Chapter 19 (rahasia galang)

175 15 0
                                    

Keela membaringkan tubuhnya di atas kasur setelah mengganti pakaian, dia meraba plester yang melekat di lehernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Keela membaringkan tubuhnya di atas kasur setelah mengganti pakaian, dia meraba plester yang melekat di lehernya.

Dia teringat seseorang saat mengingat iris mata laki-laki berjaket kulit hitam itu. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang yang berada sangat jauh darinya.

"Galang?"

"Iya sayang?"

"Kamu dimana?"

Seseorang dari seberang diam sejenak lalu kembali berbicara.

"Di Korea Selatan lah. Emang aku dimana?"

"Aku tau kamu di Korsel. Ini kamu di rumah atau di luar rumah?"

"Di rumah."

"Kamu sibuk gak?"

"Enggak kok kenapa?"

"Mau cerita."

Galang di seberang sama terkekeh

"Yaudah cerita aja sayang."

Seketika Keela tersenyum sendiri, pipinya kini merah merona. Jantungnya apa kabar? Dia sepertinya melayang saat mendengar ucapan sayang dari Galang.

"Kok gak cerita sih?"

"Hah? Iya ini mau cerita. Tadi pas di pesta sekolah aku ada orang tapi gak tai siapa. Dia nempelin plester di leher aku yang berdarah. Matanya itu buat aku itu tidak asing saat aku pikir-pikir matanya sangat mirip dengan mata kamu."

"Seriusan? Leher kamu kenapa berdarah? Sekarang gimana?"

"Udah gapapa kok, udah gak sakit cuma nyeri sedikit."

"Pokonya kamu harus beri krim luka jangan sampai di biarin lukanya."

"Iya, tadi udah di beri kok."

"Kamu tidur gih. Jangan begadang lagi nanti kantong mata kamu nambah lagi. Jadi jelek nanti muka pacar aku."

Keela terkekeh. "Emangnya kalo aku jelek kamu nggak mau sama aku?"

"Asalkan orang itu Keela Janekorweta mau mukanya jelek, hitam, dekil dan jerawatan aku tetap mau kok sama dia."

"Bisa deh kalo gombalnya."

"Haha, yaudah sana gih. Istirahat ini udah jam sebelas malam loh."

"Galang jangan pernah berubah ya. Aku sayang sama kamu sayang." Ucap Keela dengan sepenuh hati pada kekasihnya.

"Gak akan, aku akan selalu berada di sisi kamu sampai kapan pun walaupun maut memisahkan."

Ucapan Galang membuat tubuh Keela seketika merasa sangat gerah. Tiba-tiba saja atmosfer di kamarnya berubah menjadi panas.

"Tidur gih, udah malam." Lanjut Galang berbicara.

"Iya ini udah mau tidur."

"Jangan matiin ponselnya nanti biar aku aja yang matiin. Kamu tidur aja yah."

LAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang