Di bawah langit malam yang gelap gulita, bertemankan hembusan angin yang mengarah dari timur. Di sinilah ia berada, balkon kamar. Di tempat ini ia suka mencurahkan bayang-bayang dalam benak, tanpa harus dicap aneh oleh orang lain.
Sejenak ia meninggalkan posisi nyamannya itu--masuk ke dalam kamar nuansa abu dan putih, tempat raganya beristirahat. Ia mengambil gitar kesayangan, yang sangat dijaga seperti nyawa sendiri. Selepas itu, Raja melabuhkan dirinya di atas bangku yang berada tak jauh dari balkon.
Udara malam mungkin memang mencekam, terkadang membuat bulu kuduk meremang. Lain halnya dengan Raja, udara malam dapat membuatnya tenang. Terlebih untuk saat ini, ada bayang seseorang yang bahkan Raja sendiri tak mengenalnya, tapi dengan anehnya orang tersebut menguasai pikiran Raja.
"Itu siapa, sih? Bisa-bisanya gue kepikiran. Argh! Me ... ah, udahlah, mending mainin gitar aja," ceracau Raja, sebelum akhirnya memetik senar gitar yang berada dipangkuan.
Dengan lihai jemarinya menciptakan alunan dari alat musik tersebut. Permainan dengan alat itu Raja padukan dengan lagu 'Garis Terdepan' milik Fiersa Besari. Melodi dari gitar nan suara merdunya bisa membuat orang terbius untuk tetap menikmati dan tak ingin beranjak pergi.
"Bila kau butuh telinga tuk mendengar ....
"Bahu tuk bersandar, raga tuk berlindung ....
"Pasti kau temukanku di garis terdepan ....
"Bertepuk dengan sebelah tangan ...."
Bersamaan dengan Raja selesai memainkan gitar, benda pipih di saku celananya berdering. Sebuah panggilan masuk dari Arka.
"Ganggu aja nih anak."
"Ja," panggil orang di seberang sana.
"Iya, apaan?" Suara Raja sedikit terpaksa kala mengatakannya.
"Lo udah ngerjain fisika?"
"Mau nyontek, ya?"
"Tuh tau. Udah belum?"
"Udah, besok pagi aja, ya, di sekolah."
"Iya." Secara sepihak Raja memutuskan panggilan dari orang yang ingin meminta jawaban itu.
"Ck—" decak Raja. "Kirain apa malem-malem, ternyata minta jawaban."
Netra Raja beralih menatap analog putih yang berada di dekat pintu masuk kamarnya. Sudah tengah malam. Sehabis pulang makan malam di luar, Raja langsung melakukan kebiasaannya ini, mungkin jika orang lain tau, Raja akan dilabeli 'sad boy', terserah apa kata mereka saja, karena yang terpenting adalah beban Raja sedikit reda.
Opsi selanjutnya yang menjadi pilihan remaja itu adalah berbaring di atas kasur. Mata Raja perlahan terlelap, berbarengan dengan atmanya yang dengan segera naik ke awang-awang. Tak lama berselang, Raja sudah masuk ke dalam alam bawah sadar.
***
"Woi, gue juga mau liat," cetus Dave, kala melihat Arka dengan tenang memindahkan isi buku Raja ke buku tulis kosong Arka.
"Lo belum juga?" tanya Raja.
"Bukan belum, sih. Cuma gue mau liat, sama apa enggak jawabannya kayak lo." Dave menyangkal apa yang dikatakan Raja, sembari menunjukkan buku latihannya.
Arka melirik jemu Dave secara sekilas. "Idih! Kemarin gue tanya katanya beluman."
"Gue lupa kalo udah ngerjain," papar Dave berbarengan dengan nyengir kuda.
"Udah-udah. Kalian kerjain aja, gak usah debat," kata Raja melerai dua sejoli itu.
Jangan heran mengapa Raja dan kedua sahabatnya bisa satu kelas. Sebut saja Raja memakai jalur orang dalam, karena Papanya berteman dekat dengan pemilik sekolah SMA BUDI GANDEWA.
![](https://img.wattpad.com/cover/268211457-288-k888863.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Bumi
Storie d'amoreSetiap manusia layak untuk dicintai. Tidak peduli seberapa buruknya seseorang, seberapa hancurnya seseorang, dan seberapa menyedihkannya seseorang, tapi dia tetap layak untuk dicintai. Seiring berjalannya waktu, yang ditakdirkan pasti akan dipertemu...