03 | 128 (1)

249 59 8
                                    

-🕸️-___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-🕸️-
___

Matahari yang sebelumnya bergerak naik sepenggalah kini sudah berada tepat di atas kepala. Pikiran Sojung masih berkelana pada bagaimana kondisi Seungcheol namun apa daya sebab rekan kerjanya lebih dulu menemuinya dan memintanya menghadap ketua redaksi mereka. Sial.

"Aku tidak melihatmu selama dua hari ini, Nona Kim. Kemana kau setelah berani mengabaikanku?" Tanya wanita yang duduk di singgahsana nya tanpa perlu melirik Sojung.

Perlahan Sojung mengangkat kepalanya, mencoba memberanikan diri memberikan penjelasan. Tentu bukan dengan alasan lain, ia harus segera menemui Seungcheol.

"Maafkan aku, bu. Maaf karena aku menghilang tanpa kabar--"

"Tidak, tidak. Aku tidak peduli bagaimana kondisimu. Jangan membuang waktuku dengan terus mengatakan permintaan maaf."

Wanita itu akhirnya mengangkat kepalanya, menatap sungguh-sungguh anak baru di divisinya itu. Sebuah berkas yang membuat Sojung menggila dua hari belakangan ini menjadi arah matanya.

"Lakukan, bawakan berita itu. Aku tidak peduli alasanmu. Lakukan saja, waktumu sepekan. Aku tidak menerima penolakan kecuali kau benar ingin dipecat atau mengundurkan diri."

Wanita itu--Ketua Kang kembali pada berkas lain di hadapannya. "Pergilah."

"Waktu, beri aku waktu untuk berpikir. Setelahnya aku akan menentukan pilihanku."

Kali ini kedua mata Sojung menatap penuh harap ketua Kang. "Membawakan berita itu atau mengundurkan diri. Aku akan--"

"Apa posisimu, nak? Jangan buat aku mengulangi perintah yang sama dua kali. Ketahui posisimu dan berikan penawaran yang sesuai padaku."

"Bukankah surat itu ditujukan padaku? Ini pilihanku untuk mengambilnya atau menolaknya. Maaf, bukankah kau seharusnya membantuku bukan menyudutkanku seperti ini? Bukankah ini sebuah keuntungan besar untukmu juga--"

"KIM SOJUNG!!"

Suara milik ketua Kang sepenuhnya mengisi ruangan, ia menatap penuh amarah Sojung yang tetap dengan pendiriannya. "Pergilah dan lakukan saja!"

Sojung akhirnya hanya dapat membungkukkan badannya sebelum berlalu, mengingat ia memiliki kepentingan lain setelah ini. Terserah tentang bagaimana karier nya saat ini, setidaknya ia telah mencoba mengatakan apa yang menjadi beban pikirannya selama dua hari ini.

__„__

"Sojung, dimana jas dokter milikku? Apa aku menaruhnya di rumah sakit?"

hallucination ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang