chap.11

174 31 3
                                    

Kota keabadian. Alasan mengapa millelith melepaskan nara adalah karena kartu organisasi inazuma milik nara. Sejujurnya, dia melepaskan nara karena 2 hal. Inazuma masih memasok barang-barang khas miliknya kedalam liyue, sehingga tak mungkin liyue membiarkan inazuma bermusuhan dengannya, dan alasan kedua adalah karena kartu itu ditandatangani langsung oleh raiden shogun. Seolah dia berkata 'jangan sentuh nara'

Nara berjalan pulang kerumahnya. Merasakan semilir angin yg mulai dingin. Ia kemudian masuk kedalam rumah dan mengunci pintu.

"Fuah" ucapnya sembari menghempaskan tubuhnya diatas kasur.

Nara melamun sebentar. Memikirkan apakah malam ini dia ditemani atau sendirian.

Beberapa menit kemudian ia sadar kemudian menepuk-nepuk pipinya.

"Sadar!!"

Nara kemudian masuk kedalam kamar mandi. Beberapa menit kemudian keluar dengan dress tidur berwarna putih miliknya.

nara terdiam cukup lama sebelum akhirnya memilih untuk pergi kedapur dan mengisi perutnya yg kosong. 

"apa yg mereka lakukan saat ini?" gumam nara. 

sedaritadi nara terus memikirkan apa yg sedang xiao lakukan bersama lumine sekarang. nara ingin menghentikannya, tp ia tak bisa. jika ia menghentikannya, maka kemungkinan besarnya, xiao tak akan membantu lumine saat bertarung dengan osial dimasa depan, dan apa yg bisa dilakukan nara disana? vision hydro dengan kekuatan dewa yg cacat tak akan bisa membantu sedikit pun, terlebih kekuatannya masalah waktu, bukan seperti venti atau zhongli ataupun baal. 

nara menghela nafasnya sebelum akhirnya menyuapkan steak yg sudah dipotong kedalam mulutnya. 

"mou, berhentilah memikirkannya! besok ayo temui dia!" ucap nara dnegan semangat, piring yg sebelumnya terisi daging steak dan kentang tersebut pun habis. 

***

"xiaoo" ucap nara sambil berjalan kebalkon lantai teratas diwangshu inn. 

hari masih pagi, sehingga matahari yg masuk kedalam matanya tak begitu menyengat. 

"xi-" ucapannya terhenti begitu melihat pemandangan yg sangat ia benci. 

xiao berbincang dengan santai, berdua dengan lumine, bahkan tidak ada paimon disana. 

nara mengepalkan tangannya. ia ingin marah sekarang. 

"xiao" panggil nara, ia tak bisa lari lagi, ia yakin perbincangan mereka tak begitu penting, jadi nara bisa memotong dan mengajak xiao pergi dari sana. 

"nara?" tanya xiao. 

"oh, lumine, perkenalkan, ini nara, temanku" ucap xiao begitu nara sampai dihadapan mereka berdua.

lumine mengeluarkan senyuman khas miliknya. senyuman manis yg disukai banyak orang, pengecualian oleh nara. 

"perkenalkan aku lumine, pengembara dari dunia luar" sapa lumine. 

nara hanya memaksakan senyumnya, membalas sapaan dari lumine. 

"xiao, ganyu memanggilmu, katanya ia ingin berlatih denganmu" ucap nara, xiao dengan segera mengangguk dan teleport ketempat ganyu. 

"lumine, apa kamu sudah menemui adeptus yg lain?" tanya nara. 

"eh? sudah" 

"bukankah kau harus mengembalikan sesuatu pada seseorang?" nara menyipitkan matanya, ia yakin 200 persen lumine akan mengangguk iya dan pergi. 

"oh iya! aku lupa! terimakasih nara sudah mengingatkanku!" pamit lumine kemudian ia pergi meninggalkan nara seorang diri. 

"nara! apa yg kau lakukan? kau berbohong padaku!" ucap xiao yg sudah berteleport kehadapan nara. 

"berbohong? aku berbohong apa padamu?" tanya nara yg tak pura-pura tak tahu. 

"kau bilang ganyu ingin berlatih bersamaku! tp dia bilang dia sibuk dan dia berniat melakukannya minggu depan denganku!" 

'duh, keceplosan' ucap nara dalam hati. 

"euhm, aku lupa kalau ganyu bilang ingin minggu depan" elak nara. 

xiao menghembuskan nafasnya kasar. 

"kemana lumine?" tanya xiao. 

"pergi, katanya dia ingin mengembalikan sesuatu pada seseorang" jelas nara, xiao hanya mengangguk.

"apa malam ini kau sibuk? mau menemaniku membuat almond tofu?" ajak nara. 

"aku sibuk" jawab xiao. 

nara hanya bisa tersenyum dan mengangguk. 

"baiklah" 

***

nara berjalan kearah bank yg dikelola oleh childe, salah satu fatui harbringer yg sebelumnya pernah menawari kontrak kerjasama dengannya. 

"whoa, infomu tidak salah sedikitpun, nona nara!" ucap childe. 

nara tersenyum tipis kemudian melepaskan jaket miliknya dan menaruhnya digantungan. bank sudah tutup, yg tersisa hanyalah childe, nara, dan para karyawan. 

"ini sebagai hadiahmu" ucap childe melemparkan sebuah alat pada nara. 

nara menangkap alat tersebut sembari memperhatikannya. 

"tak kusangka aku akan gila dengan meminta imbalan benda ini" ucap nara sebelum akhirnya menyimpan benda tersebut.

"aku yakin kau sangat membutuhkannya kedepannya, tapi hati-hati, kau bisa saja mati" peringat childe. 

"terimakasih karena sudah mengingatkanku" ucap nara kemudian menyimpan alat tersebut.

"Aku mendapatkannya susah payah, jadi tolong jangan sampai nona merusaknya" ucap sang fatui harbringer sembari memasang wajah memohon.

"Terserahmu saja, jadi info apalagi yg ingin kau dapatkan dariku?" Tanya nara tanpa basa basi.

"Aku tau nona pasti pernah mendengar tentang pemimpin abyss mage yg mereka sebut pangeran" ucap childe sembari mengeluarkan beberapa dokumen untuk diberikan pada nara.

Nara mengambil dokumen tersebut dan membacanya secara seksama.

"Kusarankan kau lebih berhati-hati lagi" ucap nara sembari melirik childe sebentar sebelum akhirnya kembali fokus pada dokumen ditangannya.

"Knp?"

"Aku punya sedikir firasat buruk tentangnya" ucap nara.

Bohong.

Dia sebenarnya tau siapa pemimpin tersebut dan bagaimana rupanya. Nara sudah melihat masa depan dan selama satu tahun ini, dia menyadari bahwa timeline yg dia lihat tak selalu sama.

Semisal kemarin ia melihat dirinya sendirian, tetapi ternyata malam itu xiao datang. Sebenarnya yg nara lihat itu adalah dirinya beberapa bulan kemudian.

Atau mungkin semisal ia melihat anak kecil jatuh didekatnya, beberapa jam kemudian anak itu benar-benar terjatuh. Intinya, waktu penglihatan nara random.

"Yah, sudah pasti kau memiliki firasat seperti itu karena dia adalah pemimpin abyss mage" ucap childe sembari mengedikkan bahunya.

Nara kemudian memberikan dokumen tersebut pada asisten childe yg berada disebelahnya.

"Yah, mungkin sisanya akan kukirim padamu lewat surat karena ini sudah larut malam" ucap nara sembari mengambil jaket miliknya.

"Haha, baiklah, apa nona mau kuantar?" Tawar childe.

Nara menggeleng, sembari mengenakan jaketnya, gadis itupun keluar dari bank tersebut.

"Selanjutnya masalah osial dan latern rite" gumam nara.

Star -XiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang