"Ini punyaku, kan?"
Pertanyaan Boruto membuat Sarada terdiam sebentar. Ditambah dengan suara Boruto yang sangat dingin dan mengintimidasinya.
"I-itu..." sarada gagap, ia tidak tahu harus mengucapkan kata apa.
Plak!
"Auww!" Boruto memegangi kepalanya yang dipukul dari belakang.
Tiba-tiba saja Kawaki meletakkan lengannya di leher Boruto layaknya orang akrab.
"Kau masih sakit kok udah keluar, bodoh?!" Kawaki berucap seakan melupakan kejadian sebelumnya.
Boruto menatap jengah pada sosok yang 'sok akrab' padanya itu. Ia melepaskan lengan Kawaki yang berada di lehernya dengan kasar dan menunjuk Kawaki kesal.
"Sudah kubilang untuk berhenti bersikap seperti kau mengenalku!" Boruto menunjuk Kawaki dengan kesal.
"Dasar! Kau sudah kalah sekarang, berhentilah berpura-pura tak mengenalku dan yang lainnya!" Nada Kawaki terkesan membentak.
"Berhenti berpura-pura? Kau pikir aku sedang berakting sekarang?" Tanya Boruto jengkel sambil membersihkan debu di bahunya.
"Kau.. Tak berpura-pura?" Tanya Sarada kaget. Ia pikir Boruto hanya berpura-pura tak mengenal mereka.
Wajah Boruto tak terlihat seperti sedang berbohong. Apalagi raut jengahnya, jika ia berbohong bagaimana bisa terlihat senatural itu?
"Terserah apapun alasanmu! Sekarang kau harus kembali ke kamar dulu!" Sarada menarik tangan Boruto dengan kasar dibantu Kawaki.
"Hei! Aku tak mau! Lepaskan aku! Siapa yang mengizinkan kalian menyentuhku!" Boruto berteriak kencang agar Kawaki dan Sarada melepaskan lengannya. Ia memberontak tapi tenaganya masih belum terisi penuh.
Berbagai umpatan keluar dari mulut Boruto. Namun, Kawaki dan Sarada hanya menulikan telinganya. Mereka menghempaskan tubuh Boruto ke ranjang ruangan tadi dengan sedikit kasar.
Naruto membuka pintu ruangan itu ketika mendengar suara keributan dari dalam. Netranya menangkap sosok Kawaki dan Sarada di depan ranjang Boruto.
"Kawaki, Sarada? Boleh minta waktunya sebentar -ttebayo?" Tanya Naruto sopan, raut wajahnya seketika berubah sedih melihat Boruto yang menatap jengkel padanya.
Kawaki dan Sarada bertatapan sebentar, lalu berjalan menyusul Naruto yang sudah jalan duluan.
"Jika kau lari lagi, aku akan memukulmu Shanaroo!" Sarada sempat mengancam Boruto sebelum ia menutup pintu dan meninggalkan Boruto sendiri.
Boruto hanya membuang muka dan membaringkan badannya di atas ranjang itu.
"Ada apa, Nanadaime?" Tanya Sarada setelah menutup pintu.
"Jadi begini...." Naruto menggaruk tengkuk belakangnya yang tak gatal lalu menceritakan percakapannya dengan amado sebelum ke rumah sakit.
(Flashback on)
Brakk!
Naruto mendobrak pintu lab Amado dengan kasar. Ia membopong Boruto yang sudah tak sadarkan diri di punggungnya.
"Hokage?"
"Boruto-kun?!" Tanya Sumire kaget ketika melihat Boruto yang digendong Naruto. disana hanya ada Sumire dan Amado, Katasuke sedang diluar.
Naruto meletakkan Boruto di ranjang kecil di sudut ruangan. Ia lalu beralih duduk di salah satu sofa panjang berwarna Navy. Nafasnya terengah-engah, badannya penuh luka dan keringat membanjiri keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth [Boruto : Naruto Next Generation]
FantasyMeskipun pada akhirnya aku mengingat semuanya, akankah ada yang berubah? "Mengapa harus aku yang mengalami takdir sialan ini!" Start : 06/05/20 End : -