Bab 12

92 10 1
                                    

***

Satu bulan kemudian

Langit cerah Makassar memancarkan cahaya yang hangat saat Arfan dan Rianti melangkah memasuki ruangan pernikahan mereka. Hotel megah dihiasi dekorasi bernuansa putih dan krem, memancarkan aura elegan dan khidmat. Mereka berjalan bergandengan tangan, penuh rasa cinta dan bahagia.

Rianti tampil anggun dalam balutan gaun pengantin berwarna putih klasik. Kerudungnya yang panjang menjuntai menutupi sebagian wajah, menambah kesan anggun dan suci. Di sampingnya, Arfan tampak gagah dalam setelan jas warna senada namun agak gelap. Senyum bahagia terpancar dari wajahnya saat menatap Rianti, wanita yang telah memikat hatinya.

Suasana haru menyelimuti ruangan saat mereka duduk di kursi pelaminan. Dekorasi bunga yang indah dan tata lampu yang temaram semakin menambah atmosfer romantis. Para tamu undangan yang terdiri dari keluarga, sahabat, dan kolega Ikram, turut merasakan kebahagiaan pasangan ini.

Prosesi pernikahan berlangsung dengan khidmat. Tak lupa khutbah nikah menggema di ruangan, membawa pesan cinta dan kesucian pernikahan. Air mata bahagia mengalir di pipi Rianti saat Arfan memasangkan cincin di jarinya, tanda ikatan cinta mereka yang abadi.

Suasana makin meriah saat acara inti dari akad nikah dimulai. Para tamu undangan menikmati hidangan lezat dan alunan musik yang merdu. Tawa dan canda menghiasi ruangan, menambah kebahagiaan di hari spesial ini.

Di tengah acara, Arfan dan Rianti menyempatkan diri untuk berfoto bersama para tamu undangan. Senyum bahagia tak lepas dari wajah mereka saat bercengkrama dengan orang-orang terkasih.

Siapa yang menyangka bahwa persiapan pernikahan mereka berlangsung secara cepat? Tekad di antara kedua keluarga telah dirasakan Arfan dan Rianti, sebab tahu bahwa orang tua mereka bersatu sebagai keluarga, dan kedua sahabat yakni Ikram juga Adi pun kini menjadi besan.

Acara akad nikah berlangsung hingga siang hari, hingga sempat istirahat sebentar barulah Arfan dan Rianti mengganti pakaian mereka dengan balutan setelan biru hitam. Lagi-lagi mereka senada menggunakannya.

Resepsi diadakan di malam hari dan banyak tamu undangan lain yang datang di gedung. Tentu pelaksanaan resepsi berpindah tempat dan gedung yang ditempati memiliki kapasitas sebesar lapangan bola. Harap-harap bisa memakmurkan pengantin baru.

Selama resepsi, Ikram dan Adi sering menampakkan gigi mereka kala tersenyum depan tamu undangan. Tidak heran lagi, rasa bahagia mereka sangatlah membuncah. Kedua mempelai hanya bisa tersenyum ringan. Mereka seakan-akan mendapat pahala cuma membuat senang orang tua mereka.

Tidak ada interaksi khusus dari mulainya acara akad hingga resepsi di malam hari. Baik Arfan dan Rianti hanya melakukan hal-hal seperti manusia pada umumnya. Bila merasa capek, mereka berbenah di kamar hotel. Tanpa adanya obrolan sebagai suami-istri.

Arfan memilih diam, enggan meladeni Rianti yang tampaknya tertular senyum dari kedua ayah mereka. Mungkin Arfan merasa Rianti bahagia atas pernikahan mereka atau bersyukur memiliki suami sepertinya. Namun yang pasti, masalah Arfan benar-benar mereda. Tidak ada hujatan yang panen di kolom komentar sosial medianya. Arfan sungguh lega atas hal itu. Arfan dapat bebas dari warganet denial.

***

Beberapa hari setelah pernikahan--tepatnya hampir dua pekan, Arfan diberitahu oleh Fikri bahwa dia mendapatkan tempat tinggal baru di sebuah apartemen di kawasan Panakkukang. Hanya sementara saja, sebab rumah baru mereka masih diurus oleh pihak keluarga. Baru sampai tahap administrasi lebih tepatnya.

"Nama apartemennya Vidaview ya, dek. Di situ kamu tinggal dulu sama Rianti selama dua bulanan atau bisa juga lebih selagi prosesnya belum selesai," kata Fikri memberitahu informasi kepada Arfan seraya mengemudikan kendaraan di perjalanan.

Find the Real LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang