Chapter 22 (galang yang berbeda)

148 13 0
                                    

Suara deruh motor menggema di Alun-alun kota. Udara dingin menyeruak tubuh kecil milik gadis yang tengah duduk di sebuah kursi rotan seraya memakan makanan yang berada di depannya.

"Sumpah, tuh orang berisik banget. Lagi ada demo atau apa sih?" Gerutu Keela lalu menyeruput minuman yang terbungkus plastik.

"Ini lagi, gara-gara mas baksonya mau cepet pulang. Gue sendiri makannya, gak ada yang nemenin." Sebenarnya, Keela tadi berniat mencari udara malam yang segar. Namun, saat berjalan. Dia melihat gerobak tukang bakso yang berhasil membuat perutnya kembali berbunyi.

Tetapi, betapa sialnya Keela. Tukang baksonya ingin cepat pulang karena baru saja mendapat telepon dari rumah sakit bahwa istrinya baru saja melahirkan. Alhasil tukang baksonya meninggalkan Keela yang sedang lahapnya memakan bakso.

Setelah selesai menyantap makanannya. Mangkok bakso milik penjual itu dia letakkan di bawah kursi "Paling besok, mas bakso ambil mangkoknya."

Kaki jenjang milik Keela melangkah menuju Alun-alun kota karena sangat penasaran dengan keributan yang mengusiknya.

Keela mengedarkan matanya, dapat dilihatnya mungkin ada sepuluh orang? Tidak, bukan sepuluh orang tapi lima belas? Sangat susah menghitung mereka, semuanya memakai jaket kulit warna hitam dan berlomba-lomba membunyikan suara deruh motornya. Sangat bising.

Keela sedikit mendekat saat semua orang berjaket kulit hitam itu tidak lagi membunyikan knalpotnya.

Seorang pria dengan tubuh tinggi membuka helm. Sepertinya dia adalah pemimpinnya.

"Dengerin gue, malam ini kita semua harus latihan. Gue mau ajak tanding balap anak sebelah." Ucap Baron dengan suara lantang.

Yah, The Cobras
Kumpulan yang dipimpin oleh Baron, dengan wakilnya, adiknya sendiri yaitu Galang Fathul.

"Kenapa mendadak sekali, Bang?" Tanya seorang laki-laki yang merupakan bawahan.

"Lo siapa? Gak usah atur-atur. Kalo gue bilang sekarang ya sekarang. Lo gak mau ikut perintah gue?" Tatapan Baron mampu membuat laki-laki yang bertanya itu menciut.

"Gue belum kenalin kalian sama wakil baru kita, Adik gue." Baron membunyikan klakson motornya, Motor dengan suara knalpot yang menggema itu melaju dengan cepat dan saat berada di hadapan The Cobras, dia menampilkan sebuah atraksi.

Motornya melaju membentuk lingkaran pada tempat yang sama dengan kepulan asap yang kini menjalar kemana-mana.

"Ini adik gue, dia bakalan jadi wakil baru gue dan gantiin Fahri." Teriak Baron seraya menepuk tangan dan berdiri di atas motornya, dia merasa bangga sendiri saat memperkenalkan wakil barunya.

Kini motor Baron dan motor Adiknya bersampingan. Baron memberikan aba-aba pada adiknya agar membuka helm.

"Ck, alay banget sih. Kenalin wakil pakai gitu segala." Keela membalikkan badannya ingin pergi dari tempatnya.

"GALANG FATHUL!! WAKIL BARU THE COBRASSSS!!!!!" Suara Teriakan Baron mampu menghentikan langkah Keela hingga mematung.

Dengan cepat Keela membalikkan badannya. matanya melotot tidak percaya, tenggorokannya sangat kering terasa, dan bulu kuduknya juga ikut merinding.

Laki-laki yang dia rindukan itu kini berada di hadapannya. "Galang?"

Keela menautkan alisnya, masih tidak menyangka. Ada banyak sekali pertanyaan yang ada di kepalanya, ada banyak sekali mengapa dan kenapa.

Ponsel Keela berdering, terlihat nama Chandra pada ponselnya.

"Iya kenapa?"

"Lo dimana? Nyokap lo nyariin."

LAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang