Chapter 10 (sikap berlebihan)

211 17 2
                                    

"loh, Sha! Kenapa nangis?!" Pekik Rowena saat baru saja memasuki kelas dan melihat Shanon yang menangis dan tengah berbicara dengan Keela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"loh, Sha! Kenapa nangis?!" Pekik Rowena saat baru saja memasuki kelas dan melihat Shanon yang menangis dan tengah berbicara dengan Keela.

Rowena dengan segera mendorong pinggul Keela agar memberinya ruang untuk duduk, dengan paksa Keela bergeser sedikit mendekat pada Shanon.

"Gue berantem sama Kak Bastian." Lirih Shanon dengan wajah sedihnya.

"Pacar baru lo?" Shanon hanya mengangguk.

"Santai aja kali. Gak putus kan? Jadi gak usah nangis lah." Ujar Rowena sangat polos sekali. Biasalah orang jomblo akut pasti tidak pernah merasakan apa yang di rasakan oleh Shanon.

Keela langsung mencubit lengan Rowena gemas karena perkataannya, bukannya menghibur malah semakin memperkeruh.

"Aww... Sakit tau!" Ringis Rowena mematap tajam pada Keela.

"Kalo lo gak ngerti gak usah banyak bicara! Shanon lagi sedih seharusnya di hibur atau apa kek. Ini lo malah bilang gitu."

"Emang yang gue bilang salah, La?" Tanya Rowena, sungguh Rowena anaknya polos sekali.

Keela memutar bola matanya, lebih baik dia diam daripada harus menjelaskan pada Rowena, sudah anaknya lalot di tambah polos lagi. Ampun eneng.

"Gue ke tempat duduk gue dulu mau nyimpan berkas gue." Ujar Rowena memberitahu Keela dan Shanon lalu beranjak menuju ke tempat duduknya yang berada di ujung belakang. Soalnya dia tidak ikut hari pertama sekolah sehingga dia kehabisan tempat duduk.

Setelah menyimpan berkas-berkasnya, Rowena berjalan kembali ke tempat duduk Keela dan Shanon.

"Gaes!! Gue punya berita. Tadi pas gue baru masuk gerbang gue lihat banyak cogan. Omaygat sumpah ganteng banget." Gerutu Rowena langsung menyambar duduk di samping Keela.

Keela berdesis "Wen, sumpah lo baru pertama masuk udah gini. Gimana nanti kalo udah lama bisa-bisa kuping gue panas dengar mulut lo itu komat-kamit terus."

"Ehh, komat-kamit mbak dukun baca mantra." Ujar Rowena menyanyikan sebuah lirik lagu, Keela hanya menggeleng, begini nih kalo pasien rs jiwa kabur.

"Dengan segelas air putih lalu pasien." Rowena mengambil alih botol air yang berada di meja.

"Disemprot....."

Rowena melempar air minum hingga terpental di dinding dan hap botol air mengenai kepala Bu Mirna, wali kelas mereka.

Rowena memelas dan menepuk jidatnya "Mampus gue! Baru hari pertama, Wen!" Gumamnya menyalahkan dirinya sendiri.

Bu Marni mengusap lengannya yang terkena lemparan botol air, dia mengedarkan pandangannya dengan sorot mata menyala seakan ingin memangsa orang yang melemparinya.

"SIAPA YANG LEMPAR BOTOL INI!!!" Tegas Bu Marni tetapi dengan hentakkan kaki yang bisa menggoyangkan jantung Rowena.

Dengan susah payah Rowena menelan salivanya, dia menaikkan tangan kanannya sebagai pengakuan diri bahwa dia yang bersalah.

LAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang