Kalian baca KANA jam berapa?
Jangan lupa tekan tanda bintang disebelah pojok kiri
Udah?
Kalau udah yuk kita mulai ceritanya
HAPPY READING 📖
****
Nadia melihat jam yang melingkar indah ditangannya. Sudah hampir pukul 7 pagi dia bahkan belum makan apapun sejak kejadian dirinya bertemu dengan Bara kemarin. Kini dirinya masih berada diruang rapat sambil menulis catatan medis pasien yang telah dibedahnya malam tadi.
Nadia masih sedikit syok dengan apa yang dilakukannya semalam karena tindakkannya yang jelas diluar peraturan operasi, Namun jika dia tidak melakukan itu ia yakin hari ini pasti Arkan akan tambah membencinya.
Nadia sangat bersyukur karena pasiennya bisa selamat.
Sementara disisi lain ada sahabatnya yang sedang berdiri didepan pintu, ia berhenti sejenak di depan pintu sambil melihat Nadia dari jendela besar lalu ia menghampiri Nadia yang sedang asik menulis sambil membawa secangkir coffe untuk sahabatnya itu.
"Gue denger pasien lo jantungya sempat berhenti," tukas Billa. Diberikan anggukkan oleh Nadia
"Lo hebat," puji Billa sambil tersenyum
"Gimana kondisi pasien VVIP?" tanpa membalas pujian dari Billa, Nadia malah justru memberikan pertanyaan balik.
"Setelah gue membedah tengkorak kepalanya ternyata ada sedikit benjolan kecil gue kira itu cuma darah yang menggumpal ternyata itu adalah tumor kecil yang baru saja tumbuh,"
"Tumor?"
"Didalam CT Scan belum terlihat karena tumor itu baru aja muncul,"
Nadia mengangguk paham "lalu?"
"Gue pastiin malam ini dia siuman,"
"Lo juga hebat," kali ini Nadia yang memuji Billa
Lalu Billa menatap Nadia sambil terkekeh ia melihat wajah Nadia yang sedikit pucat hari ini membuat ia sedikit mengerutkan dahinya, terlebih dia tahu masalah yang dialami Nadia semalam Arkan telah membuat hatinya terluka, Billa diberi tahu oleh Riko tadi pagi apa yang terjadi dengan Nadia dan Arkan.
Mendengar penjelasan dari Riko mengenai sikap Arkan kepada Nadia membut Billa gondok dengan sikap Arkan, apa dia tidak mempunyai hati sehingga bisa melakukan hal sekejam itu kepada sahabatnya?
Sebenarnya Nadia memiliki masalah yang sama dengan Arkan dia juga kehilangan ayahnya secara tiba - tiba, Kematian ayahnya saja tidak begitu jelas apa sebab akibatnya bahkan sampai sekarang pun Nadia belum mengetahuinya.
Banyak orang yang tidak mengetahui mengapa ayahnya bisa sampai meninggal. Bahkan sang rekan yang berasamanya sebelum meninggal pun ikut bungkam.
Nadia paham betul rekan ayahnya pasti menyembunyikan sesuatu yang tidak ia ketahui, karena tidak ada yang memberikannya jawaban jadi Nadia harus memanipulasi wajahnya yang seolah - olah tidak terjadi apa - apa dengan dirinya.
Nadia sudah bersumpah pada dirinya sendiri bahwa dia akan menemukan pelaku yang membuat sang ayah sampai kehilangan nyawanya, Karena Nadia sangat yakin ada sebuah konspirasi dari kematian ayahnya.
"Nad biar hari ini gue yang nyelesaiin catatan medis pasien dan lo istirahat dirumah aja gue yakin lo gak baik - baik aja sekarang jadi, lo pulang ya?" pinta Billa
KAMU SEDANG MEMBACA
K A N A
General FictionARKAN DWI WIJAYA seorang CEO muda dari Permodelan Arsitek yang terkenal di Indonesia harus merasakan duka yang mendalam akibat kematian ayahnya karena operasi yang gagal dilakukan oleh salah satu dokter di Rumah Sakit Medika Indah. Tragedi tersebut...