15 | kembali

91 32 8
                                    

-🕸️-___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-🕸️-
___

bab nya panjangg moga tida bosan
___

Kali ini tatapan Seungwoo berubah lembut, perlahan tangannya menyingkirkan helai rambut Sojung yang bergerak terbawa angin, ia menarik kedua sudut bibirnya dan tersenyum. "Dan pasien itu adalah ibumu, Kim."

Kedua mata Sojung terbuka lebar, ia menangkis tangan Seungwoo dan hendak bergerak menjauh, "Kau pikir aku percaya padamu, kak?!"

Seungwoo hanya tersenyum, masih menatap Sojung lembut. "Aku tidak bermaksud menyinggungmu dan sebelumnya aku sudah memperingatkanmu, bukan?"

"Tapi apa kau pikir penghasilanmu dapat menutupi biaya rumah sakit ibumu selama 3 tahun ini? Tidak, Kim. Pria itu menanggungnya. Entah karena ia memang menyukaimu, merasa kasihan padamu atau karena ia bertanggung jawab atas kesalahannya."

Seungwoo menghela napas dan melanjutkan, "Bukankah sudah kuperingatkan agar mengenali siapa malaikat yang dengan tulus membantumu atau bukan? Aku kira kau mampu tapi ternyata tidak."

"Jangan berbohong, Han Seungwoo! Aku akan mencari kebenarannya, kau pasti berbual--"

"HAHAHAHAAA" Seungwoo tertawa miris dan melanjutkan, "Untuk apa aku berbohong, Kim? Kau bahkan tetap melihat seorang Choi Seungcheol adalah pria baik dan aku lah si antagonisnya. Aku membantumu karena ingin menebus kesalahanku padamu dulu, tapi pria itu? Ia hanya sibuk meratapi hidup dan mencoba melupakan masalahnya dengan menjadi pecandu."

"Kau salah, kak--"

"Salah? Aku mengenalnya, Kim! Bahkan mungkin lebih darimu. Kami berjuang menjadi dokter bersama bahkan berjanji untuk menanggalkan jas putih kami nanti di waktu yang bersamaan."

"Aku tidak bodoh, baik menjadi seseorang yang mengenalnya atau menjadi seorang dokter. Dulu ia berjanji akan menyembuhkan ibumu, memohon agar rumah sakit keluargaku menerimanya. Tapi lihat apa yang terjadi sekarang? Ia justru menjadi pecandu karena merasa bersalah berada di sekitarmu."

"Kehidupannya pasti sudah sulit, lalu kau datang dan kembali mengingatkan kesalahannya. Bukankah keberadaanmu menyiksanya? Obat psikotropika itu untuk melupakan realita, tapi ketika bertemu denganmu semuanya menjadi tidak berguna."

Sojung hanya menatap kosong wajah Seungwoo, sedari tadi tangannya gemetar dan ia jelas terkejut mendengar penjelasan Seungwoo. Ini kebenarannya, tapi mengapa terasa pahit baginya.

"Entah bagaimana kau menilaiku sekarang, aku si protagonis atau antagonis. Tapi dalam waktu dekat Seungcheol pasti akan mendapatkan hukumannya." Seungwoo kembali menatap layar besar, masih dengan berita yang sama, "Dan ini pilihanmu?"

"Pada akhirnya berita ini tetap akan disiarkan, baik dari stasiun tempatmu bekerja atau bukan. Tapi sebenarnya semua bergantung pada siapa penyiarnya."

hallucination ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang