PART 4: PERTEMUAN

53 13 11
                                        

"Bertemu denganmu adalah takdir tapi menjadikanmu bagian dari hidupku adalah pilihanku"
***

Wanita paruh baya itu sedang sibuk menata makanan untuk sarapan pagi seperti biasanya. Hingga semua telah tersedia di meja makan. Wanita paruh baya itu tersenyum melihat hasil kerjanya, lalu wanita itu meninggalkan dapur dan menaiki undakan tangga menuju kamar putri semata wayangnya.

Wanita paruh baya itu membuka pintu bercat abu-abu dan masuk ke dalam kamar bernuansa putih yang begitu rapi.
Dia menggelengkan kepalanya melihat sang pemilik kamar masih saja tidur berbalut selimut, padahal matahari di luar sana sudah terik-teriknya. Wanita itu berjalan mendekati jendela dan menyibak horden agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam kamar.

"Mentari ayo bangun, ini udah siang banget loh," ucap Bundanya Mentari.

"Mentari kamu kalo masih tidur begini yang ada matahari di luar ngambek sama kamu," lanjutnya.

"Kok gitu, Bun?" tanya Mentari yang entah sejak kapan sudah terbangun dan tak lupa dengan suara khas bangun tidurnya.

"Matahari udah terik banget di luar tapi kamu masih molor," jelasnya, "Jangan sampe ngambek mataharinya sama kamu, terus dia gak mau lagi muncul," lanjut sang Ibunda.

"Kalo matahari gak muncul lagi kiamat dong, Bun," jawab Mentari polos.

"Makanya kamu bangun terus mandi, Bunda tunggu di bawah kita sarapan sama-sama." Final Bundanya lalu berlalu dari kamar Mentari.

Sungguh Mentari sebenarnya malas sekali bangkit dari tempat tidurnya, tapi mau bagaimana lagi jika dia tidak bangun, bisa-bisa matahari di luar beneran ngambek lalu tidak muncul lagi. Tidak, Mentari tidak menginginkan hal itu terjadi, masih banyak yang harus dia capai.

Mentari bangkit dari tidurnya lalu berjalan dengan gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak begitu lama Mentari keluar dari kamar dengan baju santainya lalu seperti yang dikatakan Bundanya, dia turun ke bawah untuk sarapan seperti biasa.

****

Di meja makan hanya ada Mentari dan Bundanya. Iya, begitulah jika Ayahnya sedang dinas di luar kota maka rumah ini hanya dihuni oleh Mentari, Bundanya, dan pembantu serta supir.

Ketika sarapan berlangsung Bunda Mentari berucap.

"Mentari, nanti Bunda mau ke rumah tante Sahla ya, kamu mau ikut?" tanya sang Bunda.

"Enggak deh Bun, Mentari abis ini mau ke toko buku buat beli novel baru."

"Yaudah kalo gitu kamu hati-hati ya."

"Iya, Bun."

Hingga sarapan pun selesai dan Bunda Mentari segera pergi.
Selepas kepergian Bundanya, Mentari kembali naik ke atas menuju kamarnya dan segera bersiap-siap untuk pergi ke toko buku. Mentari hari ini ingin menghabiskan harinya berada di luar saja, dia terlalu bosan untuk di rumah sendiri.

Mentari memilih untuk memakai celana jeans hitam, dan baju berwarna putih serta sneakers yang senada dengan warna celananya, tak lupa dengan tas selempang kecil. Mentari hanya mempoleskan bedak baby lalu memakai lip balm agar bibirnya tidak terlalu kering dan terakhir Mentari membiarkan rambutnya untuk digerai saja.

***

Dan disinilah Mentari sekarang, disalah satu toko buku yang ada di mall. Dia berjalan menyusuri bagian-bagian buku hingga dia menemukan bagian yang diisi dengan novel-novel. Mentari, dia berbinar melihat novel-novel yang ada, ingin sekali rasanya dia membawa pulang semua novel yang ada disini. 

Raja BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang