BAGIAN 17

157 13 0
                                    


Happy Reading 📖

****

Arkan mengacak rambutnya frustasi, ucapannya kali ini sudah terlalu lost control. Selama ini ia tidak pernah menyesali setiap ia berkata kasar dan jahat kepada seseorang tetapi kali ini berbeda, mengapa ada sedikit penyesalan dan rasa sakit dari ucapannya tadi terhadap Nadia tadi.

Arkan melihat jelas manik hazel milik Nadia yang memancarkan kekecewaan terhadapnya tadi. Ia menyadari ucapannya yang sangat kejam kepada perempuan itu, ego dan emosi Arkan saat ini mengalahkan semuanya.

"Semua yang lo lakuin hari ini benar - benar kelewatan Kan," kata Riko

"Bang Arkan ,,," panggil Diva lirih

Diva menghampiri Arkan ia juga mendengarkan perbincangannya tadi dengan Nadia, Diva merasa sedikit kecewa terhadap abangnya itu, ternyata abangnya bisa begitu mengerikan saat berbicara. Tetapi kali ini bukanlah waktu yang tepat untuk membahas masalah ini karena ia datang menemui Arkan untuk memberitahu bahwa ada hal penting yang harus disampaikan olehnya.

"Dokter minta persetujuan dari abang agar mama bisa segera dioperasi," kata Diva

"Siapin barang - barang mama,"

"Maksud bang Arkan?" tanya Diva bingung

"Kita bawa mama ke London, kita akan operasi mama disana," balasnya

"Tapi kita gak pu ,,,,"

"Lo mau mama mengalami hal tragis yang sama kaya papa?" bentak Arkan. Diva yang merasa dirinya dibentak pun langsung kaget ternyata abangnya benar - benar sangat menyeramkan ia pun langsung meneteskan air matanya.

Bugh!

Riko memberikan bogeman keras kepada Arkan hingga membuatnya tersungkur ke tembok, sedari tadi tangannya sudah gatal untuk menoyor kepala dan mulutnya itu tetapi ia tahan karena tadi disana sudah ada Nadia yang menamparnya dua kali. Tetapi kali ini Riko tidak bisa diam saja Arkan sudah melewati batasnya sebagai seorang anak dan abang

"Abang egois!" teriak Diva lalu pergi berlari sambil menangis

"Lo gila tau gak! Lo bisa gak sedikit aja gak egois? Lo harus bisa liat situasi dan kondisi gak gila kaya gini," bentak Riko

"Lo gak perlu ikut campur sama urusan gue!" ujar Arkan lalu bangkit berdiri dan meninggalkan Riko seorang diri.

***

Nadia berlari menuju ruangannya sambil menangis tersedu, sedangkan Billa yang melihat Nadia berlari sambil menangis ia pun langsung ikut berlari mengikutinya, dia merasa bingung apa yang terjadi dengan sahabatnya itu? Mengapa dia terlihat sangat kacau.

"Nad?" panggil Billa lirih

Nadia menengok ke arah Billa lalu langsung memeluknya erat ia menumpahkan segala rasa sakit dan kecewanya dipelukan sahabatnya itu

"Kenapa?" tanya Billa

"Dia cuma manfaatin gue, dia cuma jadiin gue sebagai alat balas dendamnya" ujarnya

"Siapa?"

Saat hendak menjawab pertanyaan dari Billa tiba - tiba ada seorang gadis kecil yang mengetuk pintu ruangannya sambil menangis juga, segera Nadia melepaskan pelukkan dengan Billa dan menghapus air matanya.

K A N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang