16 | si pecandu

132 34 13
                                    

-🕸️-___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-🕸️-
___

bab nya panjang, dipotong sayang. semoga tidak bosan. happy reading!
___

"Sudah sampai, Nona." Ucap pria paruh baya yang memegang roda kemudi di depan Sojung. Setelah panggilan ketiga kalinya, Sojung baru membalas, "Ah ya, terima kasih pak."

Langkah Sojung bergerak cepat keluar taxi dan memasuki bangunan bernuansa putih bertuliskan Rumah Sakit disana. Pikirannya masih pada penjelasan Seungwoo sedangkan emosinya sudah kacau sejak tadi.

Suasana rumah sakit terlihat seperti biasa, Sojung hanya melintasi sebentar bilik dimana sang ibu dirawat. Setelah memastikan kondisinya baik-baik saja, ia segera melangkah menuju administrasi untuk menanyakan mengenai maksud Seungwoo tadi. Memastikan apakah pria itu tengah berbual atau tidak.

Sojung berhenti tepat beberapa langkah sebelum meja resepsionis dihadapannya. Masih dengan napasnya yang tersengal, kedua matanya menangkap sosok Seungwoo yang tengah menatapnya datar dari salah satu kursi tunggu tak jauh dari tempatnya berdiri. Apa maksudnya?

Seungwoo tak mengatakan apapun, hanya menarik kedua sudut bibirnya dan kembali pada koran di tangannya. Pria itu pasti sudah membaca apa yang akan Sojung lakukan dan berakhir mengawasinya.

"Bisakah aku melihatnya?" Tanya Sojung begitu sampai dihadapan salah satu wanita yang berdiri di meja resepsionis, menanyakan mengenai administrasi sang ibu dan meminta detailnya.

Tak butuh waktu lama dokumen yang dibutuhkan kini sudah berada di kedua tangannya. Meski sedikit terganggu karena kondisi rumah sakit yang mendadak ramai begitu pria pemabuk dan keluarganya datang, ia akhirnya berhasil menemukan jawabannya.

Ah, apa yang harus Sojung lakukan sekarang?

Nyatanya tunggakan rumah sakit sang ibu selama ini jauh lebih besar dari apa yang ia bayarkan, dan selama ini Seungcheol yang melakukannya--menutupinya sekaligus membayarnya. Ya, dan Han Seungwoo tidak berbual.

Sojung mengusap wajahnya kasar, tangannya masih bergetar menutup mulutnya tidak percaya. Pikirannya kacau dengan emosinya yang tidak stabil. Ia tengah menenangkan diri sekaligus mencari jalan keluar lain akan kenyataan yang kini baru ia ketahui--tidak menyadari sepasang mata lain sedari tadi mengawasinya.

HAPP!

"BERIKAN OBATNYA! BERIKAN AKU OBATKU! DIMANA OBATKU, SI*LAN!!" Suara berat khas pria kini terdengar melengking di telinga Sojung.

hallucination ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang