12 | ganjil

126 36 11
                                    

-🕸️-___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-🕸️-
___

Lengang, suasana di dalam mobil saat ini lengang dan sepi, hanya sesekali terdengar klakson mobil yang Seungcheol tekan. Sejak tadi Seungcheol tak berbicara, kedua matanya sibuk memperhatikan jalan raya sedangkan di balik diamnya, Sojung tau Seungcheol memikirkan banyak hal.

Dan benar saja, si pria memulai pembicaraan. Ia tak menoleh menatap Sojung sedangkan keringat dingin mulai membasahi pelipisnya, tangannya yang berada di roda kemudi sesekali bergetar. "Rekam jejak itu benar, Kim."

Sojung menoleh, sepenuhnya memperhatikan Seungcheol.

"Kau tak perlu mengatakannya jika itu mengganggu pikiranmu--"

"Tidak, aku baik-baik saja. Kita sudah terlalu lama menyimpan cerita masing-masing. Sibuk mengejar cita-cita dan tenggelam dalam kepentingan sendiri."

Sojung terdiam, kedua matanya beradu dengan tatapan datar Seungcheol. Ia tersenyum getir, "Ya, saat itu kau sibuk dengan urusanmu, ibumu dan berbagai wawancara yang akan kau hadapi. Kita lama tidak bertukar kabar.. Dan, apa yang bisa kulakukan?"

"Kak Seungwoo selalu membantu dan berada di sampingmu. Aku rasa kau akan baik-baik saja, tapi ternyata.."

"Apa maksudmu? Aku bertanya mengenai kepindahanmu, bukan kehidupanku. Apa yang terjadi denganmu hingga kau dipindahkan? Operasi yang kau lakukan, ada apa sebenarnya?"

"Nyatanya ceritamu dengannya berakhir. Dan aku baru dapat menemuimu sebelum operasi ibumu. Kau yang menangis di pelukanku, memohon kepadaku, saat itu aku merasa kau akhirnya melihatku. Kau juga memaki kak Seungwoo. Ah, itu sudah lama sekali Sojung.."

Ia kembali fokus pada jalan, namun kini tatapannya berubah sendu. "Aku tidak dapat melupakan saat itu, tolong jangan lupakan saat itu, Kim. Tolong ingat aku saat itu saja."

Sojung tak mengerti, dahinya terlipat. "Aku tidak memintamu membahas kisah asmaraku dengan kak Seungwoo, Choi. Ada apa denganmu?"

Seungcheol tak menjawab, memilih menginjak rem mobil dan memarkikannya di bahu jalan. "Kepindahan itu hal yang wajar, Kim. Dokter lain bisa saja mendapatkannya."

"Ke rumah sakit kak Seungwoo? Itu juga hal yang wajar?"

Seungcheol mengangguk, kepalanya menunduk dalam. Kali ini raut wajahnya berubah. "Dia membantuku."

"Maksudmu?"

"Dia membantuku, Kim! Beruntung aku tidak dipindahkan ke rumah sakit di pedesaan. Kenapa kau terus bertanya?!" Seungcheol menatap nanar Sojung dan mendadak suaranya berubah meninggi.

hallucination ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang