----------------------"Huaaaa abangg!"
Devan terkejut karena mendengar adiknya menjerit. "Kenapa toh dek, kamu takut,udah abang bilangin kalau takut ga usah nonton"
"Enggak bang, itu.. " Ucap Tia menunjuk kecoa di lengan kiri Devan.
"Takut ini? "Tanya Devan dan Tia mengangguk.
Setelah iu Devan mencodong codongkan kecoa itu di depan wajah Tia. " Nih, kecoa nih, orang imut juga kecoanya, jadi pengen pelihara"Ucap Devan
"Ihh, abang jangan ke muka Tia, kecoa kok dipelihara, di bilang imut lagi, sana buang bang, nanti Tia bilangin ayah loh"
"Oke gue buang, sukanya ngadu lo"
"Ya biarin"
"Udah sana abang keluar! Tia mau tidur"
"Dih, ngusir ngusir, awas di samping kamu ada yang nemenin" Ucap Devan menakut nakuti Tia.
"Nggak ada kok, udah sana! " Devan pun menutup pintunya.
"Bego abang gue, jadi takut nih kan" Ucap Tia lalu memakai selimut sampai ujung kepala dan tidur, agar tidak terlambat lagi besok.
|Keesokan harinya|
Tia berjalan menuruni anak tangga untuk sarapan terlebih dahulu.
"Tumben pagi pagi udah rapi? " Tanya Tia melihat abangnya sarapan pagi dengan memakai pakaian yang sangat rapi.
"Emang nya lo, jam 6 masih mandi"
"Eits jangan lupa abang juga ngebo kalo Tia bangunin"
"Yah, abang ke kampus dulu"
"Iya"
Setelah beberapa menit. "Abang!! Tungguin Tia!"
"Cepet! Kalo nggak cepet tinggal! "
"Yah Tia berangkat dulu, Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam"
Setelah sampai di depan rumah."Anjir nih abang gue, udah lari capek capek malah di tinggal "kesal Tia lalu memesan ojol di HP nya.
" Ini juga kenapa HP mati, padahal udah gue cas tadi malem" Tia terpaksa berjalan kaki menuju sekolah untuk menghindari terkena hukuman, kalaupun ia harus menunggu angkot lewat pasti akan memakan waktu lama.
Tia berjalan kaki menuju sekolahnya dengan segala umpatan yang ada di hatinya. Tiba tiba ada seorang laki laki yang hampir menyerempet nya, Tia hampir saja jatuh tapi ia bisa mengimbangi badannya.
"Woi! Punya mata gak sih lo, main nyerempet orang aja" Seru Tia kepada pengendara laki laki berpakaian seragam yang sama dengannya.
Begitu mendengar teriak kan ia langsung menghentikan motornya. Tia langsung menghampiri laki laki tersebut. "Punya mata tuh buat lihat, gak lihat ada orang di jalan" Ucap Tia kesal.
"Lihat, gue juga punya mata, seharusnya itu lo yang punya mata nggak, jalan kok hampir ketengah jalan" Balas si laki-laki
"Bodo, cepet anterin gue ke sekolah, lo sekolah di SMA Bangsa juga kan" Ucap Tia langsung menaiki motor si laki laki tersebut.
"Apaan apaan, turun lo"
"Nggak, cepet anterin! " Kekeuh Tia
Si laki-laki pun pasrah dan melajukan motornya ke sekolah mereka berdua. Setelah sampai ke sekolah mereka berdua turun.
"Udah gue masuk dulu, bye" Ucap Tia berjalan menuju kelasnya.
"Gila nih orang, gak tau terimakasih, keras kepala lagi"ucap si laki-laki lalu pergi menuju teman temannya.
Belum sampai ke kelas tapi ada yang mengganjal dihatinya. " Oh ya gue belum tahu nama dia, tapi ga penting juga nama dia"Tia berlalu menuju kelasnya.
"Woy para fans fans ku, Tia datang! " Ucapan Tia menggelegar di kelas XII Bahasa 1.
"Tianjing! budek telinga gue setiap hari gini" Ucap salah satu murid laki-laki.
"Sape lu ngubah ngubah nama orang"
"Gue?, gue anak nya manusia" Ucap murid laki-laki bangga menepuk dadanya.
"già, è inutile prendersi cura di quello che dici"
(dah lah,Gak guna banget gue ngurusin omongan lo)"Gue yakin, itu semacam umpatan" Ucap Si murid laki-laki.
"Ciao, come state tutti"
(Halo, apa kabar semua)"Ck, ngomong tuh pake Indo, mentang mentang bisa bahasa Italia" Balas Nadine
"Biasalah!" Sahut Ryan
"Eh gue pengin cerita" Ucap Tia, Nadine dan Ryan langsung mendekat pada Tia untuk mendengar ceritanya.
"Masak gue tadi hampir keserempet, mana ngga minta maaf lagi"
"Terus gimana? "
"Terus ya gue manfaatin lah, gue langsung naik motor dia terus kita sampe deh di sekolah"
"Kenapa lu jalan kaki biasanya kan diantar abang lu" Ucap Ryan
"Terus dia siapa namanya?" Tia menggeleng tanda tak tau.
"Lu sebutin deh ciri cirinya" Ucap Nadine
"Dia tinggi sekitar 183cm,hidungnya mancing, dia sekolah di sini, rambutnya di poni ke kek oppa oppa Korea, tampan juga sih, tapi dia ngeselin banget" Tia menceritakan segalanya.
"Wait! Itukan Revan, si ketua basket yang sering menangin piala piala untuk SMA kita"Ucap Nadine
"Betul juga, yang Tia ceritain sama kayak ciri cirinya Revan"
"Oo, emangnya kenapa Din"
"Masa lo nggak tahu, semua cewek disini pada tahu Revan itu siapa"
"Oo, ga penting juga"
Selang beberapa waktu guru mereka pun datang, dan keadaan seketika hening, untuk mendengarkan penjelasan pelajaran dari guru mereka.
Istirahat. Di lihat dari pintu kelas sudah terlihat banyak murid yang berhamburan pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong.
"Kalian sini gue mau bicara"
"Nanti pulang sekolah kita ke markas" Ucap Tia pelan
"Yaudah kita kekantin dulu"
"Oke"
"Tinggalin terus gue" Ryan menyusul Tia dan Nadine
"Makanya cepet, ga usah banyak drama" Ucap Nadine
Mereka bertiga sekarang sedang berjalan menuju kantin, tapi tertabrak oleh seorang laki-laki.
Bukk!
"Lo lagi, lo lagi" Ucap Tia
"Eh, eneng Tia sama Nadine,cantik banget hari ini" Balas teman laki-laki yang bername tag Satria.
"Ih sok kenal lu, padahal juga ga kenal" Ucap Nadine
"Biar kenal kita kenalan dulu, gue Satria" Kenalnya pada Tia, Nadine dan juga Ryan.
"Ini siapa? " Tanya Nadine menunjuk laki-laki disamping Revan.
"Gue Kenzo"
"Oo"
"Yaudah kita kekantin" Pamit Tia
Sebelum pergi Revan membisikan Tia sesuatu. "Kalo orang baik itu pasti bilang makasih" Ucapnya pelan di telinga Tia, lalu pergi bersama teman temannya.
Byurr...
----- ㅇㅇㅇ------
Gimana bagus nggak cerita nya
Saran dan kritiknya tulis di komentar ya:)
Jangan lupa Vote dan komennya ya••••
Terimakasih sudah membaca cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vincentia (HIATUS)
Genç Kurgu[Sebelum membaca Wajib Follow akun author ya 😊] Start:7 Mei 2021 🚫Plagiat dilarang mendekat! 🚫 Bagaimana kalau Mafia yang suka membunuh berakhir dipesantren? Comingsoon! Kalau penasaran, cus langsung baca ceritanya:) {Buat pembaca tersayang, j...