Chapter 25 (pernyataan dan kecelakaan)

155 16 7
                                    

Di depan sebuah gedung sudah berjejer rapi mobil dengan berbagai merk. Ada yang merk mercedenz-benz, bentley, ferari, lamborghini, rolls-royce, aston martin, dan masih banyak merk lainnya.

Gedung yang di sewa khusus untuk pesta ulang tahun Vivianne sudah di dekor dengan sangat indah, lampu dengan berbagai bentuk menerangi setiap sudut gedung.

Terdapat banyak lukisan wajah Vivianne yang di lukis oleh pelukis terkenal ibu kota. Jangan lupakan kursi duduk para tamu sudah di dekor dengan baik. Sofa yang nyaman dengan meja yang berbentuk bulat. Setiap meja sudah di sajikan dessert, yaitu La Madeline au Truffle.

"Ini makanan apa lagi? Mana kenyang perut gue kalo cuman makan ginian." Keluh Angga saat melihat dessert yang di sajikan pada mejanya.

"Bentuknya doang yang bagus, eh isinya kayak bola." Keluhnya lagi.

"Makan aja kali, lo gak tau tuh harganya ini tuh jutaan." Timpal Bastian.

"Serius? Jutaan harganya?"

Alvender, Bastian, dan Dafin bersamaan mengangguk membuat Angga sontak menutup mulutnya.

"Gue gak mau makan kalo gitu, sayang makanan harga mahal masuk perut gue nanti gue mau jual aja lah."

"Emang ada yang mau beli sama lo?" Ketus Alvender.

"Jahat banget lo, Al."

"Pacar gue cantiknya, udah kayak bidadari." Sahut Bastian dengan kedua tangannya yang memegang dagunya, matanya tak luput memandang Shanon.

Ketiga mahluk jomblo yang berada di dekatnya juga beralih menatap Shanon yang berdiri bersama dengan Keela dan Rowena.

Berbeda dengan Alvender, dia ternyata menatap Keela. Tanpa dia sadari lekuk bibirnya membentuk bulan sabit.

"Cantiknya." Lirih Alvender sangat pelan, tak ada yang dengar.

Suara biola dan instrumen musik terdengar, lampu sorot menyorot Vivianne, sang empu pesta.

"Hello, good night." Sapa Vivianne di atas panggung dengan gaun yang sangat mewah.

"Ini adalah ulang tahun yang ke-18 gue. Pertama-tama gue mau ucapin untuk semua teman-teman yang sudah hadir meramaikan acara ulang tahun gue."

Terdengar gemuruh tepukan tangan semua orang, saat itu juga semua lampu yang menyinari gedung mati seketika.

Hanya lampu sorot yang hidup, menyorot kue ulang tahun milik Vivianne. Kue itu sangat mewah, kuenya berbentuk Hogwarts dengan tinggi sekitar setengah meter.

"Gila, keren banget kuenya." Kagum Angga dan seketika bertepuk tangan.

"Angga goblok ngapain lo tepuk tangan?" Bastian langsung mengetok kepala Angga membuatnya meringis.

"Anjrit, main pukul aja lo bangke."

"Untung gelap, kalo gak gelap hancur reputasi Navis karena lo."

"Emang napa? Tepuk tangan kok sampai salah sih?"

"Lo lupa? Lo itu inti Navis. Jangan sampai semua orang nilai Navis itu norak. Hancur reputasi kita." Jelas Bastian. Navis memang merupakan geng yang populer di kalangan Nodus School.

"Navis juga populer karena Alvender, Alvender santai aja tuh." Angga menunjuk Alvender.

"Gak kayak lo." Angga memukul Bastian.

"Kalian berdua yang norak, ini tuh pesta tapi masih aja berantem. Udah kayak tom dan jerry." Sahut Alvender.

"Iya tuh, kayak bocil kalian berdua." Sahut Dafin juga.

LAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang