Kalian baca part ini jam berapa?
Sebelum membaca yuk kita scroll down lalu tekan bintang dibagian pojok kiri
Sudah?
Kalau gitu yuk kita mulai
HAPPY READING 📖
♤♤♤
Setelah pergi meninggalkan Arkan sendiri ditempat administrasi, Nadia lansung bergegas menuju ruangan meeting Pra - operasinya. Nadia merasa lebih tenang dari sebelumnya dan semoga dengan memberikan kesempatan untuk Arkan, Nadia bukan lagi alasan Arkan untuk menghancurkan mimpinya.
Ruangan sudah dipenuhi oleh staff yang akan membantu Nadia diruang operasi nanti disana juga sudah ada Dika dokter anastesi terbaik dirumah sakit ini.
"Maaf menunggu lama," ujar Nadia sembari meletakkan beberapa lembaran kertas berisi data - data pasien dimejanya "Tolong jelaskan diagnosis pasien secara singkat,"
Dika berdiri lalu memberikan beberapa hasil CT Scan dari pasien kepada Nadia "Itu hasil pemeriksaan kita beberapa jam yang lalu, sepertinya pasien mengalami gagal jantung melihat dari keluhan dan kondisi pasien sama persis dengan gejala gagal jangtung,,,"
Code Blue ,,, Code Blue
Mendengar peringatan tersebut Dika segera menghentikan ucapannya. Begitupun Nadia dia mendengarkan riuh piuh diluar ruangan, banyak suster yang berlari menuju peringatan tersebut sebenarnya pasien siapa yang mengalami kritis sampai peringatan dibunyikan.
Saat ingin melanjutkan aktifitas dengan rekan operasinya tiba - tiba ada suster yang datang berlari ke ruangan Nadia
"Dok ,, dokter. Pasien gagal jantung mengalami kejang hebat tolong dok,"Nadia melebarkan matanya ketika mendengar penjelasan dari suster, tanpa aba - aba Nadia dan rekan yang ada didalam ruangan langsung bergegas menuju pasien tersebut sambil berlari.
"Tolong siapkan ruang operasi, panggil Aldo untuk menyiapkan peralatan Anastesi. Dika kamu ikut saya," kata Nadia sambil berlari
"Baik dok,"
Sementara disisi lain ada Arkan yang sudah berada diruangan Presiden Syam Arkan tidak sendiri Nadia meminta Billa untuk menemaninya. Nadia tidak bisa menemani Arkan karena dia harus melakukan operasi dijam yang sama. Dan kebetulan juga hari ini pemeriksaan pasien VVIP oleh Billa Kalista.
"Excuse me. how is your condition mr?" ujar Billa yang berjalan mendekat ke arah presiden Syam
"Not bad," jawabnya. Billa mengangguk dia memeriksa infus yang ada disamping ranjang, ternyata ucapannya benar keadaanya semakin membaik Billa juga menulis beberapa catatan tentang kondisi pasien tersebut.
"Oke. Your condition is getting better, oh yaa someone wants to meet you,"
"Who is that?"
Billa menengok kearah Arkan lalu memberikan isyarat bahwa pemeriksaannya sudah berakhir dan Arkan pun mengangguk paham, dia berjalan mendekati ranjang pasien sambil membawa beberapa berkas miliknya entah apa isinya yang pasti itu adalah lembaran kertas yang berharga.
KAMU SEDANG MEMBACA
K A N A
General FictionARKAN DWI WIJAYA seorang CEO muda dari Permodelan Arsitek yang terkenal di Indonesia harus merasakan duka yang mendalam akibat kematian ayahnya karena operasi yang gagal dilakukan oleh salah satu dokter di Rumah Sakit Medika Indah. Tragedi tersebut...