada didekatnya.

'Itu.... Aku?'



























To Be Continue.....





Truth [Boruto : Naruto Next Generation]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang