"Kamu itu bagaikan teka-teki yang gak ada habisnya, sangat sulit untuk ku pahami"
-Mentari Saras Ayunda-"Mungkin kedekatan kita selama ini adalah sebuah kesalahan"
-Mentari Saras Ayunda-Sepagi ini motor besar Raja sudah bertengger manis diparkiran alasan Raja datang sepagi karena ia ingin menghindari Ali Yudana -Papanya. Sebenarnya Raja berniat untuk tidak masuk hari ini, pikirannya, jiwanya masih membutuhkan ketenangan tapi mau bagaimana lagi dia belum siap bertemu dengan ayahnya, Raja tak siap melihat ayahnya menangis dihadapannya jadi biarlah untuk saat ini dia mengulur waktu.
Raja duduk di bangku pojok paling belakang, mulai hari ini dia akan duduk disini. Kelas masih sepi dan Raja berniat untuk ke rooftop saja, mungkin tempat itu juga akan sering dikunjungi mulai sekarang.
Saat menuju rooftop mata elang Raja bertemu dengan mata indah milik Mentari, Raja memutuskan tatapan mereka dan kembali fokus berjalan.
Mentari merasa aneh dengan Raja. Bukankah kemarin mereka baik-baik saja? Bahkan Mentari menemani Raja, perlakuan Raja manis sekali kemarin lalu tapi kenapa sekarang seperti orang asing?
"Kamu itu bagaikan teka-teki yang gak ada habisnya, Bumi. Sangat sulit untuk ku pahami" Mentari berdialog sendiri menatapi kepergian Raja sampai punggung tegap itu menghilang dibelokan
Mentari tau dari penampilan Raja yang berantakan pasti Raja sedang tidak baik-baik saja, jadilah Mentari memutuskan untuk mengikuti Raja.
Raja tengah duduk di salah satu bangku yang ada dirooftop ditemani gumpalan asap yang Mentari tau asalnya dari benda bernama vape yang digenggam oleh Raja.
"Kamu gak sayang sama diri kamu sendiri yah, dengan kamu pakai benda itu gak akan buat kamu sehat, Bumi" tau-tau Mentari sudah duduk di sebelah Raja
"Gue gak minta dinasehatin sama lo" jawab Raja yang masih sibuk memainkan asap yang dia ciptakan
Mentari terkejut atas perkataan Raja dan bukannya Raja kemarin memanggilnya dengan sebutan kamu? Kenapa pula Mentari keberatan atas hal ini? Bukannya selama ini Mentari tidak mempermasalahkan hal ini?
"Bumi, liatdeh mentari di atas sana gak sebesar bumi yang sangat luas tapi mentari di atas sana mampu menerangi setiap titik yang ada di bumi" ucap Mentari tak memperdulikan perkataan Raja tadi
"Iya, tapi mentari dan bumi gak mampu berdekatan" jawab Raja masih tak memperdulikan keberadaan Mentari disampingnya
"Jadi, mending lo pergi" lanjut Bumi mengusir Mentari
Mentari diam, kenapa dadanya seperti terhimpit, sesak ada apa dengan dirinya?
Mentari mengabaikan sesak di dadanya beralih tersenyum pada Raja dan itu membuat Raja aneh, seharusnya Mentari marah."Yaudah aku kelas deluan ya, Bumi" seru Mentari meninggalkan Raja sendirian. Mentari berusaha mengerti mungkin Raja benar-benar butuh waktu untuk sendiri.
Sepeninggalan Mentari, Raja merasa ada yang hilang, dia juga merasa telah menyesal telah memperlakukan Mentari seperti tadi padahal Mentari tak salah apa-apa. Seharusnya Raja membiarkan Mentari disini, disisinya.
***
Dikelas Mentari hanya diam melamun, pikirannya berkelana pada cowo yang tadi dia temui di rooftop.
"Mentari teh kenapa" tanya Meilany yang heran pasalnya sahabatnya ini dari tadi pagi seperti gelisah tak menentu. Kan lihatlah omongan Meilany saja tak dihiraukan oleh Mentari.
"WOIII DIAM DIAM BAEE" teriak Meilany disamping Mentari dan usahanya berhasil menyadarkan Mentari
"Kenapasih Mei teriak-teriak kayak tarzan" jawab Mentari kesel pada Meilany
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Bumi
Storie d'amoreSetiap manusia layak untuk dicintai. Tidak peduli seberapa buruknya seseorang, seberapa hancurnya seseorang, dan seberapa menyedihkannya seseorang, tapi dia tetap layak untuk dicintai. Seiring berjalannya waktu, yang ditakdirkan pasti akan dipertemu...