08 | monokrom

150 46 8
                                    

-🕸️-___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-🕸️-
___

Bruukkk!!

Kedua mata yang sebelumnya tertutup rapat entah sejak kapan kini terbuka dan membuat si pemilik mengangkat tubuhnya. Ruangan dengan warna monokrom dan nuansa minimalis di dalamnya menjadi pemandangan pertama Sojung. Ia kembali mengingat apa yang sebelumnya terjadi dan akhirnya mengalihkan perhatiannya--pada sumber suara--begitu suara benturan itu kembali.

Sojung jelas mengingat ia menunggu Seungcheol datang di ruang tengah namun kini ia justru berakhir di kamar Seungcheol, dan tentu dengan pintu hitam yang terletak tak jauh dari ranjang tempatnya berdiri dimana sumber suara berasal.

"Arrrghhhh!!! Aw.. Sialan.." Rintihan milik Seungcheol terdengar berulang kali dan semakin lama semakin keras.

Apa yang terjadi? Ada apa dengannya?

Sojung mencoba membaca kondisi di dalam ruangan yang nampaknya adalah sebuah kamar mandi, hendak melangkah dan menanyakan kabar Seungcheol namun ia terpaksa mengurungkan niatnya begitu rintihan tersebut berubah menjadi tawa secara tiba-tiba.

"HAHAHAHA--Apa yang terjadi sebenarnya.." Ucap Seungcheol disusul tawa keras miliknya yang terdengar semakin jelas. Detik selanjutnya Sojung memilih kembali menutupi dirinya dengan selimut selagi pikirannya tengah mencerna apa yang terjadi pada Seungcheol.

Krekk..

Knop pintu berwarna hitam ia turunkan, kedua mata besar Seungcheol nampak memerah dan kulit putihnya terlihat semakin pucat. Seungcheol bergerak keluar dan mendekati si pemilik perhatian yang kini masih terbaring di atas ranjang miliknya. "Ah, Sojung.. Kenapa kau menungguku.."

Tubuh Seungcheol masih bergetar namun langkahnya sukses mendekati Sojung, ia menidurkan tubuhnya di sebelah si wanita. Sedangkan Sojung tengah menenangkan diri selagi ia memunggungi Seungcheol dan berpura-pura masih tertidur.

"Wangi rambutmu masih sama.." Ucap Seungcheol lembut selagi memperhatikan punggung Sojung, ia tersenyum setelahnya.

Entah kemana rasa sakitnya tadi dan entah sudah berapa lama ia menanti saat-saat seperti ini. Ya, saat ia dapat diam-diam memperhatikan wanita yang dicintainya.

"Maaf karena kejadian waktu itu, aku tidak berniat melukaimu."

Seungcheol menopang kepalanya dan berbaring menghadap punggung Sojung, ia tidak mengatakan apapun dan menyentuhnya sekalipun, memberi jarak diantara mereka. Meski hanya seperti ini senyum miliknya sudah terlihat, ia menikmatinya dan merindukannya. Sejak kasusnya mengudara Seungcheol semakin sibuk dengan pikiran dan rasa sakitnya sendiri sedangkan Sojung baru kembali memperhatikannya setelah si pria licik seperti Han Seungwoo menghilang meski hanya sebentar.

Perlahan Seungcheol menarik selimut miliknya dan menyelimuti Sojung, kembali mengkhawatirkan kesehatan si wanita. Meski ia tengah menahan sakitnya namun menemukan sang wanita tertidur di sofa menunggunya jelas membuat Seungcheol terganggu dan akhirnya memindahkan Sojung ke kamarnya.

hallucination ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang