Kalian baca part ini jam berapa?
Sebelum membaca yuk kita scroll down lalu tekan bintang dibagian pojok kiri
Sudah?
Kalau gitu yuk kita mulai
HAPPY READING 📖
****
"Mama?" lirih Nadia.
Melihat siapa yang datang membuat Nadia langsung beranjak dari brankar lalu memeluk sang mama sambil menangis.
Mamanya tidak terkejut mengapa Nadia sampai seperti ini karena ia tahu akar dari permasalahan yang dialami oleh puterinya itu. Ana lalu membalas pelukan yang diberikan oleh Nadia kemudian mengelus punggungnya guna menenangkan sang putri.
"Calm down sayang, mama baik - baik aja dan semuanya juga akan baik - baik aja,"
Bukannya berhenti menangis Nadia malah semakin terisak
"Hey Nadia sayang dengerin mama, mama percaya kalau papa itu gak bersalah. Jadi mama mohon sama kamu jangan khawatir dan jangan mikir yang macam - macam oke?" sambung Ana lalu mengakhiri pelukannya
Nadia mengangguk pelan "Nadia janji sama mama, Nadia pasti bakal cari kebenarannya,"
Ana tersenyum "Mama juga percaya sama Nadia," ucapnya lalu mencium kening Nadia dan hal itu membuat Nadia ikut tersenyum.
"Tapi sekarang kamu harus makan terus habis itu minum obat oke?"
Nadia menggelengkan kepalanya
"Why?"
"Nadia gak nafsu makan ma,"
Ana menghela nafasnya pelan "Gimana mau cari bukti kalo kamu sendiri aja gak bisa ngejaga tubuh kamu,"
"Tapi ma,"
"Nadia, mama gak minta apa - apa dari Nadia. Mama cuma minta Nadia sehat lagi kaya hari - hari biasa mama gak mau Nadia sakit kaya gini,"
Ana mengelus rambut Nadia dengan pelan sambil merapikan beberapa rambut ya berantakan
"Jadi,, makan ya?"
Melihat mamahnya memohon seperti itu membuat Nadia tidak enak untuk menolaknya lagi apalagi mamahnya sudah bela - belain datang kerumah sakit deminya disaat jam kerjanya yang sedang padat.
"Oke ma,"
Nadia menerima piring yang diberikan oleh Ana. Dia mengunyah makanannya dengan sangat lambat sebenarnya Nadia memang tidak nafsu makan tapi karena sang mama jadi dia terpaksa harus makan, dia tidak mau membuat mamahnya kecewa.
Setelah beberapa suap bubur yang sudah masuk didalam perutnya, Nadia lalu meletakkan piringnya dinakas. Kemudian ia meminum obat yang diberikan oleh Ana, melihat Nadia nurut dengan ucapannya membuat Ana tersenyum lega.
"Sekarang kamu istirahat, mama ada urusan diluar nanti setelah urusan mama selesai mama pasti kesini lagi," Nadia tidak menjawab ucapan Ana ia hanya menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
K A N A
General FictionARKAN DWI WIJAYA seorang CEO muda dari Permodelan Arsitek yang terkenal di Indonesia harus merasakan duka yang mendalam akibat kematian ayahnya karena operasi yang gagal dilakukan oleh salah satu dokter di Rumah Sakit Medika Indah. Tragedi tersebut...