"Senja, dunia itu adil. Hanya kita saja yang belum melihat keadilan itu"
"Jika dunia adil, kenapa dunia tidak pernah membuatmu bahagia ndra? kamu juga berhak bahagia Jeandra"
"Aku sudah bahagia Senja, aku bahagia ketika melihat orang yang kusayangi...
Senja melemparkan tasnya ke sembarang arah lalu mendudukkan dirinya di sofa. Ia melihat sekeliling rumahnya, ternyata ayahnya belum pulang.
"Eh non udah pulang, maaf ya non tadi bibi nggak tau soalnya bibi di belakang" ucap seorang wanita yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah Senja.
"Iya bi gapapa, bi ayah belum pulang?" Tanya Senja.
"Belum non"
"Ya udah bi kalo gitu aku mau ke kamar dulu ya"
"Gak makan dulu non?"
"Enggak bi" Senja langsung mengambil tasnya dan berjalan ke kamarnya. Senja mengambil ponselnya lalu ia teringat jika Nesya sudah memberikan nomor teleponnya. Senja merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah kertas, ia segera memasukkan nomor itu ke dalam ponselnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tok tok tok
"Masuk aja gak di kunci"
Ternyata yang mengetuk pintu tadi adalah ayahnya. Senja meletakkan ponselnya lalu tersenyum kepada ayahnya. "Ayah kapan pulang?"
"Tadi barusan" Senja membulatkan mulutnya dan mengangguk.
"Gimana tadi sekolahnya?"
"Seru sih yah, terus tadi Senja juga udah dapet temen"
"Iya, kalian ini kalo pada di rumah malah pada berantem giliran pisah pada kangen" ucap ayah Senja sambil menggelengkan kepalanya. Senja cuma senyum senyum aja, tapi jujur dia kangen banget sama kakaknya.
"Ya udah kalo gitu ayah mau ke kamar ayah dulu" Senja menganggukkan kepalanya. Ayah Senja keluar dari kamar Senja tidak lupa menutup pintunya kembali.
Sebelum merebahkan dirinya di kasur Senja memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Setelah mandi baru Senja merebahkan dirinya di kasur sambil memandangi langit langit kamarnya. Tiba - tiba ponselnya berbunyi dan terlihat nama kakaknya di sana 'kakak jelek'.
