Vincentia ||05

143 27 11
                                    


------------------------

Rumah. Tia sedang berada di depan rumahnya , terdapat satu mobil yang tidak ia ketahui. Tia memberu salam terlebih dahulu sebelum memasuki rumahnya.

Tia kaget. Mengapa ada Revan dan keluarga nya di sini, bahkan ayah dan abangnya pun duduk dihadapan keluarga Revan.

"Sini lo" Ucap Devan. Tia pun mematuhi nya, setelah duduk Tia melirik abangnya dengan satu alis dinaikan, Devan mengerikan bahunya.

"Baik disini saya dan keluarga Revan sudah sepakat untuk menjodohkan kalian berdua" Ucap Ayah nya Tia tersenyum bahagia.

"Kenapa yah, kok Tia nggak dikasih tau dulu"

"Ayah mau ngurusin perusahaan di Jepang 3 bulan,sedangkan abang kamu pulangnya pasti malem, nanti kamu ga ada yang jagain sayang"

"Sekarang kalian bicara dulu nggak apa, kalian juga pasti udah kenal masing masing kan, secara kan satu sekolah" Sahut papanya Revan.

"Yaudah, aku mau ngomong sama Revan di taman belakang"

"Oke, kalian disana dulu, tak kenal maka tak cinta"

"Ayahhhhh" Rengek Tia

"Iya, iya"

Tia berdiri dan mengisaratkan Revan untuk pergi mengikuti nya. Sampai ditaman, Tia mengambil sebuah keranjang ukuran sedang yang berada dikursi taman. Mereka berdua berjalan menulusuri kebun buah Strawberry ,dengan Revan yang berada di belakang Tia.

"Jadi gimana, lo terima"Ucap Revan saat Tia memetik buah Strawberry yang sudah merah.

"Apanya yang diterima, kok gue lupa ya? ,Yang mana? "

"Ck, kebanyakan makan Strawberry nih jadi pelupa lo? "

"Gue terima, kalau gue tolak nanti ayah gue bisa sedih, dan gue gak mau itu terjadi"

"Yaudah.Gue juga, intinya kita harus jalani ini dulu, gue juga nggak tau akhirnya gimana"

Tia hendak mengambil Strawberry yang ada di belakang telinga Revan, karena jarak Strawberry itu hampir menempel di telinga Revan. "Mau apa lo! " Seru Revan yang sudah was was.

"Jangan geer, gue cuma mau ambil ini" Ucap Tia menujukan buah Strawberry.

"Oh"

"Nih, makan lo coba deh"Tia mengambil buah Strawberry yang ada didalam keranjangnya dan hendak menyuapkannya ke mulut Revan.

Revan menggeleng kan kepalanya. " Ini, coba dulu deh rasanya enak, apalagi kalo buat salad, atau jus"Ucap Tia.

"Emm... Enak ya ternyata" Revan menikmati buah Strawberry tersebut, lalu mengambil buah Strawberry lagi di keranjang Tia.

"Udah, dua aja ambilnya, nanti habis!" Tia menjauhkan Strawberry yang ada di keranjangnya.

"Udah siap suapan nih! , padahal baru aja ngga mau! " Sahut Devan yang ada dikirsi taman.

"

"Apa artinya tadi? " Tanya Devan

"Translate, buat buka HP, kalo bukan buat cari informasi"jawab Tia

"HP gue ketinggalan di kursi"

"Artinya BI-A-RIN? " Ucap Tia menekankan kata 'biarin'.

"Ooh"

"Sini woy!, berduaan mulu! " Sahut Devan lagi.

Mereka berdua berjalan menuju Devan duduk. "Bang, buatin jus" Suruh Tia

"Buat sendiri!, nyuruh nyuruh lo"

"Yaudah kalau gitu gue ngambek"

"Ngambek nih, udah mau nikah kok masih ngambek"

"Yaudah, abang buatin"Sebelum pergi Devan mencubit pipinya Tia.

"Abang sakittt! , pipi Tia merah nih"

"Sini biar nggak ada merah merahnya lagi" Devan mendekat kepada Tia, mencubit pipi Tia keras lalu kabur membawa keranjang Strawberry.

"Awas ya lo bang! Gue bales nanti, Dasar Abang begoooo" Teriak Tia kesal setengah mati, karena merasa pipinya sangat sakit habis dicubit.

Setelah Devan pergi, Tia masih mengelus pipinya yang masih sedikit sakit. Sedangkan Revan dari tadi diam, keadaan canggung, karena ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan dan mengobrol.

"Emm... Ti mau nggak nanti malem nonton di bioskop? " Tanya Revan memecahkan keheningan.

"Nonton apa emangnya?, gimana kalo kita nonton horor, gue suka tuh" Ide Tia

"Oke, sepakat nanti malem ya?, nanti gue pesen tiketnya"Tia menganggukan kepala nya.

" Yaudah, ayok kita kedalam lagi"Ajak Revan

"Ayooo"

Mereka berdua masuk lagi kedalam rumah dan mengatakan kalau ia dan Revan setuju perjodohan ini,Revan juga pamit kepada Ayahnya Tia untuk mengajaknya ke bioskop, tapi kata ayahnya Tia, ia akan membelikan tiket untuk Revan dan Tia.

----- ㅇㅇㅇ------

Malam ini Tia berdandan simple aja, kaos oblong, cardigan, celana jeans, dengan rambut yang digerai. Tak lupa juga ia memakai liptint yang dibelinya saat berada Korea Selatan.
Sekarang ia berjalan keluar rumah untuk menghampiri Revan yang sudah menunggu diluar rumahnya.

Saat Tia keluar, Revan sempat terpana dan hatinya merasa aneh ketika melihat Tia, walaupun ia memakai pakaian casual, dimata Revan hari ini Tia sangat cantik.

"Ayo sekarang" Ucap Tia sambil menaiki motor Revan, dan itu membuat kesadaran Revan kembali, setelah sempat terpana melihat Tia.

"Oke"

Dalam perjalanan Tia merasa sejuk dengan angin malam yang menerpa bajunya dan juga rambut. Saat itu juga Revan mempunyai hal livik yang ia akan lakukan pada Tia.

"Gue kerjain lu" Gumam Revan tersenyum dibalik helm fullface nya.

Saat Tia lagi enak enaknya menikmati angin malam, Revan malah mengerjai nya dengan melakukan kecepatan motor.

"Revan! Kambinggg!! Pelanin nggak motornya!!" Teriak Tia hampir jatuh kebelakang, untungnya ia bisa mengimbangi tubuhnya.kini ia sudah berpegangan diperut Revan.

"Apa! Ga denger gue!!"

"Ohh, ga denger ya!! " Tia mencubit pinggang Revan, dan perbuatan itu sukses membuat Revan menurunkan kecepatan motornya.

"Kenapa sih lo cubit gue!"

"Karena lo!"

"Salah gue apa, kan biar cepet sampenya,yaudah gue cepetan aja!"

"Ya gak gitu juga dugong!"

Setelah Tia berkata seperti itu, pikirannya ingin sekali mengerjai Tia sekali lagi.

"Revan setan! Monyett!! " Umpat Tia setelah Revan kembali menaikan kecepatan mobilnya.

----- ㅇㅇㅇ------

Gimana kabarnya baik?
Semoga aja baik ya ☺
Jangan lupa Vote dan komen ya ☺

•••••
Terimakasih sudah membaca cerita ini.

Vincentia (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang