16.

171 16 1
                                    

Happy Reading

.

.

.

Senja sedang menyisir rambutnya di kamar, setelah siap Senja mengambil tasnya lalu turun ke bawah. Senja langsung berjalan menuju pintu depan, namun langkahnya terhenti saat kakaknya memanggilnya.

"Senja"

"Kenapa kak?" 

"Kakak minta maaf soal kemarin, kakak udah hancurin hari bahagia kamu" ucap Mentari.

"Kak" Senja menghela nafasnya.

"Senja mohon jangan bahas masalah itu lagi, dan Senja udah maafin kakak" Senja melepas genggaman tangan kakaknya lalu pergi keluar rumah. Mentari menundukkan kepalanya, meskipun Senja sudah memaafkannya masih ada perasaan bersalah di hatinya.

Hari Senja berencana untuk menemui bundanya, Senja menunggu taksi online yang ia pesan. Setelah taksinya datang Senja langsung masuk ke dalam taksi dan berangkat menuju makam bundanya.

Senja keluar dari taksi dan mengihirup udara luar, lalu menggerakkan kakinya menuju pemakanan. Langkahnya berhenti di sebuah batu nisan yang bertuliskan nama bundanya. Senja berjongkok lalu mengusap-usap batu nisan itu.

"Hallo bunda" ucap Senja sambil tersenyum.

"Udah berapa hari ya Senja ga ke tempat bunda?"

"Bunda pasti tau kan yang kemaren adek alamin, maaf ya bunda kemaren adek marah sama kakak tapi bunda tenang aja adek udah maafin kakak kok, mungkin memang kak Mark bukan jodohnya Senja. Mulai sekarang Senja bakal lupain masalah itu" 

"Bunda, kemaren adek ulang tahun, adek kangen waktu bunda sama kakak suprisein adek, adek kangen kue buatan bunda, kangen bunda jailin adek.... oh iya bun Senja mau ceritain satu orang yang kemaren ngehibur Senja waktu Senja sedih" Senja menghapus air matanya lalu menghela nafas.

"Namanya Jeandra, Jeandra Abiantara, dia anaknya baik bun, walaupun dia punya kekurangan tapi dia selalu berusaha buat orang lain bahagia dan berusaha untuk ngelindungin orang lain. Tapi yang bikin Senja bingung, kenapa bundanya selalu memarahi Jeandra padahal Jeandra anak baik. Dulu Senja pikir setelah bunda pergi Senja adalah orang yang paling sedih di dunia, tapi ternyata Senja salah Jeandra lebih daripada Senja, Jeandra pernah bilang sama Senja kalau dia hanya tinggal bersama adik dan bundanya sedangkan ayahnya udah pergi sama seperti bunda. Menurut Senja Jeandra itu anak yang kuat dia bisa menutupi semua rasa sakitnya dengan senyuman manis yang ia berikan pada semua orang" Senja tersenyum  tipis.

"Apa Senja bisa sekuat Jeandra?" gumam Senja.

Senja menatap gelang yang berada di tangannya. 

"Jeandra kamu adalah orang yang membuatku kagum setelah bunda dan ayah"

Senja berdiri lalu menghela nafasnya pelan, ia melihat sekelilingnya. Matanya tertuju pada seseorang yang sedang duduk di kursi roda di sebelah batu nisan.

"Jeandra" gumam Senja.

Senja berjalan pelan untuk menghampiri Jeandra. 

"Ndra" panggil Senja pelan. Jeandra sedikit terkejut saat ada yang memanggilnya.

"Senja kamu sedang apa di sini?" tanya Jeandra.

"Aku habis dari tempat bunda" Jeandra menganggukkan kepalanya.

"Ini makam ayah kamu ndra?" 

"Iya" 

"Ndra kamu udah selesai? kalau belum aku tunggu di luar" ucap Senja.

"Sudah kok, ayo" Senja tersenyum lalu membantu Jeandra mendorong kursi rodanya.

"Ndra makan dulu yu, aku tebak kamu belum makan, soalnya wajah kamu agak pucet" Jeandra terkekeh lalu mengangguk. 

Sekarang Senja dan Jeandra sudah berada di suatu tempat makan dan mereka sedang menunggu makanannya.

"Jeandra" 

"Iya"

"Maaf sebelumnya, kalo boleh tau ayah kamu meninggal karna apa?" tanya Senja pelan karna takut membuat Jeandra sedih.

"Ayahku meninggal karna kecelakaan, saat itu aku masih bersekolah di sekolah dasar, setelah pulang sekolah seperti biasa ayah menjemputku, saat sedang menyetir tiba-tiba ayah mendapat telfon ayah sedikit tidak fokus saat menyetir dan membuat mobil ayah menabrak truk di depannya" jelas Jeandra.

"Dan karna kecelakaan itu aku tidak bisa berjalan lagi" Senja menatap Jeandra sendu.

"Maaf ndra"

"Tidak apa-apa" 

~

Senja melangkahkan kakinya untuk masuk ke halaman rumahnya. Langkahnya terhenti saat melihat sebuah motor yang terparkir di halaman rumahnya, Senja tentu tau siapa pemilik motor itu. Senja berjalan masuk kedalam rumahnya, ia melihat Mark dan kakaknya yang sedang mengobrol di ruang tamu. Senja hanya tersenyum ke arah mereka berdua lalu berjalan menuju kamarnya. 

"Mark" panggil Mentari pelan. 

"Dia butuh waktu" jawab Mark.

Senja masuk ke kamarnya lalu mendudukkan dirinya di kursi belajarnya. Senja memejamkan matanya sebentar lalu menidurkan kepalanya di meja.

"Aku enggak sekuat Jeandra" gumam Senja.

Senja berdiri dari duduknya, ia berjalan menuju balkon yang berada di luar kamarnya. Senja memejamkan matanya saat merasakan semilir angin yang mengenai tubuhnya. Senja mengangkat tangannya lalu menatap gelang yang masih berada di tangannya. Senja tersenyum saat sinar matahari mengenai gelang itu, gelang itu semakin terlihat cantik.

"Cantik" gumam Senja.

Tatapan Senja teralih saat mendengar suara motor, ia melihat Mark yang sudah keluar dari halaman rumahnya. 





Jangan lupa vote sama comment
Makasih 💚

Jeandra | Lee Jeno ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang