Chapter 34 (peristiwa di taman raya)

142 13 0
                                    

Galang dan Chika duduk di depan seorang dokter yang khusus memeriksa Galang setiap hari minggu.

"Kamu harus jaga kesehatan dan jangan sampai kamu terluka lagi." Ujar dokter itu dengan wajah yang serius.

"Tekanan darah kamu stabil, kamu harus ingat terus untuk mengomsumsi makanan bergizi dan buah-buahan Galang." Ujar dokter lagi, Galang hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Dan ingat juga jangan merokok ataupun minum alkohol." Galang tersenyum dan mengangguk. Begini lah jika dia pergi check up .

Setelah selesai mendengarkan arahan dokter, Galang dan Chika keluar dari ruangan dokter itu.

Mereka berdua masuk kedalam mobil dan mobil Galang melaju dengan kecepatan stabil.

"Jadi karena itu kenapa kemarin kamu tidak minum alkohol?" Tanya Chika dan diabaikan oleh Galang.

"Galang kalo orang bertanya itu dijawab." Omel Chika dan lagi-lagi Galang mengabaikannya.

"Come on Galang. Use your mouth to speak!"

"Chik, lo bisa diam gak sih?!" Bentak Galang dan meminggirkan mobilnya.

"Sekali lagi lo ngoceh, gue nggak segan-segan nurunin lo di pinggir jalan." Tegas Galang menatap tajam ke arah Chika.

"Kamu kenapa sih? Berani kamu bentak aku? Aku telpon abang kamu sekarang karena kamu berani bentak aku!" Chika kini mengambil ponselnya dan menelpon Baron.

Galang menghela napas kasar, kenapa Chika harus pakai acara mengancamnya? Jika Baron tahu pasti dia bakalan dimarahi dan seperti biasa, Baron pasti akan melakukan hal yang seharusnya tidak dia lakukan.

Seperti beberapa minggu yang lalu, Galang meninggalkan Chika di sebuah restoran karena Chika sudah berani melakukan hal yang sangat tidak terpuji dengan membentak seorang ibu tua.

Chika saat itu melaporkannya pada Galang, dan saat Galang pulang dia berdebat dulu dengan Baron. Baron merasa gagal menjadi abang dan berniat melukai dirinya sendiri.

Sejak saat itu Galang terus menuruti perintah Chika demi uang untuk pengobatannya dan demi abangnya.

Galang merampas ponsel Chika lalu mematikan sambungan teleponnya.

"Okay, lo mau apa?" Ujar Galang dengan nada berat.

"Gue mau lunch di restoran italian."

Galang melajukan mobilnya menuju ke restoran italia sesuai keinginan Chika.

"Kalo bukan karena gue butuh uang gue pasti udah lempar jauh-jauh nih orang ke segitiga bermuda." Batin Galang saat menyetir mobilnya dan sesekali memberikan tatapan sinis pada Chika yang sibuk dengan peralatan make-up.

---

Rowena dan Shanon mengajak Keela untuk menghirup udara segar di taman raya. Sudah hampir dua minggu mereka tidak bertemu dengan Keela.

"Pak ice cream rasa vanila mix coklat tiga yah." Titah Rowena menyebutkan pesanan mereka.

Shanon dan Keela duduk bercengkrama di kursi panjang. Sore ini lumayan banyak orang yang berada di taman.

"Gue iri banget, mereka kok bisa-bisanya pacaran kayak gitu yah?" Gumam Shanon.

"Emang mereka ngapain? Ciuman atau apa?" Tanya Keela.

"Ih, nggak. Pikiran lo jauh banget. Mereka tuh pacaran tapi bareng keluarganya juga. Kayak piknik gitu." Ujar Shanon memanyunkan bibirnya.

LAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang