chap.9

195 30 0
                                    

Nara mengusap keringat yg bercucuran di kening nya. Sejujurnya akan ada orang yg bertugas membersihkan jalan ketika musim dingin. Namun, nara tetap harus menyingkirkan salju yg menumpuk didepan pintu rumahnya jika ia ingin keluar.

"Ah, sial saljunya tebal seka–" ucapan nara terpotong saat melihat kepala xiao menggantung secara terbalik didepan wajahnya.

"ASTAGAAA!!" nara refleks memukul wajah xiao. Sang pemilik hanya turun sambil mengelus wajahnya yg sakit akibat dikaplok.

"Kau mengejutkanku!" Nara mengelus dadanya, sedangkan xiao hanya memutar bola matanya malas.

"Kau mau mene-" belum sempat xiao menyelesaikan kalimatnya, nara terlebih dahulu memotongnya.

"Kau mau makan salju lagi?" Tanya nara, xiao menggeleng.

"Lalu?"

"Temani aku berkeliling... Hanya untuk hari ini" ucap xiao, pipinya sedikit memerah karena malu mengatakannya.

Nara mengerjap-ngerjapkan matanya. Menaruh alat yg sedang dipegangnya kemudian menarik tangan xiao.

"Ayo, aku punya tempat yg bagus untuk dikunjungi" ucap nara dengan senang.

***

"Ini..." Ucap xiao, sedikit tak percaya.

Nara tersenyum, gadis itu kemudian berdoa dipatung barbatos disana kemudian menarik tangan xiao untuk duduk dibawah pohon legendaris tersebut.

"Apa sebelumnya kau belum pernah kemondstad?" Tanya nara, xiao menggeleng.

Nara sedikit paham, tetapi kemudian menatap xiao.

"Apa mons–" belum sempat nara menyelesaikan kalimatnya, xiao langsung memotongnya.

"Sudah, tenang saja, aku juga sudah meminta ganyu untuk segera menghubungiku bila ada monster yg berulah" ucap xiao.

Nara menghembuskan nafasnya. Karena musim dingin di liyue, xiao hampir selalu bolos hanya untuk manja kepada nara, atau mungkin meminta gadis itu menemaninya.

"Ayo kembali" ucap nara, xiao menarik tangan nara agar gadis itu kembali duduk disampingnya.

"Ayo, aku akan membantumu membersihkan monster"

***

"Dan ini yg kau bilang bersih? Aku bersyukur karena liyue belum hancur" ucap nara dengan nafas yg terengah-engah, ia menyangga tubuhnya dengan polearm miliknya, sepertinya kakinya tak memiliki tenaga lagi untuk menahan bobot tubuhnya.

"Apakah manusia selemah ini?" Sombong xiao, pria itu hanya mengeluarkan keringat dibalik topengnya.

"Tch, kau beruntung karena manusia yg kau temui bakatnya di defensif dan bukan di attacking" ucap nara, gadis itu kemudian sedikit memainkan polearm miliknya sebelum akhirnya menusuk hilicurl terakhir yg ada disana.

"Terserah saja" xiao kemudian menyimpan polearm miliknya kemudian berjalan meninggalkan nara.

Nara yg tau xiao mengambek hanya bisa memasang senyum manis dan berjalan mengikuti xiao.

"Hei, jangan mengambek, kapan-kapan kuajak jalan-jalan sekitar liyue deh" ucap nara sembari diam-diam menyimpan polearm nya.

Xiao tak merespon, hanya diam sembari mempercepat jalannya.

"Hei, hei!! Tunggu, astagaa" nara kemudian mempercepat langkah kakinya, menyusul xiao yg sudah jauh didepan.

"Astagaa, sudah cukup" nara berhenti didepan xiao.

Xiao mengernyit didalam topengnya. Nara kemudian sedikit berjinjit sembari memposisikan tangannya diatas kepala xiao.

"Kerja bagus" ucap nara sambil menepuk-nepuk kepala xiao.

Xiao sedikit luluh, kemudian melepas topeng miliknya. Memperlambat jalannya. Menyamai langkah kakinya dengan nara. Mereka akhirnya kembali kerumah nara dengan langkah kaki yg beriringan.

Star -XiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang