Happy Reading
.
.
.
Vandra keluar dari kamarnya, ia ingin mengambil ponselnya yang tertinggal di sofa ruang tamu. Tapi langkahnya terhenti saat melihat kakaknya sedang berbicara dengan bundanya, ia mengintip dari balik dinding. Vandra melihat dengan mata kepalanya sendiri saat kakaknya di bentak dan ditampar oleh bundanya sendiri. Vandra sangat ingin membantu kakaknya, namun ia mengurungkan niatnya saat melihat ekspresi bundanya. Setelah bundanya pergi, Vandra berjalan menghampiri Jeandra.
"Kak" Jeandra menoleh ke arah adiknya.
"Ya, kenapa belum tidur?"
"Kakak gakpapa?" tanya Vandra khawatir, ia melihat bundanya menampar kakaknya dengan cukup keras. Mungkin jika Vandra menjadi kakaknya ia sudah menangis sekarang, tapi lihat kakaknya tidak menangis. Vandra melihat mata kakaknya yang sedikit memerah, ia tau kalau kakaknya ini sedang menahan tangisnya.
"Kakak gakpapa, kamu kenapa belum tidur?"
"Tadi aku mau ngambil hp, tapi aku malah liat bunda lagi marahin kakak" Jeandra mengangguk.
"Ya udah, sekarang tidur ya" Vandra mengangguk, ia mengambil ponselnya lalu berjalan ke kamarnya. Jeandra menghembuskan nafasnya pelan, ia menutup pintu lalu kembali ke kamarnya.
Jeandra menidurkan tubuhnya di kasur sambil memandangi langit-langit kamarnya. "Ayah, seandainya waktu itu Jeandra yang ada di posisi ayah pasti sekarang bunda gak akan kayak gini kan yah, ini semua salah Jeandra" Jeandra memejamkan matanya, ia merasa semua ini terjadi karnanya.
"Jeandra..."
Jeandra membuka matanya, ia mengarahkan pandangannya ke arah pintu. Jeandra membulatkan matanya saat melihat sebuah bayangan di dekat pintu kamarnya. Jeandra menggelengkan kepalanya, Jeandra berpikir jika ini mimpi. Saat Jeandra kembali melihat ke arah pintu ternyata bayangan itu masih berada di situ sambil menunjukan senyuman hangatnya.
"Ayah? ini ayah" ucap Jeandra.
"Jeandra jangan salahkan dirimu nak, ini semua sudah takdir, yang bunda bilang itu salah, ingat pesan ayah jangan pernah menyalahkan dirimu dan jadilah anak yang baik dan ceria seperti Jeandra anak ayah yang ayah kenal" setelah mengatakan itu bayangan itupun menghilang. Jeandra masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat barusan. Karna kepalanya sedikit pusing akhirnya Jeandra memutuskan untuk tidur saja.
~
"PAGIII CEMUANYAAA!!" teriak Nesya saat memasuki kelas.
"Treak treak mulu lo jamal, sakit nih kuping gw" keluh Hanenda. Nesya tidak mempedulikan Hanenda, ia langsung berjalan menuju bangkunya.
"Nja tumben pagi?" tanya Nesya sambil mendudukkan dirinya di kursi.
"Kan gw juga tiap hari pagi"
"Oh iya kah?"
"Heem, kalo masih gak percaya tanya aja sama Rajendra yang kalo dateng ke sekolah subuh subuh" jawab Senja.
"Nja ntar pergi yuk ma gw" ajak Nesya.
"Besok aja gimana sya, hari ini gw udah ada janji" jawab Senja.
"Janji? sama siapa?" tanya Nesya.
"Eumm... kak Mark" ucap Senja sambil tersenyum canggung.
"Nja kayaknya gw perlu berguru sama lo deh" Senja mengerutkan keningnya bingung.
"Berguru? berguru apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeandra | Lee Jeno ✓
Fanfiction"Senja, dunia itu adil. Hanya kita saja yang belum melihat keadilan itu" "Jika dunia adil, kenapa dunia tidak pernah membuatmu bahagia ndra? kamu juga berhak bahagia Jeandra" "Aku sudah bahagia Senja, aku bahagia ketika melihat orang yang kusayangi...