Nara berjalan ke resepsionis wangshu inn dengan dress ungu kehitaman. Ia turun dari kamarnya dengan rambut ungu kehitaman bak langit miliknya yg disanggul.
"Aku ingin membayar satu malam" ucap nara, bersiap mengeluarkan mora seadanya yg ia simpan didalam kalung perhiasan miliknya.
"Tidak perlu, nona" ucap sang resepsionis.
Nara kaget, tetapi detik berikutnya menetralkan wajahnya dan menyimpan kembali moranya.
Nara berjalan keluar dari wangshu inn. Berjalan kembali ke liyue harbor seraya memetik beberapa bunga yg menarik perhatiannya.
Ditengah perjalanan, mata nara tanpa sengaja menangkap sosok berambut hijau dengan pakaian putih dan celana ungu kehitaman.
Nara tersenyum. Ini hari keberuntungannya. Nara berjalan kearah xiao dengan wajah yg ia pasangi senyum.
"Halo halo~" sapa nara sambil menepuk pundak xiao dari belakang.
Xiao menoleh, nara bisa melihat bercak darah yg ada ditopeng xiao. Tp itu bukan darahnya, melainkan darah hilicurl yg sebelumnya xiao kalahkan.
"Minggir bodoh!" Teriak xiao kemudian menarik tubuh nara kebelakang dirinya.
Xiao dengan segera menggunakan kekuatan anemo miliknya dan membunuh sebuah hilicurl yg membawa kapak.
"Apa kau sudah gila?" Tanya xiao, melepaskan topengnya.
Nara terkejut. Beberapa detik kemudian menetralkan wajahnya. Xiao yg tau bahwa nara terkejut hanya memijat pelipis hidungnya.
"Sudahlah, apa kau sudah sehat?" Tanya xiao menatap nara.
Mata nara kembali berbinar. Ia mengangguk kepada xiao dengan semangat.
Meskipun nara mengangguk, xiao dapat melihat bahwa kaki nara sedaritadi bergetar.
Xiao berjongkok didepan nara. Nara bingung dengan apa yg dilakukan xiao.
"Naiklah, kuantar kau sampai liyue harbor" ucap xiao.
Nara tanpa pikir panjang langsung menaiki punggung xiao. Tangannya ia lingkarkan dileher xiao.
"Ringan" gumam xiao dalam hati.
Xiao kemudian berjalan perlahan. Menggendong nara hingga sampai di liyue harbor.
***
"Xiao" panggil nara.
Xiao berdehem. Nara masih berhenti berbicara beberapa detik. Padahal ia sudah memanggil xiao.
"Kau yg merawatku saat kemarin sakit?" Tanya nara memastikan.
Xiao mengangguk. Pipi nara merah padam. Oh tuhan, apa yg telah xiao lakukan kemarin malam? Apa dia mengompres nara hingga pagi hari?
"Tubuhmu demam tinggi, dan aku sempat ingat bahwa manusia yg demam harus dikompres dengan air dan kain" ucap xiao masih sibuk melihat jalanan.
Nara menenggelamkan kepalanya dibahu xiao. Meskipun nara tau bahwa xiao pendek, tp sejujurnya tinggi nara jauh lebih pendek lagi. Tidak jauh, tapi mungkin sejengkal.
"Apa kau sakit lagi?" Tanya xiao yg merasakan hangat di bahu miliknya.
Nara menggeleng. Ia terlalu malu tetapi didalam hatinya, ia terlalu senang hingga tidak bisa ia ungkap kan.
"Aku akan menjemputmu nanti malam jika kau sakit" ucap xiao menurunkan nara. Mereka sudah sampai digerbang masuk liyue. Agak jauh dari para millelith, karena xiao tak terlalu menyukai manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Star -Xiao
FanfictionIni hanya kisah sederhana. Tentang sang pria yg berusaha mati-matian menghindar dari kenyataan, dan sang wanita yg selalu menunggu jawaban dari sang pria. "Kenapa kau tak pernah sekali saja melihatku?" "Sebenarnya yg kau suka adalah mata dari nara...